Saat ini Aga dan Aca sedang berada di rumah Aca tepatnya di ruang keluarga. Aca yang selalu telaten mengajarkan Aga sampai Aga mampu memahami materi.
Belajar yang beberapa hari lalu terasa tak asik karena saling diam satu sama lain. Malam ini suasana belajar terasa hangat kembali.
"Udah nih ca. Gua gak mau ketemu matematika lagi pokonya kalau udah kuliah" ucap Aga memegangi kepala nya yang mungkin sudah frustasi dengan pelajarannya itu.
"Udah lumayan nih ada kemajuan" balas Aca yang terus meneliti hasil pekerjaan Aga.
Aga mengelus rambut nya "gua gitu lohhh. Bagas Raditya yang cerdasnya kebangetan" ucapnya dengan gaya tengil.
"Cihhhhh. Jijayy" balas Aca seraya menjulurkan lidahnya.
Setelah selesai kegiatan rutinnya Aca dan Aga merapihkan segala alat-alat tulisnya. Mereka masih dengan posisi yang sama, duduk di atas karpet dan saling berhadapan.
Aca melipat tangan di atas meja dan menumpu kan kepalanya di atas tangannya.
Aca melirik ke arah Aca "jadi beneran Lo di jodohin sama ayah?" Tanya Aca.
"Iya ca" balas Aga yang sedang membuka ponselnya.
"Kenapa?"
"Hah" pekik Bagas.
"Iya kenapa dijodohin????" Tanya Aca.
"Mungkin ayah udah gak kuat untuk punya cucu makanya pengen jodohin gua" balas Bagas.
Plak...
Aca memukul lengan tangan Bagas "serius onye!!!" Ucap Aca.
"Seriusan lah gua ca. Terus gua terima sih penawaran ayah, biar gua cepet punya bini" jawab Bagas dengan cekikikannya.
"Ihhh seriusan dong Aga!!!!" Ucap Aca sedikit berteriak.
"Lah ca beneran seriusan. Itu mau ayah jadi ya gua terima lah. Lagian Lo bentar lagi berangkat ke luar negeri jadi saat nya gua beristri" ujar Bagas.
Aca yang mendengarnya termenung. Dirinya meninggal kan Aga dan Aga akan mendapatkan jodoh yang sudah pasti tepat.
"Tapi kalau gua nikah Lo harus Dateng yaa!!! Nanti gua bikinin surat ijinnya dah" ucap Aga dengan cengiran kudanya.
Aca menganggukkan kepalanya tanda setuju. Hatinya hancur ketika mendengar Aga akan menikah. Bagaimana jika hidup Aca harus bersaing dengan seorang wanita yang nanti menjadi istri Aga.
"Arghhh" erang Aca.
Sontak membuat Aga menoleh ke arah Aca "eh Gila kenapa Lo onye???" Tanya Aca memegang dahi Aca.
Aca melepaskan tangan Aga dari keningnya "ishhh" dumel Aca.
"Udah sonoh pulang Lo!! Samperin istri Lo!" Ucap Aca lagi seraya berdiri dan menuju ke arah kamar.
"Eh Aca? Ngapa si bocah nya gak danta amat Lo" balas Aga yang seraya berdiri juga.
Aga menyusul Aca dan langsung menarik tangan Aca supaya sang empu nya berhenti melangkahkan kakinya.
"Jangan cemburu dong ca" ucap Aca dengan gaya menggodanya.
Plak...
Aca memukul lengan Aga dengan keras "kagak!!!" Bentak Aca dan melanjutkan langkah kakinya ke arah kamar dengan menghentakkan kakinya.
Hati Aga berbunga, sepertinya ia berhasil membuat Aca nya kesal. Aga kembali pulang ke rumahnya.
🍁🍁🍁
Sepulang dari rumah Aca, Aga langsung menuju pulang dan sekarang sedang berada di kamar nya bersama Damar.
Damar sedang berada di rumah Aga, karena sedang masa galau nya. Katanya, Damar galau sebab akan lulus sekolah. Dia tak bisa sering bertemu dengan kekasihnya Laras.
"Laras masih ngambek sama Lo?" Tanya Aga yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur dengan berbantal menggunakan kedua lengannya.
"Iya kata nya kalau dia kangen bakalan susah buat ketemu" jelas Damar seraya menatap keluar jendela.
"Yaelah kalian berdua tuh bucin banget!!!" Ucap Bagas seraya melemparkan bantal kepada Damar.
"Ya gimana ya namanya juga cinta. Sulit untuk dimengerti. Apalagi buat Lo yang sama sekali gak berpengalaman" tutur Damar.
"Kata siapa gua gak berpengalaman cuy?" Jawab Aga.
"Kata gua barusan, emang Lo gak denger? Apa conge kali???" Balas Damar tak kalah nyolotnya.
"Justru sekarang kayaknya gua lagi ngerasain itu cuyy" ujar Aga.
Membuat Damar mendekat ke arah Aga yang sedang berada di atas tempat tidurnya.
"Sama Farah?" Tanya Damar. Aga menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Terus???" Tanya Damar, yang sepertinya Damar sudah mulai kepo.
"Aca" balas Aga singkat padat dan jelas.
Damar ber-ohria "Ouhh" lalu matanya melotot "apa? Aca?" Sambungnya lagi.
Bagas mengangguk dan tersenyum ke arah Damar."Gila, sakit jiwa Lo. Parah, masa suka sama sahabat sendiri sih bego!!!" Ucap Damar seakan tak percaya.
"Gua gak tau pasti ini perasaan udah dari kapan dan udah berapa lama. Yang jelas gua gak rela setiap liat Aca Deket sama cowok lain, gua kayak ngerasa tersayat-sayat gitu" jelas Aga.
Damar malah dibuat pusing oleh Aga, masalah dengan Laras belum beres, lalu sudah ditambah dengan masalah sahabatnya ini. Jelas-jelas sahabatan eh malah jadi cinta.
Damar berdiri, lalu menaruh kedua tangannya di pinggang dan dia mulai mondar-mandir.
"Ah parah si Lo ga" ucap Damar yang masih dengan mondar-mandir tak karuan.
Bagas yang tak perduli dia hanya terdiam, tak menggubris apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu.
"Dari kecil Lo sama dia, dan wow parah si Lo" ucap nya lagi.
Bagas berdiri, menuju ke arah jendela yang ada di kamar nya dan menatap ke arah luarnya "iya gua gila, sakit jiwa, suka kok sama sahabat sendiri. Tapi ini yang gua rasain. Semua yang gua lakuin sama Aca itu udah jadi keharusan dalam hidup gua Dam. Bertahun-tahun gua sama dia, dan gua baru ngerasain rasa yang kek gini nih. Gua juga gak tau pasti" jelas Aga yang masih setia memandang ke arah luar jendelanya.
"Sumpah gua gak tau ga mau ngomong apaan. Kek gak percaya gitu gua sama perasaan Lo" balas Damar.
"Gua mohon sama Lo. Jangan kasih tau ke Aca ya. Biarin aja gua yang mendem ini semua. Gua cintai dia dengan cara gua, dengan cara mencintai dalam diam. Gua gak mau Aca tau dan dia bakalan marah atau mungkin ngejauh dari gua" ucap Aga.
Damar mengangguk dan setuju dengan keinginan Aga. Damar akan membantu sahabatnya ini yang selalu ada saat dia butuh.
Mencintai dalam diam menurut Bagas mungkin tak terlalu rumit. Mencintai dan itu belum tentu dicintai. Terkadang bisa saja bertepuk sebelah tangan. Mungkin, Bagas harus kuat-kuat menjalaninya, menahan perasaan nya yang entah akan terbalas atau tidak sama sekali.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...