Keesokan harinya ayah meminta bagas untuk rapih-rapih dan bergegas menuju rumah Bela. Ayah menepati janjinya kepada bunda untuk merestui Aca dan Bagas lalu membatalkan perjodohan Bela dan Bagas.
Saat ini Bagas beserta kedua orang tuanya sudah berada di rumah bela. Mereka bercengkrama dengan baik layaknya tuan rumah yang menyambut tamu.
"Bram, kedatangan saya sekeluarga ingin minta maaf sebesar-besarnya. Saya membatalkan perjodohan ini. Saya lebih mencintai anak saya daripada ego saya yang ingin besanan dengan kamu" ujar ayah.
"Om, Bagas juga minta maaf belum bisa menerima perjodohan ini. Sebesar-besarnya minta maaf. Bagas sudah mempunyai pilihan hati Bagas sendiri. Bela pun akan mendapatkan orang yang bisa membahagiakan dia daripada saya yang masih banyak kekurangan. Bahkan saya tak memiliki rasa apapun sama anak om" jelas Bagas.
"Tak apa jika kalian membatalkan perjodohan ini. Jodoh memang sudah ada yang mengatur, sebagai manusia kita hanya bisa berencana. Selebihnya keputusan Tuhan lah yang harus diterima dengan ikhlas" balas om Bram dengan sangat ramah.
"Kenapa Bagas? Kamu belum bisa terima aku ya?" Tanya Bela.
"Maaf Bel, bukan belum tapi emang gak bisa menerima kamu" ucap Bagas.
"Maaf nak Bela. Anak bunda ini memang seperti itu. Jika tidak ingin maka dia akan bilang tidak. Jika dia ingin pun dia akan katakan ingin dan berusaha untuk menggapai keinginannya. Bunda harap kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari anak bunda ya nak" ujar bunda lembut dengan senyuman khas seorang ibu.
"Bela gpp Bagas gak bisa berjodoh sama Bela" ujar Bela. "Tapi jangan harap si Aca bisa dapetin Bagas" sambungnya di dalam hati.
"Terimakasih bel, kamu udah ngerti perasaan saya" ujar Bagas seraya tersenyum.
"Walau tak bisa jadi besan kita tetap sahabat Bram" ucap ayah.
"Aaah ya benar sekali" balas om Bram.
Ternyata tidak terlalu sulit untuk mengungkapkan penolakan ini. Masalah perjodohan selesai, masalah selanjutnya menjelaskan ke Aca bahwa dirinya benar-benar tak ada hubungan dengan Bela.
Sekarang keluarga Bagas sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Setelah memulai semua dengan cara baik-baik maka mengakhiri pun harus dengan cara baik-baik. Bagas mendapat pelajaran dari pengalaman nya ini. Belajar dari pengalaman maka akan menjadi lebih baik di kemudian hari.
Ting
Pesan masuk pada ponsel Bagas. Bagas yang sedang menyetir mobilnya itu membuka pesan itu ketika sedang berhenti di lampu merah.
Aca👸: jadi curhat?
Aca saat ini sedang berada di halaman belakang rumahnya. Ia sedang menikmati secangkir teh dengan ditemani Ara yang sedang berenang.
Ting
Aca membuka ponselnya yang berdering bahwa ada tanda pesan masuk dalam ponselnya.
Aga💩: jadi. Nanti gua ke rumah lo. Tunggu ya, gua lagi di jalan sama ayah dan bunda.
Aca👸: 👍
Dalam perjalanan ayah sesekali berbincang dengan bunda yang duduk di kursi belakang.
"Kapan mau lamar Aca?" Tanya ayah.
"Secepatnya kalau bisa"
"Yasudah nanti malam ayah akan temui orang tua Aca" balas ayah.
Bagas seketika mengerem laju kendaraan nya secara mendadak membuat ayah dan bundanya terkejut.
"Ya ampun Aga. Apa-apaan sih, hati-hati dong ihhh" omel bunda.
"Ayah seriusan?"
"Iya, ayah serius lebih cepat lebih baik. Lagian kalian sudah kenal lama. Apa salahnya segera menikah" ujar ayah. Bagas tak menjawab namun langsung memeluk sang ayah serta mengucapkan banyak terimakasih kepada sang ayah.
🍁🍁🍁
Saat ini Aca sedang berada dalam kamarnya, jika weekend seperti ini saat nya Aca merapihkan tugasnya yang akhir-akhir ini menumpuk.
Bagas yang baru sampai rumah langsung menuju rumah Aca. Ia akan mencurahkan keluh kesah saat sedang jalan dengan Bela. Betapa angkuh nya sikap Bela dibandingkan dengan Aca.
Ceklekk...
Bagas membuka pintu kamar Aca, dan mendapati sang empu sedang menatap ke arah laptopnya. Bagas menghampiri Aca yang sedang fokus pada alat elektronik yang satu itu.
"Acaaaaaa........" Teriak Bagas membuat sang Aca terkejut sehingga membuatnya automatis berdiri dari tempat duduknya.
"Bego!!!!" Pekik Aca melemparkan novel ke arah Bagas.
Bagas berusaha menghindar dari serangan Aca "santay dong. Calon suami Dateng jugaan malah di sambit"
"Jijay" Aca duduk di sofa yang berada di kamarnya itu. Bagas pun menyusul Aca dan duduk di sebalah Aca.
"Jadi gua mau cerita nih ca"
Aca diam seperti pendengar terbaik saja, siap sedia mendengar keluh kesah dari sahabatnya.
"Asli gua tuh gak Nerima si Bela tau ca. Barusan gua ke rumah dia buat nolak perjodohan ca. Percaya dong sama gua ca. Lo tau gak sih, si Bela itu idihhh amit-amit belagu bener gak suka gua ca" jelas Bagas.
Aca yang masih mendengarnya hanya mengerutkan dahinya "terus ya ca gua kan bilang sama dia kalau gua suka makan di angkirangan yang Deket komplek, Lo mau tau dia bilang apa?" Aca menggeleng.
"Dia bilang gak level banget makan di tempat kayak gitu, terus dia ceramahin gua ca. Kata dia gua kalau makan tuh harus di tempat yang selevel sama kantong kita" jelas Bagas lagi. Aca masih setia dengan curhatan sahabatnya.
"Calon istri Lo belagu!!" Pekik Aca.
"Eh Oneng, dia bukan calon bini gua ya. Sejak kapan gua ngelamar dia"
"Sejak calon bini Lo bilang buat jangan deketin Lo lagi. Makanya gua gak mau deketin Lo karena Lo udah punya macan" ungkap Aca.
"Idihhh ogah gua punya calon bini kayak dia ca. Lo percaya dong sama gua masa gak percaya sih" ujar Aga.
"Iya gua percaya. Terus gimana lagi ceritanya?"
"Yaudah cerita gua sama dia udah gak ada apa-apa. Perjodohan udah batal dengan kesepakatan dua keluarga jadi yaudah beres" ucap Bagas seraya tersenyum bangga.
"Sebenarnya gua udah gak mau ketemu lagi, cuma kalau gua kayak gitu apa guna gua sebagai sahabat Lo. Gua iba sama sahabat gua yang gak punya temen curhat" ujar Aca.
"Sekarang udah kelar curhat nya, Lo boleh pergi dari kamar gua"
"Lo ngusir gua?"
"Iya!!!" Balas Aca seraya menyeret tangan Aga untuk segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Aca untuk berdiam diri di kamarnya.
Aca membawa Aga keluar dari kamarnya dan saat sudah keluar Aca menutup rapat-rapat pintu kamarnya. Jika Bagas sudah menolak apakah dirinya dan Bagas masih ada kesempatan untuk bersama atau mungkin tak akan bersama.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...