Bagian 13

161 12 0
                                    

Saat ini Aca dan Aga berada dalam kelas sedang mengikuti pelajaran tambahan. Aca yang fokus dengan penjelasan dari gurunya dan Aga pun sama tetapi Aga tak bisa tinggal diam selalu melirik ke arah Aca.

"Nanti pulang bareng Yuda?" Bisik Aga yang masih fokus pada papan tulis yang sudah terdapat banyak rumus.

Aca menoleh ke arah Aga "Iya" seraya tersenyum.

"Ouhhh.... Yaudah take a care. Gua juga anter Farah dulu" ucap Aga.

"Ouhhhh" balas Aca tak memperdulikan. Padahal Aca merasa sakit di dalam hati yang paling dalam.

Aca melanjutkan fokusnya. Mencoba menguatkan hati, mencoba tak terjadi apa-apa. Mencoba menerima bahwa dirinya dan Aga hanya sebatas sahabat. Mencoba menerima bahwa kelak Aga akan memiliki seorang istri yang selalu mendampinginya.

Saat sudah selesai jam tambahan akhirnya selesai juga. Aca merapihkan peralatan alat sekolahnya begitu juga Bagas.

Bagas memasukkan bukunya ke dalam tas "ca gua mau dijodohin sama bokap. Makanya gua mau mutusin Farah" Ucap Bagas.

Aca mengehentikan aktivitasnya "hah? Seriusan? Ayah jodohin Lo?" Tanya Aca yang masih tak percaya.

Bagas mengangguk pertanda sebagai jawabannya "terus Lo terima? Sedangkan Lo udah punya Farah?" Ucap Aca lagi.

"Iya gua terima lah" balas Bagas. Sebenarnya tak jawaban Bagas tak ada benar nya sama sekali. Bahkan Bagas bilang kepada kedua orang tua nya sudah memiliki kekasih sehingga menolak perjodohan nya itu.

Aca masih tidak percaya dengan apa yang Bagas katakan. Kalau Bagas dan Farah tidak lagi bersama itu sangat baik untuk Aca, sebab Aca tak akan merasakan panas di hatinya ketika melihat Bagas dan Farah. Tapi, kalau harus dijodohkan apa Aca akan sanggup menerimanya.

🍁🍁🍁

Sepulang sekolah tadi Aca sudah dijemput oleh Yuda dan Yuda menunggu nya tepat di depan gerbang sekolah.

Saat ini keduanya sedang berada di salah satu mall. Aca meminta Yuda untuk mengantar nya ke toko buku. Aca akan membeli novel yang baru terbit.

Aca sedang memilih novel yang berada pada jajaran rak-rak nya. Novel drama-drama romantis.

Hal itu mendapat tatapan dari Yuda "kamu kan mau ujian ca. Masa beli nya novel" ucap Yuda seraya menyilang kan tangan nya di bagian dadanya.

"Iya kan ini buat refreshing sebelum ujian tau! Hidup itu harus dinikmati dan disyukuri, jangan dibuat serius terus, nanti bakalan bosen" ujar Aca yang masih fokus untuk memilih-milih novel yang akan dipinangnya.

"Ya tapi kan kamu harus fokus sama ujian terus beasiswa kamu deh" ucap Yuda

"Kalau kamu kuliah di luar negeri kan aku bangga sama kamu tau. Aku bisa pamer sama temen-temen yang ada di sosmed maupun yang gak di sosmed. Jadi mereka bakalan bilang ke aku, kalau aku punya cewek hebat" ucap Yuda.

Aca yang mendengarkan itu tetap fokus pada novelnya. Sudah jengah dia mendengarkan Yuda seperti itu. Aca meninggalkan Yuda tanpa menggubris perkataannya.

Yuda mengikuti Aca dari belakang. Aca menuju ke arah kasir untuk membayar novel yang akan dipinangnya.

Setelah dari toko buku Aca dan Yuda pergi ke restauran yang berbau makanan khas Jepang.

Saat menunggu pesanan datang "kamu jadikan kuliah di luar negeri?" Tanya Yuda meyakinkan Aca. Sebab, Yuda sangat mengharapkan Aca menjadi mahasiswi yang kuliah nya di luar negeri. Supaya nama Yuda ikut tercemar baiknya.

"Iya. Tapi gak tau juga belum pasti" jawab Aca seadanya.

"Kenapa? Kok belum pasti. Harus pasti pokoknya!!" Balas Yuda lagi.

"Kalau emang itu takdir aku ya pasti aku jalanin. Tapi kalau bukan yaudah mau diapain lagi" ucap Aca dan tidak lama kemudian pesanan Aca dan Yuda datang, segera kami menyantapnya.

Setelah selesai Aca dan Yuda meninggalkan mall. Yuda mengantarkan Aca sampai rumah nya. Itu adalah kegiatan rutin Yuda saat resmi menjadi kekasih Aca. Meski mereka beda sekolah Yuda selalu menyempatkan waktu untuk menjemput sang kekasih.

Aca turun dari motor milik Yuda "thanks yaa yud" ucap Aca deretan merapihkan tatanan rambutnya.

"Sama-sama honey" balas Yuda dengan manis.

"Ehem... Jadi kapan aku dikenalin sama mama papa kamu?" Tanya Yuda.

Sontak membuat Aca kaget dengan pertanyaan itu. Belum genap dua Minggu sudah ingin bertemu mama dan papa. Mama dan papa Aca hanya mengenal pribadi Aga. Karena, saat bersama Aga, Aca tak pernah mengenalkan cowok mana pun.

Ketika Aca menginjak bangku SMP memang dia memiliki kekasih namun, tak pernah satu orang pun yang ia bawa ke rumah dan di kenalkan kepada kedua orang tuanya.

Bagas pun sama ketika SMP selalu rutin gonta-ganti pasangan. Korbannya adalah sahabat baik Aca ketika SMP yaitu Nanda. Nanda yang sekarang sudah tenang di alamnya. Nanda yang pergi meninggalkan dunia akibat kecelakaan yang sangat tragis.

"Ca....??? Gimana??" Ucap Yuda membuat Aca terkejut sebab Aca sedang melamun.

"Hm... Lain waktu aja ya, soalnya mama papa tuh lagi sibuk banget" balas Aca mencari alasan.

"Yaudah kamu hati-hati. Sekali lagi makasih" ucap Aca secara tidak langsung mengusir dengan cara halus.

"Ouh gitu yah. Yaudah next time deh ketemu sama mereka nya. Aku pulang honey" ucap Yuda yang mendapat balasan anggukan dengan cepat.

Tak lama dengan kepergian Yuda datanglah cowok yang tinggal di sebrang rumah nya itu. Siapa lagi kalau bukan Bagas Raditya.

"Ciyee abis ngapel" teriak Aca yang membuat Aga menoleh ke arah Aca.

Niat Aca yang ingin segera masuk ke rumah ia urungkan. Ia menatap lekat gerakan dari Aga. Aga yang sedang memarkirkan motornya dalam halaman rumahnya. Lalu berjalan ke arah Aca dengan gaya nya yang sok cool.

Setelah Aga berada dekat Aca, ia melakukan hal yang selalu dilakukan mengacak rambut Aca dengan gemas "uuuhhh sotoyyy dahhh. Bukannya Lo yang abis kencan sama laki Lo yang sok bad boy" ledek Bagas.

Bugh...

Aga mendapat pukulan di bagian dadanya yang sukses membuat sang empunya meringis.

Mereka saling pandang beberapa menit. Lalu Aca memutuskan kontak mata dengan Aga dan seraya menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal itu.

"Eum gua masuk dulu ya" ucap Aca sedikit gerogi. Dalam hati Aca bertanya perasaan apa ini yang terjadi pada dirinya.

Aga mengangguk "eum jangan lupa nanti malem gua ke rumah Lo" ucap Aga yang tak kalah membuat jantung Aca merasa berdegup lebih cepat.

Aca mengangguk tanda setuju dan meninggalkan Aga sendiri dengan gerakan cepat. Bisa-bisa dia akan kena serangan jantung jika harus berhadapan pada situasi seperti itu dengan Aga.




Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang