Pagi hari yang akan menjadi saksi bahwa dirinya akan resmi menjadi seorang istri dari Bagas Raditya. Aca yang sejak pagi sudah berada di hotel tempat ia akan resmi menjadi istri. Saat ini dirinya sedang dirias oleh penata rias dengan ditemani Winda.
Setelah siap Aca dengan make-up nya dan gaun pernikahan nya Aca dipersilahkan menunggu ijab qobul yang akan terlaksana.
Seminggu Aca memikirkan tentang keinginannya untuk memakai hijab. Pada hari pernikahannya ini Aca memutuskan untuk mengenakan hijab. Aca memang sengaja ketika fitting baju memilih gaun yang tertutup sehingga tidak perlu kesulitan untuk harus menyesuaikan dengan hijab yang ia kenakan.
Sedangkan Bagas yang sedari tadi merasa sangat deg-degan mendekati ijab qobul. Doa-doa yang ia lafal kan dalam hati tak pernah berhenti.
Aca yang di dalam juga sama merasakan betapa tegang nya suasana ini. Ini lebih tegang dari ujian nasional yang ia ikuti dengan Bagas kala SMA dulu.
Winda yang terus berada di samping nya terus menggenggam tangan Aca yang sudah sedingin es.
Suara papa yang sudah terdengar dan kemudian suara Bagas yang juga mulai terdengar membuat jantung Aca lari maraton. Ketika suara "SAH" dari para saksi beserta tamu yang menyaksikan membuat Aca menitihkan air mata haru, ia bahagia sungguh bahagia.
Diusia yang terbilang sangat muda ia sudah menikah dengan seorang sahabat nya, sahabat yang selalu bersama dirinya sejak kecil. Bahkan sekarang ia akan menjalani bahtera rumah tangga dengan sahabatnya.
Terlihat mama masuk ke dalam kamar hotel Aca dan menghampiri Aca "Selamat sayang. Putri mama sudah menjadi seorang istri. Yang nurut sama suami ya" ucap mama seraya mengecup kening Aca.
"Udah ah jangan nangis nanti make-up nya luntur. Kasian mba-mba yang make-upin kamu" ujar mama menggoda Aca.
Kemudian mama menuntun Aca untuk menuju ke lokasi tempat acara pernikahan digelar.
Bagas yang melihat Aca dengan sangat takjub dan sungguh membuatnya terpesona berkali-kali. Baru seminggu tak bertemu tetapi sudah merasa tidak bertemu bertahun-tahun. Ditambah Aca terlihat sangat cantik menggunakan hijabnya. Bagas tak menyangka Aca akan merubah penampilan sekaligus status nya bersamaan.
Bagas yang melamun tak sadar jika Aca sudah berada tepat di depannya. Mereka menandatangani surat-surat, kemudian sang MC menuntun gelarnya acara.
Keduanya berdiri dari tempat duduknya Bagas mengeluarkan cincin dari kotaknya dan ia sematkan di jari manis tangan kanan Aca, lalu Aca mencium punggung tangan Bagas. Hal itu mendapat sorak-sorai dari para tamu yang hadir menyaksikan hari bersejarah mereka.
Kemudian Aca menyematkan cincin di jari manis tangan kanan Bagas. Lalu Bagas mencium kening Aca yang lumayan lama, sampai membuat para tamu tertawa.
"Udah ah geli gua!!" Pekik Aca berbisik.
"Ih songong sama suami" goda Bagas, yang mendapat cubitan di bagian perutnya sampai membuat sang empu meringis.
Acara sesi foto dengan keluarga dan kerabat berjalan dengan semestinya. Winda dan Ara yang selalu sedia berada di samping Aca untuk membantu Aca.
Setelah selesai ijab qobul beserta jajaran sesi acara yang Aca dan Aga ikuti. Mereka menuju ke kamar Aca yang ia pesan di hotel sejak pagi tadi untuk mempersiapkan pernikahan nya.
Saat sudah di kamar, Aca langsung duduk di kursi meja rias yang menjadi fasilitas hotel tersebut. Kemudian Bagas menyusul Aca dan merebahkan dirinya di atas kasur. Mereka akan beristirahat sejenak sebelum melakukan resepsi pernikahan.
"Huft lega gua!!" Pekik Bagas dengan suara keras.
Aca hanya melirik sekilas dan menjatuhkan pandangannya pada cermin yang memantulkan gambar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selamanya [E N D]
Teen FictionKisah dua insan yang berlawanan jenis, status hubungan nya adalah sebagai sepasang sahabat. Rasa nyaman yang sudah sewajarnya ku dapatkan dari seorang sahabat selalu terasa dan melekat yang ku dapat dari sosok nya. ~Hafsya Melati Sahabat adalah sega...