Bagian 27

148 12 0
                                    

"Maafin gua yaa. Gua cinta sama Lo" ucap Aca menatap lekat mata Bagas.

"Makasih sayang udah cinta sama aku" balas Bagas.

Bagas langsung membawa Aca ke dalam dekapannya "jangan gini ah jijay tau" ucap Aca seraya melepaskan pelukan Bagas.

Mereka berdua pun tertawa entah ada hal apa yang membuat mereka tertawa. Cinta yang dipendam oleh keduanya sudah berakhir. Kedua nya sama-sama saling mengungkapkan.

Bagas mempersilahkan Aca untuk masuk ke dalam apartemennya. Aca pun duduk di sofa yang berada di apartemen Bagas.

"Apartemen baru gak bilang-bilang"

"Niatnya mau kasih kejutan tau pas abis traktir kamu. Eh kamu malah ngambek" jelas Aga.

"Eh jangan aku-kamu dong geli tau!!!" Ucap Aca.

"Gpp biar terbiasa ca" balas Bagas menggoda.

"Ihh geli tau asli dahhh"

"Yaudah mau dipanggil apa?" Tanya Bagas.

"Aca aja kayak biasanya lah"

"Oke deh. Oiya ca makasih ya udah Nerima cinta gua. Tapi gua janji kok gak bakal pernah lupa kalau Lo pernah jadi sahabat gua. Bahkan kita bakal bisa sama-sama terus ca. Jangan tinggalin gua lagi ya ca" Ujar Bagas.

Aca mengangguk "iya enggak kok. Maafin gua ya kemarin sempet belum terima kenyataan aja" balas Aca.

"Kalau nikah sama gua mau gak ca?" Tanya Bagas membuat sang empu yang ditanya terkejut sampai membulatkan mata nya.

"Kata Lo kalau ada yang ngajak serius gak bakal ditolak. Ini gua serius ca. Lo juga udah kenal bibit bebet bobot keluarga gua malah kenal banget" ujar Bagas.

Aca masih belum mengedipkan matanya, ia masih terkejut dengan ajakan Bagas. Menurut Aca apa harus secepat ini.

Bagas melayangkan satu tangannya di hadapan wajah Aca "Hafsya Melati, mau gak nikah sama saya?" Ucap Bagas lagi. Sontak membuat Aca tertawa, tertawa karena bahasa Bagas terlalu formal.

"Ih kok ketawa sih ca. Gua serius tau!!!" Ucap Bagas seraya berdiri dari sofa nya dan menuju rooftop yang berada di apartemen nya itu.

Aca menghampiri Bagas "iya Aca mau ko nikah sama Bagas" balas Aca yang membuat Bagas berteriak dan meloncat-loncat kegirangan.

Bagas senang mendapat jawaban dari Aca. Tinggal menunggu waktu yang pas untuk berbicara kepada papa Aca. Tapi bagaimana dengan nasib perjodohan nya itu. Ayah nya tetep kekeuh untuk menjodohkan anaknya. Itu akan Bagas pikirkan nanti, sekarang dirinya sedang merasa bahagia.

Flashback on

Sebulan lalu, Bagas yang sedang duduk di ruang keluarga dengan ayah nya yang sedang fokus pada siaran berita di televisi.

"Mana calon mu? Katanya mau dikenalin" tanya ayah.

"Udah putus yah" balas Bagas.

"Kok bisa???"

"Bisa lah yah" balas Bagas.

"Terus gimana kamu? Mau ayah jodohin atau gimana?"

"Jangan yah jangan jodohin Bagas. Bagas udah punya calon yah cuma masih proses perkenalan" jelas Bagas.

"Siapa??" Tanya ayah "kalau kelamaan ayah akan tetap menjodohkan kamu dengan pilihan ayah" sambung sang ayah

"Ayah kok tega sihh!! Bagas kan punya pilihan sendiri tau" ucap Bagas.

"Ayah sudah janji kepada teman ayah. Jika kamu belum ada pasangan ya lebih baik ayah jodohkan"

"Tidak akan lama lagi kamu akan ayah kenalkan pada anak teman ayah itu" ucap ayah seraya meninggalkan sang anak.

Flashback off

Saat ini Bagas sedang berada di dalam mobil untuk mengantarkan Aca pulang kerumah. Karena sudah larut membuat Aca sudah terlelap di dalam mobil.

Bagas yang melihat Aca tertidur dengan wajah damainya, membuat lengkung senyum pada bibir Bagas mengembang.

Bagas mengelus puncak kepala Aca, dan terus melajukan kendaraannya untuk segera sampai ke rumah.

🍁🍁🍁

Keesokan paginya Bagas yang masih terlelap akibat tidur terlalu larut membuat dirinya merasa malas untuk bangun.

Aca yang sudah rapih dengan pakaian ke kampusnya pun segera ke ruang makan yang sudah ada mama, papa dan Ara.

Aca menarik kursi meja makan dan langsung duduk "semalem pulang malem banget ca, abis dari mana sama Bagas?" Tanya mama.

"Emang Aga gak kasih tau mama?" Tanya Aca.

"Kasih tau sih"

"Ngapain nanya Aca lagi?"

"Pengen denger aja versi alasan kamu"

"Huh" pekik Aca seraya menyuap sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Selesai memakan sarapannya Aca segera bergegas ke kampus dengan mengendarai motor nya. Karena, hari ini Aga tak ada jadwal kuliah jadilah Aca sendiri.

🍁🍁🍁

Setibanya di kampus Aca segera menuju ruang kelasnya. Aca melihat sosok Winda yang sudah berada di dalam kelas dengan fokus pada bukunya.

"Hai win" sapa Aca.

"Hmm" balas Winda

"Serius banget Lo"

"Iya lah biar cepet lulus"

"Ada waktunya kali"

Obrolan yang selalu mereka lakukan ketika menjelang akan dimulai perkuliahan selalu membuat rasa bosan dengan mata kuliah mereka hilang sejenak.

Merefresh otaknya dengan candaan-candaan kecil yang membuat kedua nya terkadang harus tertawa. Winda yang selalu curhat kalau suka sama kating yang bernama Aldi yang beberapa hari lalu mengunjungi Aca di perpustakaan.

"Nanti gua ada kumpulan sama anak beasiswa Lo ikut ya itung-itung nemenin gua sekaligus ketemu dambaan hati Lo si Aldi Aldi itu" ucap Aca berbisik, karena mata kuliah sudah dimulai.

Dengan semangat empat limanya Winda mengangguk dan mengacungkan jempol "anak pintar" ucap Aca seraya mengelus puncak kepala Winda.




Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang