Saat sedang menyantap pesanan di kantin, tiba-tiba Bagas datang menghampiri Aca dan Winda.
"Hai ca" sapa Bagas.
Aca berdiri dari tempat duduknya membawa tumpukan bukunya, dan meninggalkan Bagas dan Winda.
"Gua duluan"
Setelah kepergian Aca dari kantin yang membuat Winda dan Bagas bingung akan tingkah dari Aca.
Winda yang tak tau apa-apa langsung menatap ke arah Bagas seperti meminta penjelasan. Sebab sejak tadi saat Aca bersama Winda, Aca tak apa-apa. Sedangkan ketika Bagas datang dia langsung pergi.
"Kenapa sama Aca?"
"Gua gak tau. Kan gua baru Dateng win" balas Aga.
"Tadi gua sama dia gak apa-apa, pas Lo Dateng, dia pergi"
"Gua susul deh" ucap Bagas seraya bergegas meninggalkan Winda.
"Tunggu gua ikut" teriak Winda menyusul langkah Bagas.
Bagas dan Winda melangkah dengan langkah jenjang nya untuk menyusul Aca. Dengan sangat tergesa, namun langkah nya tetap kalah dengan langkah Aca.
Aca yang melangkah dengan kecepatan Maximum nya, di tengah perjalanan menuju ke perpustakaan Aca tak sengaja berpapasan dengan kak Aldi, Kaka tingkat Aca.
"Aca"
"Hai kak"
"Mau kemana? Kalau gak sibuk bisa temenin aku?" Tanya kak Aldi dengan senyum yang manis, diyakini oleh diri Aca bahwa kak Aldi adalah raja kampus mungkin. Karena selain tampan, manis, cool, pinter, Sholeh. Idaman kaum hawa banget deh, suamiable parah.
"Niatnya mau baca-baca buku di perpustakaan kak...." Aca menggantungkan kata-katanya karena melihat Winda dan Aga berjalan dengan tergesa "tapi, kalau kakak perlu bantuan aku siap bantu" sambung Aca.
"Kalau kamu gak keberatan, dengan senang hati"
Aca menganggukkan kepala dan berjalan mengikuti langkah kak Aldi. Aga pikir dia aja yang bisa Deket sama jodohnya itu.
Bagas yang telah melihat dari jarak jauh jika Aca sedang berbicara dengan kakak tingkatnya itu. Kakak tingkat, yang beberapa hari lalu menghampiri Aca yang sedang di perpustakaan.
"Shitt....." Umpat Bagas.
Mereka menghentikan langkahnya "kak Aldi sama Aca mau kemana tuh"
"Gak tau!!"
"Sabar gak usah emosi, gak usah cemburu"
"Siapa sih dia?"
"Aldi, anak semester 3. Kemarin juga Aca abis kumpulan sama dia" jelas Winda.
"Ngomongin apaan?"
"Ya mana gua tau, gua kan cuma nunggu di depan ruangan doang"
Bagas menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju setelah itu dia dan Winda pergi meneju tujuan masing-masing.
Bagas menuju ke ruang kelasnya untuk melanjutkan mata kuliah yang sudah terjadwal. Sedangkan Winda menuju ke parkiran, dia akan pulang karena memang sudah tak ada mata kuliah.
🍁🍁🍁
Saat ini Aca sudah berada di dalam kamarnya. Hari yang lelah untuk hari ini, harus menghindari seorang Bagas.
Sedangkan Bagas sekarang berada di kantornya sedang melamun. Aca yang selalu melayang dalam pikirannya.
Setelah bertugas di kantor Bagas langsung pulang menuju rumahnya. Ia akan selesaikan masalah ini dengan Aca baik-baik. Ia harus jelaskan kepada Aca bahwa dirinya tak menerima perjodohan itu.
Sesampainya di depan rumah, Bagas langsung melangkahkan kakinya ke rumah Aca. Ia tengah mendapati Aca sedang duduk di teras seraya menikmati secangkir teh hangat kesukaannya kalau pikirannya sedang kacau.
"Hai ca...." Sapa Bagas seraya tersenyum.
Aca mendongak karena merasa namanya terpanggil. Aca berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Aca tunggu. Aku bisa jelasin"
"Jelasin apa?" Tanya Aca.
"Aku gak terima perjodohan itu. Aku bener-bener serius sama kamu ca" ucap Bagas seraya memegang kedua tangan Aca.
Aca melepaskan secara perlahan tangannya dari genggaman tangan Bagas. Kemudian, dia tinggalkan Bagas di ambang pintu rumahnya.
Bagas mengekornya sedangkan Aca tak perduli sama sekali. Ia tak menghiraukan akan kehadiran Bagas. Sampai terlihat mama Aca yang bingung mendapati tingkah anaknya.
Bagas yang melihat sang mama pun berhenti, membiarkan Aca masuk ke dalam kamarnya.
"Ada masalah apa kalian?" Tanya mama.
"Hmm.... Gak ada ma" balas Aga seraya tersenyum.
"Ma, bilang sama Aca ya Bagas minta maaf" ucap Bagas.
"Emang kamu ada salah apa sama Aca?"
Bagas menundukkan kepalanya, dan tingkahnya itu dilihat oleh sang mama.
Mama menuntun Bagas duduk di sofa ruang tamu."Cerita sama mama" ujar mama.
Bagas menghela nafas panjang "ma, sebenarnya Aga udah ajak Aca buat serius sama Aga...."
"Bentar maksud Aga?"
"Jadi sebenernya Aga pengen ajak Aca serius ma, nah kemarin Aga udah bilang sama Aca. Aca juga mau kalau Aga ajak serius. Tapi masalahnya sekarang, Aga kan mau dijodohkan sama ayah nah kemarin itu Aca tau kalau yang dijodohkan sama Aga ke rumah...." Jelas Bagas.
"Eummm...." Gumam mama.
"Terus Aca marah dan mungkin salah paham ma. Aga gak terima perjodohan itu sama sekali. Mama tanya bunda deh"
"Terus Aga mau gimana?"
"Aga mau nikah sama Aca" ujar Bagas.
"Kamu serius? Aca sahabat kamu loh"
"Serius ma. Gak tau Aga punya perasaan udah berapa lama sama Aca, tapi Aga gak mau kehilangan Aca" jelasnya lagi.
Mama yang mendengar Bagas pun tersenyum "semangat berjuang ya" ucap mama
"Terimakasih ma"
"Yaudah Sanah susul Aca. Jelasin baik-baik" ujar mama.
Bagas mengangguk, dan melangkah menuju kamar Aca. Sesampai nya di depan pintu kamar Aca. Bagas mengetuk pintu kamar Aca.
Tok... Tok... Tok...
"Aca.... Ca... Buka dong pintunya gua mau ngomong nih"
"Aca.... Plisssss keluar dulu dong atau buka pintunya"
"Aca.... Cantik.... Manis.... Baik, buka pintunya dong sayang"
Ceklek...
"Sayang" ucap Aga seraya melentangkan tangannya untuk memeluk Aca. Namun, dicegah oleh Aca dengan tangannya.
"Ca jangan marah dong ihhh"
Aca melangkah masuk ke dalam kamarnya dan kembali duduk di kursi meja belajarnya lagi.
"Sayaang. Kenapa sih diemin aku?"
"Nih kamu denger yah, aku itu gak Nerima perjodohan ayah kok kamu tenang aja, jangan marah gitu sama aku. Aku beneran mau serius sama kamu tau" jelas Bagas.
"Keluar sana! Mau tidur" ucap Aca. Aca berdiri dari duduknya dan menuju ranjangnya. Lalu ia rebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya. Sebenarnya Aca belum merasa mengantuk hanya sebuah alasan untuk mengusir sahabatnya itu.
"Aca ih. Orang mau ngapel juga" rengek Bagas.
"Yaudah aku pulang. Malam beb" ucap Bagas kemudian melangkah menuju pintu kamar Aca dan kemudian keluar.
Aca yang mengetahui Bagas sudah pergi dari kamarnya pun mendudukan dirinya bersandar pada sandaran ranjang.
"Huft"
Sampai kapan Aca akan menghindari Bagas. Ia juga tak bisa berjauhan dengan Bagas tapi ini yang terbaik. Ia harus melupakan Bagas, Bagas harus bahagia dengan pilihannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...