Malam harinya Bagas sudah bersiap dengan pakaian kemejanya dan kedua orang tuanya pun sudah siap. Bahkan kedua orang tuanya harus menunggu Bagas yang dandan nya lama banget.
Setelah sekian lama menunggu Bagas, akhirnya orang nya pun keluar dari kamarnya. Penampilan nya yang sangat rapih dan terlihat kadar tampannya bertambah.
"Lama banget!!!" Pekik bunda, seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Sabar dong Bun, kan harus Perfect Bun"
"Perasaan ke kantor sama ke kampus dandannya gak lama banget" ujar ayah.
"Yaudah ayok nanti keburu malem" ucap bunda.
Mereka pun berjalan menuju keluar rumah. Lalu langkah mereka tertuju ke rumah Aca. Bunda sudah lebih awal memberi tau mama Aca bahwa dirinya akan bertamu malam hari. Mama pun sangat merespon dengan baik bahkan mama menyediakan makan malam untuk keluarga Bagas. Walaupun mama belum mengetahui tujuan kedatangan mereka.
Saat sudah di depan pintu rumah Aca, terlihat lah mama yang sudah siap menyambut kedatangan keluarga Bagas.
"Ya ampun sayyy, ditungguin kok lama sekali" ujar mama seraya cipika-cipiki dengan bunda.
"Lihat, bujang ku loh dandan nya ngalahin anak perawan jatuh cinta" balas bunda terkekeh.
"Ayo mari masuk" ujar bunda dan kemudian masuk ke dalam rumah diikuti Bagas beserta ayah dan bundanya.
Ayah, bunda dan Bagas yang dipersilahkan duduk pun langsung duduk di sofa yang berada di ruang tamu rumah kediaman Aca.
Mama, papa beserta Bagas sekeluarga sudah berkumpul dan hadir dengan bincang-bincang kecil.
"Ada apa nih pak Adi datang kemari? Pasti bukan cuma-cuma nih. Penampilan anaknya membuat saya pangling" ujar papa.
"Bisa saja kamu ndre" balas ayah, Adi Raditya ayah dari Bagas Raditya.
"Tidak biasanya loh bertamu dengan pakaian serapih ini. Bahkan saya hanya mengenakan kaos rumahan saja. Apa ada keperluan bisnis?" Ujar papa.
Bagas yang sedari tadi hanya senyum-senyum pun mulai angkat bicara "Boleh Aga bicara?"
"Silahkan nak" ujar papa, mempersilahkan Bagas untuk berbicara.
"Ehem.... Begini pa, kedatangan Aga beserta ayah dan bunda memang ada tujuan yang jelas. Mungkin papa gak akan yakin tapi Bagas mohon papa restuin Bagas sama Aca. Bagas ingin mempersunting Aca menjadi istri Bagas pa" jelas Bagas dengan jantung yang berdegup kencang.
"Eum... Bagas juga gak tau nih pa, sudah berapa lama Bagas ngerasain hal yang berbeda dari rasa persahabatan. Mungkin Bagas mencintai Aca pa, makanya Bagas takut untuk kehilangan Aca" sambungnya lagi.
Papa alias Andre Wijaya, seketika terlihat bingung dan tak tau harus apa. Sebenarnya ini adalah kabar baik untuk nya beserta keluarga. Ada keluarga baik-baik yang ingin mempersunting anaknya.
"Saya sangat senang sekali menerima nak Bagas menjadi menantu saya. Tapi keputusan berada di tangan anak saya. Anak saya pun tak mengetahui jika nak Bagas akan berkunjung ke rumah dengan tujuan baik"
Bagas tersenyum mendapat jawaban dari papa Andre. Bunda dan ayah mendengar itu pun ikut gembira.
"Gak nyangka bakalan punya besan depan rumah nih say" ujar bunda, kemudian mereka semua serempak tertawa kecil.
"Kalau begitu saya panggil anak nya yang akan memberikan jawaban" ujar mama seraya meninggalkan ruang tamu.
Sedangkan Aca yang di kamar sedang asik menonton film layar lebar yang sedang tayang di televisi. Berhubung besok ia harus masuk kampus lagi setelah weekend rasanya kegiatan ini dapat membuat penat Aca sedikit berkurang. Setelah mendengar curhatan dari seorang Bagas, Aca sedikit lega. Lega karena peran sahabat yang tak terganti, lega juga mendengar Bagas sudah menolak Bela.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu kamar Aca terdengar. Aca langsung bergegas bangkit dari atas sofa nya dan membukakan pintu kamarnya.
"Eh mam" ucap Aca selepas membukakan pintunya.
Mama melihat penampilan sang anak, baju piyama tidur berwarna pink dengan rambut yang dikuncir kuda namun sudah terlihat acak-acakan.
"Kenapa mam?" Tanya Aca bingung sebab mamanya tak banyak bicara.
"Yuk keluar" ajak mama, diikuti oleh Aca yang dituntun oleh sang mama.
Saat sudah di ruang tamu, Aca melihat sudah ada bunda, ayah, dan Bagas. Aca tersenyum ke arah ke tiga nya.
"Ada tamu untuk kamu. Kamu duduk" ucap papa meminta putrinya untuk duduk. Aca kemudian duduk tepat di samping mamanya.
"Ayo nak kamu langsung tanyakan pada anak ini" pinta papa kepada Bagas.
Aca terlihat bingung, ada apa ini? Dalam hatinya terus bertanya tanpa memperdulikan penampilannya sama sekali.
Bagas yang melihat Aca, membuatnya gemas oleh tingkah Aca yang polos. Bahkan ketika Bagas ingin melamarnya pun Aca tak memperhatikan penampilan sama sekali. Mungkin Aca tak tau menahu soal Bagas akan melamar nya makanya ia tak memepersiapkan dirinya seperti Bagas.
"Lo mau ngapain Aga, rapih bener" ucap Aca yang mampu di dengar oleh ayah, bunda, mama dan papa yang turut ada di ruang tamu.
"Ehemm...." Dehaman Bagas.
"Gua pengen lamar Lo jadi....." Belum selesai bicara, bahu Bagas di pukul oleh sang bunda.
Pukk...
Bagas meringis dan merintih pelan "kenapa Bun?" Tanya Bagas.
"Kamu kalau mau lamar cewek itu yang bener dong masa gua-lo sih ah" ujar bunda membuat seisi ruang tamu tertawa tapi tidak dengan Aca yang masih bingung dibuatnya.
"Iya iya Bun" balas Bagas.
"Dilanjut ya, Aca eumm gu.... Eh saya maksudnya, saya mau lamar kamu jadi istri saya. Bersedia kah kamu menerima saya?" Ucap Bagas yang mungkin terlalu formal.
"Hahahahahahahah, becanda ah" ujar Aca seraya tertawa.
"Aca serius. Kalau gua becanda mana mungkin gua bawa ayah sama bunda sih"
Seketika Aca terdiam dan membulatkan matanya bulat-bulat. Aca pikir ucapan Bagas itu lelucon, curhatan Bagas yang tadi siang untuk menolak Bela pun Aca kira hanya ucapan yang membuat Aca supaya mau mengajaknya bicara lagi. Aca mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Aca, itu ditunggu loh jawaban kamu" ujar sang mama yang membuat lamunan Aca terhenti.
"Lo serius ga?"
"Iya nih gua serius ih gak percaya banget. Nikah deh yuk sama gua"
Aduh jadi mau dilamar juga nih:')
Btw Aga formal amat😁Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...