Bagian 21

139 13 0
                                    

Saat ini Bagas, Aca, dan Damar sedang berada di ruang yang sama yaitu, ruang kamar dari sosok sang Damar.

"Apa kabar nih sista gua yang paling cakep kayak anak gembala?" Ucap Damar. Sepertinya selengean dari Bagas telah menular ke Damar sehingga membuat sikap selengean Bagas sedikit memudar.

"Kok anak gembala?" Tanya Aca bingung.

"Lah itu kan yang suka dinyanyiin sama si Aga. Kek gini nih Caca marica heheyyy, aku adalah anak gembala selalu riang, Caca marica heheyyyy" gitu loh ih kalian gak pernah kecil kali yaa.

"Eh ogeb mana ada lagu kek gitu. Lagu Caca marica mah beda judul sama anak gembala" ujar Bagas, sedangkan Aca sudah terpingkal-pingkal dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Wkwkwkwkwk" tawa mereka bertiga.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba suara ketukan pintu kamar terdengar "masuk!" Teriak Damar.

Dua orang perempuan masuk ke dalam kamar "Damar dicariin Laras" ucap mami yang di belakangnya ada Laras.

Damar berdiri menghampiri kedua wanitanya "eh sayang sini-sini masuk" ucap Damar menggandeng tangan Laras.

"Yaudah mami tinggal ya dam" ucap sang mami dari Damar yang seraya meninggalkan kamar Damar.

Laras memasuki kamar Damar dengan ekspresi terkejut karena mendapati kekasih dari sahabat nya yang berada disini.

"Kamu rapih amat beb, mau kemana?" Tanya Damar.

"Kamu lupa ya beb!! Sekarang kita harus ke acara Kakak nya Farah tau!!" Ucap Laras dengan nada kesalnya.

"Oh emji heloww gua forget" pekik damar memukul jidatnya.

"Okey tunggu ya beb aku rapih-rapih dulu" ucap Damar seraya pergi menuju kamar mandi.

Aca yang melihat itu hanya bisa menahan tawa karena sikap keduanya. Bagas yang hanya diam dan menunduk karena harusnya dia berada di acara tersebut bersama Farah.

"Kak Bagas bukannya....?" Tanya Laras menggantungkan kata-katanya.

"Oiya tadi ada urusan urgent" ucap Bagas berbohong sebelum Laras melanjutkan obrolan nya.

"Harusnya apaan ras?" Tanya Aca.

"Hmm enggak kak" balas nya menggeleng.

Seketika terjadi keheningan di ruangan tersebut. Damar yang telah rapih, siap untuk pergi menemani sang kekasih ke acara Kakak dari sahabatnya.

"Gua cabut duluan yak" ucap Bagas seraya menarik lengan Aca.

Damar dan Laras saling tatap-tatapan "harusnya Bagas ada di acara nemenin Farah loh beb. Kok dia ada disini?" Ucap Laras.

"Gak tau juga deh. Yaudah kuy beb" ucap Damar seraya menggandeng tangan Laras.

🍁🍁🍁

Saat ini Aca dan Aga sedang berada di sebuah mall, Aca meminta Aga untuk menemani membeli buku novel.

Dering ponsel Bagas membuat langkah Aca dan Bagas terhenti.

Farah is calling...

"Halo yank" ucap Farah dari sebrang sana.

"Iya kenapa?"

"Urusannya udah selesai?" Tanya Farah.

"Kenapa emang?"

"Emang ada urusan apa?" Tanya Farah.

"Tadi Aca minta temenin jalan, jadi yaudah aku temenin" jelas Bagas.

Tanpa Bagas melihat wajah Farah ia mengetahui bahwa Farah sedang Manahan rasa kesalnya.

"Oh gara-gara Aca sampai kamu ninggalin aku di acara penting ini? Pacar kamu sebenernya Aca atau aku sih. Setiap sama aku kamu selalu cerita semua tentang Aca. Bahkan saat sekarang kamu malah mementingkan Aca dibanding aku!!" Ucap Farah di sebrang sana yang suara nya sudah bergetar.

Bagas terdiam sejenak, dia bingung harus berbuat apa. Aca menatap lekat wajah Bagas yang terlihat bingung.

Aca menaikturunkan alisnya seperti bertanya dengan bahasa isyarat. Namun, Bagas menggeleng menandakan tak ada apa-apa.

"Hallo!!!, Kamu denger aku gak sih?" Ucapnya lagi membuat Bagas tersadar.

"Iya iya. Nanti kita bicarakan lagi okay. Bye sayang" ucap Bagas mematikan sambungan telpon nya itu dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya.

"Yuk" ucap Aga seraya kembali merangkul Aca.

"Tadi siapa yang telpon?" Tanya Aca.

"Farah"

"Kenapa dia? Kamu masih sama dia kan?" Ujar Aca bertanya.

"Masih, aku belum putusin. Aku udah bilang mau dijodohin sama ayah tapi dia bilang gak perduli katanya" jelas Bagas.

"Yaudah gak usah dipikirin deh" ucap Bagas lagi, mereka berjalan dengan Bagas yang merangkul Aca.

Sesampainya di toko buku, Aca langsung menuju rak buku genre romantis dan Aga yang setia menemani Aca yang selalu mengikuti di belakang Aca.

Setelah menemukan buku yang akan dipinangnya Aca dan Bagas segera ke kasir untuk membayar buku tersebut.

Setelah itu mereka memutuskan untuk mengisi perut yang sudah saat nya untuk diisi. Aca memilih restauran cepat saji, makanan khas Korea. Sebenarnya ke duanya lebih suka makan di angkringan tetapi apa salahnya sesekali mencoba gaya makan terbaru.

Aca duduk bersebrangan dengan Bagas "gimana sekarang lo udah bisa lupain Yuda?" Tanya Bagas.

"Gak tau sih udah lupain atau belum. Tapi yang jelas masih sakit banget sih" ucap Aca seraya tersenyum kecut.

Bagas memegang tangan Aca yang diletakkan di atas meja "udah lah gak usah diinget ca, gak baik. Dia udah masa lalu Lo" ucap Bagas. Aca melepaskan pegangan tangan Bagas dan tersenyum.

"Kenapa gue deg-degan ditatap kek gini ishh" gumam Aca dalam hati dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Makanan datang dan mereka pun menyantapnya. Aca tak suka dengan makanan khas Korea ini begitu juga Bagas. Namun, nasi sudah menjadi bubur kedua nya terpaksa harus memakannya.

"Abis ini mau kemana lagi?" Tanya Bagas menatap lekat wajah Aca.

"Pulang aja. oiya gua mau nanya loh soal perjodohan itu emang Lo mau dijodohin sama siapa dah? Emang ada yang mau sama Lo?" Ucap Aca.

"Sama temen ayah. Ya ada dong yang mau sama gua. Buktinya Lo, nempel terus dari kecil sama gua gak pernah pisah"

"Jadi kenapa? Gak mau emang ditempelin terus sama orang cantik?" Balas Aca.

"Idihhh cantik dari mana Caca marica hehey" balas Bagas.

"Kalau pun cuma ada satu-satu nya cowo dan itu adalah Lo doang di dunia ini yang idup, gua ogah nikah sama Lo ga" ucap Aca seraya tertawa, Bagas yang mendengar itu pun mengacak rambut Aca dan ikut tertawa.




Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang