26~Benci untuk Mencinta 2

151 14 0
                                    

Sudah 3 hari lama nya Aca menghindari untuk bertemu dengan Bagas Raditya. Aga yang terus berusaha menemui Aca, untuk meminta maaf pada Aca soal ungkapan hatinya.

Aca yang selalu mengabaikan Bagas mulai hari itu hidupnya terasa lebih hampa. Aca juga belum siap jika ia harus kehilangan sosok yang selama ini selalu ada untuknya.

Hari ini Aca sedang bersama Winda di perpustakaan "ca, masih marah sama Bagas?" Tanya Winda.

"Gak marah. Cuma gua gak siap aja. Lo tau sendiri kan Bagas itu sahabatan sama gua udah lama ya kali .... " Menggantungkan kata-katanya seraya berpikir kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ketika ia bersama Bagas "ihhhhh gak banget. Masa sih gua sama Bagas ih gak deh" sambung Aca.

"Namanya jodoh kan gak ada yang tau ca"

"Gak sama sahabat sendiri juga kali" balas Aca.

"Tapi kalau gua liat-liat nih pas Bagas Deket sama temen kelasnya muka Lo suka kesel gitu ah, Lo tuh sebenernya juga demen tau sama Bagas kalau gua liat" ujar Winda.

"Ah Lo mah ngaco, b aja tau!!" Balas Aca.

Aca dan Winda pun keluar perpustakaan untuk menuju ke kantin. Sebenarnya Aca ingin langsung pulang ke rumah. Namun, ia urungkan karena Winda yang sudah tak tahan untuk menahan rasa laparnya.

Bagas yang sedang berada di kantin dengan para wanitanya dan ia hanya duduk terdiam sampai tak sadar akan kedatangan Aca. Semenjak Aca menjauhi Bagas, para fans Bagas mengetahui kalau Bagas dan Aca putus. Mereka tau nya Bagas dan Aca adalah sepasang kekasih.

"Tuh liat aja dia punya cewek banyak bener Win. Pasti dia tuh ngomong gitu bercanda" ujar Aca.

Winda menoleh ke arah Bagas "eh kalau cewek dia banyak dia udah godain tuh cewek-cewek. Dia udah modusin lah ini apaan bengong doang ca"

Aca melihat ke arah Bagas "kok dia keliatan kurus sih. Apa selama ini gak makan" ujar Aca dalam hati.

Semenjak kejadian hari itu, Aca tak lagi melihat Bagas. Bertemu hanya di kampus, dan di rumah sama sekali tak pernah melihatnya atau bertemu. Tiga hari tanpa Aga tak ada yang berarti.

"Heh malah bengong"

"Mikirin apa sih ca?" Tanya Winda.

"Gak mikirin apa-apa" jawab Aca. Padahal pikirannya selalu tentang Bagas, tetapi mulutnya selalu berkata benci Bagas.

Mereka kemudian menyantap pesanan mereka. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.

🍁🍁🍁

Aca berdiri di depan rumahnya dan menatap sendu ke arah sebrang rumahnya yang disana terdapat rumah Bagas.

"Kok Bagas gak keliatan ya" ucap Aca lirih.

"Dorr"

"Ih Ara kampret deh.... Kaget tau!!!" Balas Aca.

"Kenapa sih kak? Liatin apah?" Tanya Ara.
Ara melihat mata Aca yang mengarah ke rumah Aga.

"Oh kak Aga. Kak Aga gak di rumah" ucap Ara dan meninggalkan Aca masuk ke dalam rumah.

Aca yang mengetahui jawaban dari sang adik pun langsung menyusul nya ke dalam rumah. Saat sudah mendapati adiknya Aca langsung menarik lengan tangan adiknya untuk masuk ke dalam kamar Aca.

"Apa sih kak?"

"Kemana kak Aga? Kamu tau?"

"Tau"

"Dimana?"

"Siapa?"

"Kak Aga"

"Ouh"

"Kok oh doang sih, dimana kak Aga, Ra???" Kesal Aca dengan adiknya.

"Semalem bunda kesini"

"Kak Aga bukan bunda!!!" Teriak Aca.

"Sabar kak, makanya dengerin Ara dulu. Jadi bunda semalem kesini main ketemu mama. Terus bunda bilang gini si Aga lagi gak pulang ke rumah, katanya banyak kerjaan jadi dia sepertinya nginep di kantornya jenk begitu kata bunda"

"Kantor nya dimana?" Tanya Aca to the point.

"Mana Ara tau" balas Aca seraya meninggalkan Aca di kamarnya.

Aca berdiam diri di dalam kamar. Dia bingung harus melakukan apa. Jujur hatinya sakit ketika tak bersama Bagas. Hidup nya sudah bergantung dengan Aga.

Setelah lama Aca hanya terdiam dan bertanya pada dirinya apakah Aca sama memiliki perasaan yang Aga rasakan. Ternyata dia sangat mencintai Aga, dia tak bisa jauh dari Aga. Aca hanya merasa tak siap jika harus mengakui perasaan yang sama dengan Aga.

Jika dirinya dengan Aga memiliki hubungan lebih dari sahabat apa yang akan terjadi selanjutnya. Aca sudah tak bisa lagi memikirkan hal-hal yang belum terjadi pada dirinya, segera dirinya bergegas keluar rumah dan mencari Bagas.

🍁🍁🍁

Sesampainya di kantor Bagas, yang sudah ia cari tau keberadaan nya. Aca tak menemui Bagas. Wajar jika tak ditemui karena ini sudah bukan jam kerja lagi. Sudah hampir larut dia harus mencari Bagas kemana lagi. Hampir putus asa, apa perjalanan kisah cinta nya tak akan pernah sampai pada titiknya.

"Neng cari siapa?" tanya seorang security yang menjadi penjaga gerbang kantor Bagas.

"Bagas Raditya"

"Ouh pak Adit?" Tanya bapak security tadi.

"Bagas Raditya pak"

"Iya pak Adit itu neng. Dia mah udah gak di kantor neng. Udah pulang ke apartemen" balas nya.

"Apartemen?" Ucap Aca yang dianggukan oleh bapak security tadi "apartemen nya dimana ya pak?" Tanya Aca. Pak security tadi pun memberikan keterangan tentang apartemen Bagas. Aca yang sudah mendapatkan keterangan tersebut pun langsung menuju ke sana.

Tok... Tok... Tok...

Aca sudah berada di depan pintu apartemen milih Bagas dengan nomor 118. Berdiri dengan degup jantung yang mulai berdebar seraya menundukkan kepalanya.

Ceklekk...

Mendengengar suara pintu terbuka, Aca mendongakkan wajah nya dan menatap sosok yang ia cari sudah berdiri di ambang pintu. Aca langsung memeluk Bagas dan tak terasa air mata nya telah menetes.

Bagas yang mendapat perlakuan seperti itu pun banyak bertanya dalam pikirannya. Kemarin Aca jelas-jelas menolaknya sampai membuat hatinya patah berkali-kali. Aca yang menjauhi nya sungguh membuat Bagas benar-benar merasa tak berdaya. Hal itu menyebabkan Bagas harus menghindar dari sang ayah dan bunda nya.

Aca melepas pelukannya itu dan menatap lekat wajah Bagas "hei kenapa nangis?" Ucap Bagas lembut.

Aca tersenyum seraya menghapus air mata nya "jangan pergi, gua....gua...hiks"

"Udah ca cep. Kenapa sih? Siapa yang bikin Lo nangis kayak gini"

"Lo yang bikin" ucap Aca.

"Kok gua? Salah gua dimana?" Tanya Bagas.

"Gua juga cinta sama Lo gas. Gua gak bisa hidup kalau gak ada Lo di samping gua"

"Becanda Lo gak lucu ah dan stop panggil gas elpijinya ah!!!" Balas Bagas dengan senyum kecut.

"Enggak-enggak ini beneran seriusan gua juga ngerasain hal yang sama, sama kayak lo" ucap Aca lagi.

"Maafin gua yaa. Gua cinta sama Lo" ucap Aca menatap lekat mata Bagas.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang