Bagian 37

138 13 0
                                    

Hari berlalu begitu cepatnya, seakan tau keinginan Aca bahwa ia ingin segera menyegerakan hal yang diinginkan dengan Bagas.

Sabtu pagi yang cerah setelah kesibukan hari-hari lalu yang dijalanin oleh Aca. Saat ini dirinya sedang bersiap-siap karena hari ini adalah hari spesial nya dengan Aga.

Dirinya sudah siap, acara pertunangan dengan Bagas diadakan di sebuah resort yang tak jauh dari kediaman mereka. Acara yang diadakan bertema outdoor.

Bagas sudah berada di sebrang Aca dan ia berdiri memegang microfon supaya suara yang ia katakan dapat terdengar.

"Hafsya Melati, Bismillahirrahmanirrahim. Sudah banyak tahun kita lewati menjadi seorang sahabat. Berbagi suka dan duka bersama. Selama bertahun-tahun itulah aku menyaksikanmu bersama beberapa laki-laki lain. Mereka datang dan pergi, menyakitimu dan meninggalkanmu. Aku tahu hari-hari berat untukmu dan aku selalu ada di sampingmu. Yaitu karena aku sahabatmu. Hingga aku sadar, Kamu tidak butuh mereka. Kamu butuh aku menjadi sahabatmu. Untuk itu, hari ini, aku akan tetap memintamu jadi sahabatku. Sehidup semati, kini dan nanti hingga selamanya. Maukah kamu menikah denganku, menjadi ibu dari anak-anak ku kelak?" Ujar Bagas dengan jantung yang sudah lari maraton.

Aca yang terharu dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Aga sempat menitihkan air mata haru. Aca berdiri dari duduknya dan bersiap untuk menjawab.

Aca tersenyum ke arah Bagas dan sesekali menebar senyum pada para tamu "Bismillahirrahmanirrahim. Dengan kekuatan hatiku yang entah sejak kapan mulai mencintaimu. Aku terima kamu menjadi calon suami ku dan menjadi calon ayah bagi anak-anak kita kelak. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik yang pernah ada di dunia" ujar Aca, yang disambut dengan suara riuh tepuk tangan para tamu.

Kemudian Bagas menyematkan cincin kepada jari kiri Aca. Bagas mengecup tangan Aca singkat. Begitu sebaliknya Aca memasangkan cincin kepada jadi Bagas.

Para tukang foto pun tak ketinggalan untuk memotret kemesraan keduanya. Setelah acara resmi diadakan para tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang telah disediakan.

Aca, Aga, Damar dan Winda sedang berada di meja yang sama untuk menikmati makanan yang telah disediakan.

"Gak sangka gua bro, jadi juga sama Aca" ujar Damar seraya menggeleng kan kepalanya.

"Tau gak ca. Gua sebenarnya udah tau kalau Bagas nih diem-diem suka sama Lo"

"Wah buka kartu nih" balas Bagas. Aca pun terkejut mendengar perkataan dari Damar. Jadi sudah berapa lama Bagas menyimpan rasa untuknya.

"Jangan dengerin kata dia yaa ca" ujar Bagas mengelak.

"Aku percaya sama Damar" balas Aca.

"Masa lebih percaya sama dia sih dari pada calon suami kamu sayang" rengek Bagas.

"Idihhh Agaaaa. Geli napah ih jangan panggil itu napah"

"Biar terbiasa tau sayang" balas Bagas. Winda dan Damar hanya bisa tertawa melihat tingkah sahabatnya.

"Gimana Bela? Udah gak ganggu Lo lagi kan" tanya Winda.

"Enggak malah gak pernah ketemu lagi. Dia gak pernah nongol lagi dan semoga dia gak pernah hadir lagi" ujar Aca.

"Aamiin deh semoga ya ca" balas Winda.

Selepas berbincang-bincang saat nya mereka berfoto-foto. Winda sudah berjanji akan merahasiakan jika Aca telah bertunangan dengan Bagas dari teman-teman kampusnya. Tapi jika akan menikah Aca berencana mengundang teman-teman kampusnya.

Raut wajah bahagia Aca dan Aga yang terpancar berseri-seri membuat para tamu ikut bahagia merasakannya.

Bahkan Aca tau jika kak Aldi menyukai nya, kiriman cokelat yang diberikan itu di dalam suratnya mengatakan bahwa Aldi menyukai Aca sejak pertama bertemu.

Flashback on

Selepas pulang kampus Aca merebahkan tubuhnya di kasur, ia teringat tentang coklat itu. Ia kemudian membuka tas nya dan mengambil cokelat dan sepucuk surat itu.

Dear Aca.

Hai Ca. Maaf lancang, makan cokelat pemberian aku ya! Aku suka sama kamu sejak pertemuan pertama kita. Aku berharap cintaku tak bertepuk sebelah tangan.

Aldi Mahaputra

"Kating Gilak!!!" Pekik Aca.

Bahkan dirinya hanya menganggap kating nya itu sebatas teman tak lebih, haduh rumit. Aca segera keluar kamar dan berlari menuju rumah Bagas.

Saat sampai disana ia mendapati bunda dan bertanya kepada bunda dimana keberadaan anaknya itu. Ternyata anaknya sedang berada di kamar. Tak tinggal diam Aca langsung menghampiri Bagas yang sedang berada di kamarnya itu.

Bagas sedang berada di atas tempat tidurnya dan memejamkan matanya. Aca pun langsung memukul-mukul Bagas dengan gulingnya.

"Aga bangun deehh!!! Penting nih penting banget" teriak Aca dengan suara yang lumayan melengking.

"Agaaaa bangun gak atau kita batal nikah!!!" Ucapnya lagi yang membuat Bagas langsung menegakkan badannya.

"Apa sayang??" Tanya Bagas dengan mengucek matanya.

"Kak Aldi masa suka sama gua!!! Ilfil banget gak sih ihhhh gak suka deh guaaa!!!" Ocehan Aca yang mampu membuat Bagas membulatkan matanya.

"Seriusan kamu?"

"Iya" balas Aca menyodorkan cokelat beserta suratnya.

Bagas membuka surat itu dan membacanya "yaudah Lo jangan deket-deket dia lagi. Gua denger-denger dari anak ekonomi dia tuh type cowok playboy tau, mantannya dimana-mana" ujar Bagas.

"Siapa juga mau sama dia ihhhh"

"Yaudah kamu kalau gak ada perlu apa-apa gak usah ketemu sama dia. Lagian aku gak suka tuh kamu deket-deket sama dia"

"Bilang aja Lo cemburu" ucap Bagas.

"Iya. Siapa yang gak cemburu pacar aku dideketin sama orang lain"

Aca mendengarnya pun tersenyum dan langsung memeluk tubuh Bagas dengar erat. Rasanya tak ingin dilepaskan sampai kapan pun.

Biarkan dia menyukai Aca, asal hati Aca sudah dimiliki oleh Bagas Raditya. Sahabat Aca, pacar Aca, dan calon imam Aca.

Flashback off

Prosesi pertunangan berjalan dengan lancar, sanak saudara besar yang menjadi tamu inti pada acara ini pun sudah kembali pulang ke rumah masing-masing.

Tinggalah keluarga Bagas dan Aca yang masih berada di resort tersebut, seraya membicarakan soal pernikahan mereka yang akan datang. Rencana nya dua Minggu lagi akan diadakan prosesi pernikahan Aga dan Aca.

Perasaan Aca yang tak karuan, rasanya ia tak sabar ingin dipersunting oleh sahabatnya itu. Bagas yang sama tak sabarnya serta deg-degan yang tak karuan memikirkan bagaimana mengucapkan ijab qobul di depan papa, keluarga besar, teman-teman serta para tamu yang lainnya.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang