Adzan subuh membangunkan tidur nyenyak Aca. Tangan kekar yang melingkar di pinggang Aca, siapa lagi kalau bukan tangan suaminya.
Aca bangkit, namun ditahan oleh tangan kekar suaminya. Sang pelaku membuka matanya.
"Aku minta maaf Ca" ucapan keluar dari mulut Aga.
"Untuk?"
"Soal kemarin. Kata Sofia yang kemarin kamu temui untuk menanyakan aku, kamu ingin bertemu aku. Aku bener-bener minta maaf, aku tau aku salah. Aku lakukan itu karena ada alasannya" jelas Aga.
"Aku mau shalat dulu!" Ucap Aca kemudian bangkit dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Aga mengusap wajahnya dengan gusar. Kalau Bela tak memohon-mohon untuk menemani hari-hari terakhirnya ia tak akan ingin menemani Bela sedetik pun.
Aga melihat Aca keluar dari kamar mandi. Wajahnya sudah basah tersiram air wudhu.
"Tunggu, kita shalat berjamaah" ucap Aga, seraya meninggalkan Aca untuk ambil wudhu.
Seusai shalat jamaah dilaksanakan, Aca melipat mukena nya dan sajadahnya. Lalu aga mengajaknya duduk di tepi ranjang.
"Sayang dengerin aku yaa. Aku mau jelasin sesuatu sama kamu. Jadi hubungan aku sama Bela itu hanya sebatas teman sayang, kamu percaya sama aku. Dia itu sebenarnya mengidap sakit keras, sisa umurnya gak lama lagi" jelas Aga.
Aca menaikkan alisnya mencari kebenaran ucapan dalam ucapan suaminya "dia itu beneran sakit sayang percaya sama aku" ucap nya lagi.
Entah kekuatan dari mana Aca menganggukan kepalanya, langsung di dekap oleh Aga dengan erat.
🍁🍁🍁
Seminggu berlalu setelah Aga menjelaskan hal yang membuat dirinya akan hancur karena hubungan baiknya dengan Bela.
Saat ini Aca sedang berada di rumah sakit, ia sedang menemui dosennya. Bu Lidya adalah dosen salah satu pengampu mata kuliah nya yang sekaligus bekerja di rumah sakit.
"Terimakasih Bu"
"Sama-sama ca, nanti kalau ada yang belum kamu pahami silahkan tanyakan pada saya ya" ucap Bu Lidya.
"Baik Bu, sekali lagi terimakasih. Saya pamit Bu" ucap Aca seraya mencium punggung tangan Bu Lidya.
Kemudian Aca melangkah menuju untuk pulang ke apartemen. Namun, langkahnya terhenti kala ia melihat seseorang yang ia kenali. Gadis itu adalah Bela, sedang bersama seorang dokter. Aca kemudian mengikuti langkah Bela bersama dokter itu.
Samar-samar Aca mendengar percakapan mereka "jadi gimana hasil yang gua kasih?" Ucap seorang pria yang diyakini dokter.
"Aman. Dia percaya sama gua. Bahkan sampai istrinya tau dan mungkin hubungan mereka sedang tak baik-baik saja. Gua yakin gak akan lama lagi Aca bakalan ninggalin Bagas" ucap Bela.
"Lo harus bisa jaga rahasia ini, jangan sampe nyokap gua tau!!" Ancam dokter itu.
"Aman. Dokter Lidya gak akan tau" balas Bela.
Setelah kepergian dari Bela. Lalu Aca menghampiri dokter yang baru saja berbincang dengan Bela. Aca akan mengecam untuk memberitahu kepada dokter Lidya untuk tingkah anaknya ini.
"Permisi"
"Iya ada yang bisa saya bantu?" Tanya dokter itu yang dilihat namanya pada nametag yang menempel adalah dr. Dito
"Bisa saya bicara sebentar dengan anda?" Ujar Aca. Kemudian dianggukan kepala nya dokter tersebut.
Setelah Aca membawa dokter itu untuk bertatap wajah dengan Bu Lidya. Aca menyuruh untuk menjelaskan semuanya kepada dirinya dan Bu Lidya. Dengan rasa takut kepada sang ibu, dokter itu menceritakan semuanya.
Membeberkan fakta bahwa Bela baik-baik saja. Dito hanya disuruh oleh Bela untuk membuat berkas palsu mengenai penyakitnya. Hal itu membuat Bu Lidya kecewa kepada sang anak, tapi Bu Lidya menghargai kejujuran sang anak dan memafkan Dito dengan syarat memberi tahu kebenaran ini kepada Bagas suami Aca.
🍁🍁🍁
Aca yang sudah mengetahui kebenarannya pun langsung menuju ke kantor suaminya bersama Dito. Diyakini oleh Aca bahwa suaminya sedang bersama Bela. Ternyata benar saat ke dalam ruangannya sudah ada Bela.
"Permisi maaf ganggu" ucap Aca seraya duduk di sofa yang berada di ruangan suaminya, Dito mengikuti Aca.
"Hai sayang, kok gak bilang mau kesini" balas Aga kemudian menyodorkan untuk dicium istrinya, dan Aca mencium punggung tangan suaminya.
"Aku sama dokter Dito" ucap Aca seraya melihat ke arah Bela yang sedang berdiri tak tenang.
"Silahkan dokter, oiya sebelumnya silahkan duduk untuk Bela. Ada hal yang ingin disampaikan oleh dokter Dito" ujar Aca.
"Ini sebenernya ada apa sih sayang" tanya Aga seraya menatap Aca.
Kepala Aca seperti menunjuk ke arah Bela, yang memberi isyarat untuk Bela segera duduk.
"Bela bisa duduk" ujar Aga dengan lembut. Kemudian Bela mengikuti arahan dari Bagas.
"Silahkan dokter" ujar Aca.
Setelah dipersilahkan untuk berbicara. Dokter Dito menjelaskan tentang kebohongan yang diperbuat oleh Bela. Bela yang kedoknya terbongkar merasa kikuk.
Bagas yang mengetahui kebenaran itu, jelas terlihat amat marah dan kecewa. Kepercayaan nya dibuat main-main. Ketulusan hati untuk menolong sesama manusia dimanfaatkan begitu saja.
"Kurang ajar!!!" Umpat Aga seraya menatap tajam ke arah Bela.
"Maaf, aku gak bermaksud kok. Aku tuh sayang sama kamu Bagas makanya aku lakuin ini semua ke kamu" ujar Bela seraya mengeluarkan setitik air matanya.
Bagas berdiri dari single sofanya "Air mata buaya!! Camkan! Gua gak akan pernah percaya lagi omongan Lo dan kata-kata Lo"
Aca berdiri dan memegang lengan suaminya "mas udah, sabar"
"Kita ini ditipu sama wanita licik ini. Tapi kamu masih belain dia?" Ujar Aga.
"Aku tau Bela itu orang baik kok mas. Bela sama punya perasaan kayak manusia biasa. Cuma cara dia itu salah. Mas maafin dia ya" ujar Aca.
Bela berdiri dari duduknya "maafin aku Bagas. Aku beneran sayang sama kamu. Aku gak rela kalau kamu dimiliki sama orang lain"
"Mas maafin dia ya. Aku yakin dia bener-bener menyesal ngelakuin ini" ujar Aca lagi seraya mengelus lengan suaminya.
"Lihat!! Betapa baiknya hati istri gua!! Padahal Lo udah nipu dia supaya gua Deket terus sama lo!!!
Bela menunduk seraya terisak "mas udah" ujar Aca lagi.
"Maafin aku Aca, aku bener-bener minta maaf"
Aca mendekat ke arah Bela dan memegang kedua bahunya "aku sudah maafkan kamu. Jadikan ini pelajaran. Jangan kamu ulangi lagi ya Bela" ujar Aca yang langsung mendekap tubuh Bela ke dalam dekapannya.
Kemudian Aca mendekat lagi ke arah Aga "mas maafin Bela ya" ujar Aca.
"Gua maafin Lo, tapi ini demi istri gua!! Bukan karena Lo!!!" Ujar Aga.
Aca tersenyum "terimakasih sayang" ucap Aca, kemudian Aga mengecup kening istrinya.
"Bagas, Aca. Aku bener-bener minta maaf. Gak seharusnya aku ngelakuin ini sama kalian yang baik sama aku. Bahkan kalian memafkan kesalahan aku. Niat aku memang ingin merebut Bagas dari kamu Aca. Aku bener-bener menyesal. Aku minta maaf sebesar-besarnya, dan terimakasih kalian udah mau maafin aku. Aku akan pergi jauh-jauh dari kalian dan melupakan Bagas. Aku doakan semoga kalian bahagia selalu" ujar Bela dengan isakkan sesalnya.
Aca mendekat ke Bela "aku yakin kamu akan mendapat yang lebih baik" ujar Aca seraya memeluk Bela yang masih terisak.
Bersambung...
Menuju ending ya gais ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...