Bagian 15 ~Diseriusin

196 14 0
                                    

Minggu tenang sebelum ujian, Aca dan Aga menghabiskan waktu luang hari ini untuk belajar. Setelah itu ia dan Aga akan pergi nonton bioskop menurut mereka itung-itung untuk refreshing sebelum bertempur.

Saat ini kedua nya sedang berada di rumah Aca. Aca yang sedang mandi dan Aga yang sudah menunggu Aca di ruang keluarga rumah milik Aca.

Aga duduk di sofa bersama sang mama dari Aca yang sedang menonton televisi "ma?... Aca beneran mau berangkat ambil beasiswa ya?" Tanya Aga.

Mama menoleh ke arah Aga "katanya sih iya. Tapi mama gak setuju tuh" balas mama yang melanjutkan nonton televisi nya.

"Loh kenapa emang ma? Harus nya mama dukung dong" balas Aga lagi.

"Nanti jadi jauh sama kamu. Mama gak mau Aca jauh dari kamu" balas mama yang pandangannya masih ke arah tv.

Jawaban mama membuat Aga sedikit terkejut, bukan hanya bunda yang menginginkan Aca bersama Aga namun sang mama dari Aca juga menginginkan hal itu.

"Ah mama masa gitu. Kan Aca udah punya pacar tau ma!" Ujar Aga.

"Biarin!! Pokoknya mama gak dukung kalau Aca keluar negeri!" Ucap mama yang sepertinya tak boleh ada penolakan.

Aga hanya mengangguk kan kepalanya saja "yaudah ma Aga ke depan dulu mau belajar sama Aca" balas Aga yang langsung berdiri lalu menuju ke ruang tamu.

Tidak lama kemudian Aca datang ke ruang tamu dengan membawa buku-bukunya. Di belakang Aca sudah ada asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Aca seraya membawakan cemilan beserta minuman.

Mereka berdua pun memulai pelajarannya. Aca dan Aga sepakat pada H-3 ujian sudah tak memegang buku dan melakukan refreshing seperti nonton film atau nongkorng. Ketika malam hari sebelum besoknya ujian mereka akan membahas sekilas sedikit materi untuk esok harinya.

Aga yang selalu memperhatikan Aca diam-diam, tanpa Aca ketahui. Ketika, Aca menyadari diperhatikan oleh Aga dia menoleh ke arah Aga tetapi Aga langsung memalingkan pandangan ke arah lain.

🍁🍁🍁

Saat ini keduanya sedang berada di salah satu mall. Setelah mereka menyelesaikan belajar nya, mereka berdua memutuskan untuk pergi nonton karena ada film terbaru yang baru tayang.

Aca dan Aga sama-sama memiliki hobi nonton dan mereka memiliki favorit genre yang sama juga. Bahkan aktor yang mereka sukai juga sama.

Sebenarnya jika Aga lihat-lihat Aca itu memang cocok untuk menjadi pendamping nya. Tetapi tidak dengan kenyataannya, karena melihat Aca yang sudah memiliki pilihannya sendiri.

Ketika Aga memikirkan menjadi suami Aca dirinya merasa bergedik takut sendiri. Seketika dirinya menggelengkan kepalanya.

Membuat Aca berkomentar "ngapa onye? Mulai gila nih kayaknya" ucap Aca.

Sedangkan Aga yang tersadar langsung terkejut "hehehe" cengiran kudanya dan langsung menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.

"Serem banget punya temen mulai gila nya. Menjelang ujian gila kayaknya nih orang!!!" omel Aca.

Aga membalas dengan mengacak rambut Aca. Sehingga membuat sang empunya terlihat kesal.

"Ihh Aga mulai deh nyebelin!!! Dibilang jangan suka ngacakin rambut Aca!!! Nanti berantakan tauuu!!!" Omelan Aca yang seperti mercon.

"Hahahahah. Aca mau rambutnya berantakan tetep cantik menurut Aga" balas Aga dengan godaan mautnya untuk cewek-cewek.

"Ihhh geli!! Gak usah gombal yaa, gak mempan buat seorang Aca" balas Aca seraya memalingkan wajah nya ke arah lain. Sebab pipi Aca telah merona dibuatnya.

Aga sesekali menatap wajah Aca, ternyata sang empu pipinya sudah merona. Bagas mengembangkan senyumnya karena merasa senang bisa melihat pipi Aca yang merona.

Setelah film yang mereka tonton selesai. Aga dan Aca segera pergi ke angkringan tempat biasa mengisi perutnya yang sudah sangat lapar.

Saat ini keduanya sudah berada di angkringan, sambil menyantap makanan yang mereka pesan sesekali mereka bercerita tentang hubungannya dengan pasangan mereka masing-masing.

Bagas yang mungkin sudah mulai menjaga jarak dengan Farah karena merasa sudah tak nyaman dengan tingkah nya Farah.

Aca yang masih sama memperlakukan Yuda dengan sangat lembut, manis, manja dan lainnya. Tapi ketika Yuda telah kembali dengan obsesinya Aca tak akan pernah menggubrisnya sama sekali.

"Terus mau dibawa kemana hubungan Lo sama Yuda?" Tanya Aga yang seraya memakan nasi kucingnya itu. Biasanya Bagas akan makan sampai 4 bungkus nasi kucing karena terlalu enak dan terlalu sedikit untuk porsi Bagas. Sedangkan Aca hanya 2 porsi saja sudah kenyang tetapi ketika Aca kesal Aca akan memakan lebih dari 2 porsi.

"Kayak judul lagu ajah ga" balas Aca dengan tawa renyah nya.

Aga langsung mencubit pipi Aca "gua serius Hafsya Melati!!!" Ujar Aga.

"Ehem... Aduh jadi enak nih diseriusin" balas Aca yang menaikturunkan alisnya niatnya menggoda Aga tetapi dirinya yang malah tersipu malu. Lalu segera Aca memalingkan wajah nya ke arah pandang lain.

Aga dan Aca seketika merasa canggung satu sama lain. Aca berpikir ada apa dengan perasaannya begitu juga sebaliknya.

Aca mencairkan suasana kembali "ehem... Hubungan gua sama Yuda biasa ajah. Sebenarnya gua tuh udah enek banget sama dia, selalu aja mementingkan obsesinya dari pada kebahagiaan gua" Curhat Aca.

Setelah sekian lama Aca baru mencurahkan isi hatinya lagi dengan Aga. Hanya beberapa hari mungkin, tapi ketika sudah bercerita dengan Aga dapat menimbulkan efek positif untuk diri Aca.

Bagas mendengarkan semua curahan Aca "dia bilang kalau gua kuliah di luar negeri dia juga bakal ikut terkenal karena kepintaran gua. Terus dia bisa pamer ke temen-temen dia kalau dia tuh punya pacar yang pinter kayak gua gini sampe dapet beasiswa di luar negeri" jelas Aca.

"Kesempatan dalam kesimpitan tuh ca. Ngapain dipertahanin sih orang kayak gitu?" Balas Aga.

"Gak mau kehilangan dia. Dia itu tipe gua banget ga!" Balas Aca dengan muka sendunya.

Jawaban Aca membuat Bagas tersakiti. Benar jika cinta nya bertepuk sebelah tangan. Di depan Aca, Bagas hanya bisa menampilkan senyum termanisnya untuk sosoo sahabat yang saat ini ia cintai.

"Kalau misalnya Lo gak jadi kuliah di luar negeri gimana sama Yuda?" Tanya Bagas.

"Gak tau deh. Nanti gua pikirin aja" balas Aca tersenyum

Setelah mereka nongkrong beberapa saat di angkringan. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.

Orang tua Aca mengetahui anaknya itu, jika sedang bersama Bagas tak pernah mengkhawatirkan sedikit pun, bukan berarti tak sayang dengan anaknya. Tetapi, kedua orang tua Aca sudah percaya dengan Bagas, bahwa Bagas akan menjaga Aca dengan sangat baik.

Jika orang tua Aca mengetahui sang anak tidak pergi bersama Bagas maka khawatirnya bukan main. Sampai rumah pun pasti langsung mendapat wawancara dadakan dari sang papa dan mamanya.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang