Saat ini keduanya sedang menuju ke arah taman, Bagas mengantar Aca untuk berkunjung ke taman karena katanya pengen nyari angin sepoi-sepoi.
Saat ini kedua nya terduduk di bangku taman, dengan ramai nya suasana sore hari. Terdapat pedangan-pedangan jajanan, anak-anak sedang bermain, pengamen, pasangan kekasih, dan keluarga yang sedang melakukan weekend dengan berada di taman.
Aca menyandarkan kepala Aca di bahu Bagas "jadi Lo bohongin gua soal calon bini? Padahal Lo masih sama Farah?" Ucap Aca, dibalas anggukan oleh Bagas.
Aca memukul dada bidang Bagas "jahat banget bohongin gua!" Pekik Aca.
"Bohong demi kebaikan kamu juga. Bohong supaya kamu mau keluar temuin aku" balas Bagas, yang entah dari kapan menggunakan aku-kamu saat bicara dengan Aca.
"Makasih ya gas Lo selalu ada buat gua" ucap Aca.
Bagas yang langsung mencubit hidung Aca "Awwhs sakit....." Pekik Aca.
"Lagian panggilannya gak enak ca" ujar Bagas.
"Iyah maaf Bagas Raditya" balas Aca.
Terdiam seketika mereka melihat ada keluarga kecil yang berada di taman dengan satu anak perempuan kecil sekitar umur 3 tahun.
"Bahagia ya mereka, terkadang gua suka mikir tau. Apa gua akan mendapatkan kebahagiaan seperti yang gua liat ya" ujar Aca tak lepas menatap keluarga kecil itu.
Bagas menatap Aca, Aca meneggakkan kepalanya kembali dan menatap Bagas "terkadang suatu kebahagiaan itu gak bisa instan untuk didapat ca, meraih kebahagiaan juga harus Melawati fase-fase yang sulit. Perjuangan yang dilalui juga gak mudah, mereka terlihat bahagia memang tapi kita gak tau apa aja yang mereka lalui pada masa-masa sulitnya dalam berjuang" ujar Bagas, membuat Aca yang terus menatap Bagas langsung memalingkan pandangan ke arah lain.
Bagas menggenggam tangan Aca "aku yakin kamu bakalan bahagia. Kalau pun nanti kamu gak bahagia, aku akan coba selalu buat kamu bahagia ca" ujar Bagas membuat Aca terkejut karena ucapan dari Bagas. Aca tak mengerti apa yang dimaksud Bagas.
Hening tak ada perbincangan setelah itu, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aca yang memikirkan ucapan Bagas, dan Bagas merasakan degup jantung yang sangat kencang berdetak.
"Oiya Lo jadi kuliah dimana?" Tanya Aca.
"Ikut Aca aja biar bisa bareng Aca" ucap Bagas, membuat Aca tersenyum.
Setelah duduk bersantai di bangku taman Aca dan Bagas memutuskan untuk berjalan keliling sekitar taman. Bagas merangkul pundak Aca seraya berjalan.
Tiba-tiba saat mereka berjalan Aca dan Bagas terkejut mendapati Damar, Laras dan Farah. Bagas melepas rangkulannya yang berada di pundak Aca.
"Kamu jahat!!" Pekik Farah. Aca bingung apa yang terjadi dengan sahabat nya ini.
"Eum gua duluan deh ya. Lo selesaiin deh masalah sama Farah. Semangat" ucap Aca seraya mengelus lengan Bagas dan meninggalkan mereka berempat.
Setelah kepergian Aca, Damar yang tau betul kalau sang sahabat nya itu mencintai Aca namun, dia hanya bisa diam.
"Kamu jahat!! Kamu ninggalin aku cuma gara-gara dia!! Dia yang cuma sahabat kamu. Sebenernya aku ini apa sih di mata kamu??" Ucap Farah.
"Aku sayang kamu, tapi ternyata kamu lebih mementingkan sahabat kamu!!! Selalu semua tentang Aca, Aca, Aca dan selalu Aca. Bisa gak sih hidup kamu tanpa Aca?" Ujar Farah yang sudah terisak.
Di samping Farah ada Laras yang sedang menenangkan sahabat nya itu "udah sabar, tenang dibicarain baik-baik ya" ucap Laras.
Bagas menatap lekat Farah "aku minta maaf Farah" hanya itu yang diucapkan oleh Bagas, ia tak tau harus bicara apa. Dia bingung harus apa, posisinya sulit. Dia mencintai Aca dan dia tak bisa melepaskan Farah bukan tak bisa tapi dia tak ingin membuat Farah sakit hati.
"Maaf? Buat semua yang kamu lakuin ke aku? Kamu milih sahabat kamu dibanding aku?" Ucap Farah dengan air mata yang sudah menetes.
"Aku minta maaf. Mungkin kamu bisa tinggalin aku. Aku gak pantes buat kamu yang terlalu baik buat aku Farah. Maaf aku nyakitin kamu, ada hati buat sosok yang entah sejak kapan aku rasakan" ucap Bagas menggenggam tangan Farah.
Farah memalingkan wajah nya dan melapas genggaman dari Bagas "aku tau perasaan kamu yang sebenarnya buat siapa. Aku yang minta maaf karena merusak hubungan kalian, aku yang jadi penghalang" ujar Farah.
"Aku yang salah sama kamu Farah, aku bener-bener minta maaf. Aku bener-bener gak ada niatan buat nyakitin hati kamu"
"Kita akhiri saja hubungan ini kak" ucap Farah sendu.
"Terimakasih pernah singgah di hati, terimakasih untuk alasan bahagianya, terimakasih untuk waktunya kak. Mungkin emang kita gak ditakdirkan untuk sama-sama. Aku berdoa semoga kakak mendapat yang terbaik" ucap Farah dengan tangisannya yang sudah pecah.
Bagas memeluk Farah, pelukan yang menenangkan bagi Farah. Pelukan yang tak akan ia dapati lagi. Farah sadar dirinya bukan siapa-siapa, bukan permata yang seperti Aca selalu diprioritaskan oleh Bagas.
"Maafin aku, maafin aku, maaf banget" ucap Bagas yang belum melepas pelukannya.
Farah melepas pelukan "aku akan bahagia kalau kakak bahagia" ucap Farah seraya menghapus air matanya "aku udah maafin kakak. Maaf aku pernah egois" ucapnya lagi seraya meninggalkan taman itu lalu disusul oleh Laras.
Damar yang melihat wajah sendu sahabatnya "sabar bro!! Gua yakin Lo sama Aca bisa bersatu dan ternyata benar, alam ingin kalian juga bersatu" ucap Damar seraya menepuk pundak Bagas dan pergi meninggalkan Bagas.
Bagas terduduk di kursi taman seorang diri. Sebenarnya ia tak ingin kehilangan Farah, Farah baik, tak pernah menyakiti Bagas sedikit pun. Namun, hati nya sudah ia kunci untuk satu nama, Hafsya Melati.
Bagas mengusap wajah nya dengan gusar. Bagas memutuskan untuk berdiri dan bergegas pulang. Ia baru teringat tadi Aca pergi dengannya tapi pulang tak dengannya. Ia segera beranjak mencari Aca.
Pesan masuk di ponsel Bagas, yang ternyata pesan dari Aca. Aca mengatakan bahwa dirinya sudah berada di rumah. Lega mendengar kabar kalau Aca dengan keadaan baik-baik saja dan di tempat yang aman.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...