25~Benci untuk Mencinta

174 13 0
                                    

Saat ini Aca sudah berada di rumahnya dengan Winda teman sekelasnya. Winda adalah teman semasa SMP nya dulu. Ternyata Winda dan Aca di pertemukan dalam satu kelas yang sama lagi saat berada di bangku kuliah.

"Ca Lo masih sahabatan sama Bagas?" Tanya Winda yang sedang fokus pada kegiatan menulisnya.

Aca menoleh ke arah Winda "sahabatan gua sama dia akan abadi tau!!" Balas Aca.

"Yakin cuma sahabatan? Kok gua gak yakin ya. Dari dulu Lo sama dia tuh gak pernah pisah tau"

"Ya bagus dong berarti, terus apa yang jadi masalah buat lo" balas Aca.

"Ah gak tau ah susah jelasin ke Lo mah" balas Winda.

Mereka pun melanjutkan mengerjakan tugas nya itu. Winda termasuk teman baik Aca yang selalu ada selain Bagas dan Damar. Karena Winda harus melanjutkan SMA di Bandung makanya mereka sempat LDR selama 3 tahun. Sekarang Winda telah kembali dan melanjutkan kuliah yang sama dengan Aca.

Suatu yang tidak direncanakan terjadi dalam kehidupan Aca. Aca yang tak merencanakan kuliah bersama Winda tetapi semesta mempertemukan mereka kembali.

🍁🍁🍁

Malam ini Aca dan Bagas sedang berada di sebuah cafe. Bagas sengaja mengajak Aca ke cafe alasannya karena ingin mentraktir Aca. Karena Bagas sudah mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya dan ini adalah gaji pertama Bagas.

Cafe dengan gaya modern, dengan dipenuhi lampu Tumblr. Aca yang menggunakan dress dengan panjang di bawah lutut yang berwarna biru Dongker serta rambut yang ia biarkan digerai dengan hiasan pita yang berada di sebelah kanan. Bagas yang menggunakan kemeja senada dengan Aca membuat mereka seperti sepasang kekasih yang sedang kencan.

Pesenan mereka sudah datang, kali ini Aca memesan makanan berat soalnya ini kali pertama Bagas traktir dari hasil jerih payahnya.

Setelah mereka menyantap pesanan nya dengan sangat menikmati saat nya untuk bincang-bincang sebentar. Sebenarnya Bagas mengajak Aca makan di cafe seperti ini bukan hanya bermaksud untuk mentraktir Aca saja, tetapi ada hal lain yang Bagas ingin bicarakan.

"Aca, gua pengen jujur sama Lo" ucap Bagas.

Aca menatap Bagas "Jujur aja kali. Biasanya juga semua nya dikasih tau sama gua dan Lo gak pernah bohong"

"Sebenarnya gua gak tau ya ca, apa yang gua rasain ke Lo ini bener atau salah. Gua juga gak tau udah berapa lama perasaan ini ada buat Lo,..."

"Tunggu ini Lo ngomongin soal siapa? Gua bingung dah" potong Aca.

"Denger dulu ca!" Pinta Bagas yang dibalas oleh Aca dengan anggukan.

"Gua suka sama Lo ca, gua sayang sama Lo, gua bahkan cinta sama Lo ca. Tapi yang jelas gua gak tau udah berapa lama perasaan ini ada buat Lo ca. Tapi ini yang gua rasain ke Lo, gua Pendem semuanya karena gua takut Lo bakalan ngejauh dari gua ca. Gua gak bisa ca jauh dari Lo" jelas Bagas.

Aca menatap Bagas seperti tak percaya, masalahnya perasaan Bagas dengan dirinya sama. Namun, Aca tak bisa menerima ini semua, menurut Aca dirinya dan Bagas tak boleh lebih dari sahabat.

"Apaan sih ga, becanda Lo gak lucu. Kalau mau jadi stand up comedy jangan disini. Lagian gak ada bakat juga Lo" ucap Aca dengan degupan yang bergemuruh seraya meminum pesanan tadi untuk menghilangkan perasaan nervous nya pada Bagas.

Bagas memegang kedua tangan Aca "Hafsya, tatap mata aku! Aku gak pernah main-main soal perasaan hati aku, apalagi ada sangkut paut sama kamu"

Aca melepaskan tangan Bagas "apaan si Lo ah geli gua" balas Aca.

"Ca ayo dong gua serius nih. Mau ya jadi pacar gua"

Aca berdiri dari tempat duduknya "gak mungkin!!" Balas Aca seraya meninggalkan cafe tersebut.

"Aca.... Tunggu ca...!" Teriak Bagas.

Aca yang terkejut dengan kejujuran dari Bagas, Aca sangat terkejut. Sejak dari kecil mereka bersama tapi bisa-bisa nya Bagas mengajak dirinya untuk menjadi kekasihnya.

Aca benci Bagas untuk saat ini. Memang benar Aca juga menginginkan hal yang sama tapi Aca selalu mengelak hal itu. Aca tetap pada pendirian nya yang menganggap Bagas hanya sebagai sahabat saja, tak lebih.

Aca yang sekarang sudah berada di dalam kamar nya. Memikirkan hal yang tak seharusnya terjadi. Aca menangis untuk meluapkan semua perasaannya.

Benar memang Aca juga mencintai Bagas. Benar memang perasaan itu mulai tumbuh entah sejak kapan. Mungkin sudah sejak lama namun baru disadari.

Aca masih terkejut dengan semua ini, masih belum dapat berkata apa-apa. Aca menangis sendiri di dalam kamar. Mungkin beberapa hari ini Aca harus menjauh dari Bagas untuk memastikan perasaan nya ini.

Oh betapa ku saat ini
Ku benci untuk mencinta
Mencintaimu

Oh betapa ku saat ini
Ku cinta untuk membenci
Membencimu

Aku tak tau apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tau pasti
Ku benci untuk mencintaimu

Benci untuk mencinta
Naif             

Perasaan Aca saat ini tak karuan dia benci Bagas tetapi dia juga merasakan cinta. Dua perasaan yang telah ia rasakan menjadi satu dan terjadi dengan waktu yang sama.

Sedangkan Bagas yang tadi ditinggalkan oleh Aca pun langsung memilih pergi. Dia bukan pulang ke rumah namun dia pergi untuk menenangkan dirinya. Memikirkan apa benar keputusan yang ia ambil.

"Aca mana mungkin mau nerima gua" gumam Bagas dalam hati.

Bagas sedang berada di sebuah apartemen, apartemen miliknya yang ia baru beli sebulan yang lalu tanpa diketahui oleh siapapun. Uang tabungan yang ia kumpul untuk membeli sebuah apartemen ini. Rencananya setelah ia memberi tau perasaan nya pada Aca, maka ia akan membawa Aca kesini namun semua hanya tinggal rencana yang berujung wacana.

Aca yang sejak tadi hanya terdiam di kamarnya sesekali mengingat Bagas yang melintas dalam pikirannya. Ia beranjak dari sofa dan menuju tempat yang berada banyak fotonya bersama Bagas.

Ia lihat foto itu dengan masih meneteskan air mata "kenapa ga, kenapa disaat Lo jujur gua malah gak bisa terima" ucapnya lirih.

Aca yang tak bisa menerima Bagas karena menurut Aca Bagas lebih dari seorang yang ia sayangi. Bagas adalah orang paling berarti buat Aca. Bagas adalah segalanya untuk Aca, tapi bukan seorang kekasih namun hanya seorang sahabat.

Semua hal mengenai Aca diketahui oleh Bagas, apapun itu. Itu membuat Aca merasa benci kepada Bagas. Sudah terlalu percaya untuk mencurahkan semuanya dan pada akhirnya ia harus terus bersama Bagas yang sudah mengetahui semua tentang Aca.
Intinya Aca hanya butuh waktu untuk berpikir, ia merasa tak percaya pada sahabatnya itu.




Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang