Bagian 39

149 12 0
                                    

Seusai kuliah Aca langsung menuju ke tempat parkiran fakultas karena disana Bagas sudah menjemput Aca. Tetapi langkahnya terhenti ketika panggilan nama nya terdengar.

"Aca"

Aca menghentikan langkahnya kala namanya terdengar dipanggil "udah gak ada matkul?" Tanya Aldi.

"Iya"

"Mau langsung pulang atau gimana nih?"

"Mau ada perlu"

"Yaudah aku antar yuk. Kebetulan lagi senggang"

"Udah dijemput kak, maaf" ucap Aca, langkah Aca terhenti lagi kala namanya dipanggil untuk keduakalinya.

"Aca, tunggu"

"Ada apa lagi kak?"

"Follow balik Instagram aku ya ca, kebetulan kemarin aku nemuin Ig kamu tapi Ig kamu diprivat"

"Oke kak nanti. Aca duluan" balas Aca seraya meninggalkan Aldi.

Aca melangkah dengan tergesa, ketika matanya telah menangkap keberadaan Bagas yang menunggunya di bawah pohon rindang.

Aca memegang pundak Bagas "maaf lama yaa"

Bagas menggeleng "gak terlalu"

"Itu tadi si Aldi ribet banget make mau nganter aku coba"

"Oh pantes lama ngobrol sama gebetan dulu sampai lupain calon suaminya nunggu" ujar Bagas seraya memakaikan helm ke kepala Aca.

Aca mencubit perut Bagas, sehingga sang empunya meringis "awww, kebiasaan KDRT nih bocah"

Aca langsung naik ke motor Bagas, dan Bagas melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang stabil.

Tujuan pertama mereka yaitu tempat percetakan undangan pernikahan mereka. Setelah itu Bagas mengantar Aca untuk mengunjungi tata rias untuk merias dirinya saat hari-H pernikahan.

Setelah dua tempat yang mereka kunjungi sudah terpenuhi. Saat nya mereka Qtime sebelum menikah. Mereka mengunjungi swalayan, toko bunga, dan tujuan mereka terakhir mengunjungi toko sovenir untuk kenangan-kenangan yang mereka berikan kepada tamu undangannya.

Perdebatan sering terjadi dalam memilih suatu hal terkadang Aca yang harus mengalah tetapi lebih sering Bagas yang mengalah untuk Aca.

"Mending ini deh, bagus dan berkesan mewah tau" ujar Aca seraya memegang salah satu sovenir yaitu sebuah mug keramik.

"Terlalu besar buat ukuran sovenir ca"

"Tapi berkesan tau, nanti kan dicetak nama dan foto kita" ujar Aca.

"Maaf mba, mas ini jadinya yang mana ya?" tanya penjaga toko sovenir tersebut.

"Sebentar ya mas, saya lagi bicarakan dulu" balas Aca.

Bagas menoleh ke arah Aca, tega sekali Aca dirinya bisa menyebut penjaga toko ini dengan embel-embel mas, sedangkan Aca ke Bagas tak menggunakan embel-embel sedikit pun.

"Ini jadinya yang mana Aga? Kenapa malah liatin aku sih? Aku tetep mau mug yang jadi sovenir kita"

"Yaudah terserah!" Ujar Bagas, mood Bagas telah hilang dibuat oleh calon istrinya ini.

Setelah memberi keputusan Aca memesan sovenir untuk pernikahan sejumlah 5000 mug. Undangan yang mereka cetak pun sebanyak 5000 lembar undangan. Lusa undangan sudah jadi tinggal disebarkan.

Saat ini keduanya sedang berada di angkringan, sudah dua hari mereka makan malam di angkirangan tempat yang sering mereka kunjungi.

"Aga kenapa sih cemberut aja" ujar Aca, yang tak mendapat balasan dari sang empu yang ditanya.

"Masa dari tadi gua didiemin. Gua salah apa coba sama Lo?"

"Pikir sendiri"

"Nyebelin lo" balas Aca.

"Gua mau pulang, Lo makan sendiri aja!!" Ujar Aca seraya melangkah meninggalkan angkringan tersebut.

Bagas mengusap wajahnya dengan gusar. Ternyata mempersiapkan semuanya membutuhkan tenaga yang ekstra. Belum memulai bahtera rumah tangga tetapi kekuatan cinta mereka sudah diuji.

Bagas mengejar langkah Aca yang belum terlalu jauh dari angkringan tersebut.

"Maaf Aca" ucap Bagas seraya mencekal tangan kanan Aca.

"Gua mau pulang!!!" Pekik Aca meninggalkan Bagas.

"Tunggu dulu ihh, maafin gua ya" ucap Bagas lagi "yuk kita pulang" sambung Bagas lagi.

Bagas terus menggandeng tangan Aca menuju tempat angkringan dan membayar pesanan yang batal mereka santap. Lalu kembali menuju motor yang terparkir dekat dengan tenda angkringan.

Setelah sampai rumah, Aca langsung masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Bagas. Aca kesal dengan bagas, Aca gak tau salahnya apa tapi malah didiemin aja.

Aca masuk ke dalam rumah dan mendapati mama yang sedang berada di ruang keluarga. Kemudian Aca duduk di sebrang mama.

"Kenapa muka ditekuk kayak gitu?" Tanya mama menutup majalah kecantikannya.

"Kesel banget aku sama Bagas ma, masa dari sepulang mesen sovenir dia diemin aku. Setidak nya kalau Aca ada salah di kasih tau gitu loh jangan didiemin" ocehan Aca, mama yang mendengar itu hanya senyum-senyum saja.

"Oh... Mungkin Bagas capek sayang dia kan ke kantor. Terus gimana rencana pernikahan kalian?"

Aca berdiri dari sofa, hendak meninggalkan sang mama yang sedang santai "jangan bahas, lagi gak mood" ucap Aca seraya melangkah kan kaki ke arah kamar.

Sedangkan Bagas yang sama merasa bete dibuat oleh Aca, hanya memasang wajah tanpa ekspresi. Sampai ia harus masuk ke dalam rumah dengan lemas. Membuat ayah dan bundanya kebingungan.

"Kenapa Aga?" Tanya bunda.

"Kesel Bun, jangan tanya dulu" ucap Bagas seraya meninggalkan kedua orang tuanya.

Bagas masuk ke dalam kamarnya, dan mengambil ponsel miliknya lalu memencet tombol yang mengarahkan kepada nama "Damar" ia akan menghubungi Damar. Jika sedang ada masalah dengan sahabatnya yang akan dinikahinya, masa Bagas menceritakan kepada Aca juga, kan itu tidak lucu.

"Halo, ada apa bro?" Tanya seorang diseberang sana.

"Arghhh, frustasi gua"

"Lah bocah ngapa yaa?"

"Aca marah sama gua gara-gara gua diemin dia" jelas Bagas.

"Emang Lo ngapa diemin dia Parjo?" Tanya Damar.

"Ya gua kesel lah sama dia. Apa susah nya dia manggil gua dengan sebutan mas sedangkan ke penjual sovenir dipanggil mas kan gua kesel" curhat Bagas.

Terdengar suara tawa disebrang sana "hahahaha kampret gegara kek gitu doang. Eh bro Lo mau nikah, emang ujian mah Dateng kapan aja, siapin mental biar kuat bro. Jangan nyerah cuma karena hal kayak gitu doang cuyyy" ujar Damar.

"Iya iya iya sip. Makasih lo udah mau dengerin curhatan gua. Terus apa yang harus gua lakuin sekarang?"

"Kirim chatt ke doi lah bilang minta maaf. Apa susahnya sih minta maaf"

"Oke makasih bro sarannya. Emang paling best dah Lo" ucap Bagas yang kemudian memutuskan sambungan telponnya itu.

Sedangkan Aca langsung tertidur pulas dengan kondisi nya yang sedang kesal dengan Bagas. Bagas pun langsung melanjutkan pekerjaan kantor nya yang belum selesai. Ia juga sempat mengirim pesan untuk meminta maaf kepada Aca. Namun, tak ada balasan. Mungkin Aca sudah tidur pikirnya.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang