"Chaca!!" seru David. Dengan segera David menggendong Chaca Dan membawanya ke kamarnya, lalu David menaruh Chaca di tempat tidur dan David sendiri duduk di tepian sambil memberikan aroma terapi ke hidung Chaca agar cepat sadar.
"IBU!!!" teriak Chaca histeris dengan sigap David mendekap Chaca Ke dalam pelukannya sambil mengusap rambut Chaca dan menggumamkan kata-kata penenang.
"Udah ya, Ca." Sambil tetap mengusap kepalanya.
"Hiks ... tapi Sekarang Chaca sendiri Chaca udah hiks ... udah nggak Hiks ... punya hiks ... siapa-siapa lagi hiks ...." David hanya mengeratkan pelukannya pada Chaca.
"Ca udah ya, ikhlasin Ibu Chaca. Kalau mau Chaca tinggal sama saya, mau?" tawar David pada Chaca, sebenarnya David ingin mengatakan yang sesungguhnya tapi dengan kondisi Chaca yang sekarang ia menjadi tidak tega untuk mengatakannya.
"Beneran om? hiks ... memang tidak merepotkan? hiks ...." Mendengar Chaca memanggilnya om sebenarnya ia ingin sekali protes tapi ia tau ini bukan situasi yang tepat, dan David hanya mengangguk.
"Sekarang kamu istirahat saya mau mengurus pemakaman ibu kamu, ya." Saat akan beranjak tangan David di cegah oleh Chaca membuat David menoleh ke arah Chaca.
"Kenapa Kamu perlu sesuatu saya ambilkan?" tawar David.
"Nggak, Chaca cuma mau ikut ke pemakaman ibu, boleh kan om?" pinta harap Chaca.
"Nggak kamu istirahat aja, lagian kamu kan kurang sehat." David duduk kembali di kasur sambil mengelus rambut Chaca.
"Tapi om, Chaca cuma ingin liat ibu untuk terakhir kalinya," ucap Chaca sedih. Melihat itu membuat David tak tega untuk menolaknya, David pun mengehela napas berat dan memperbolehkan Chaca untuk ikut.
"Oke, sekarang Chaca ganti baju siap-siap saya tunggu di depan, yah." Setelah mengatakan itu David keluar kamar dan membantu mempersiapkan pemakaman.
David pov
Sekarang Pemakaman ibu Chaca sudah selesai. Saat akan di makamkan Chaca sempat histeris dan sekarang ia tidak mau pulang dan sesuai permintaan Ibu Chaca ia di makamkan tepat di samping suaminya. Sebenarnya aku tidak tega tapi ini sudah takdir dan mulai sekarang aku berjanji akan melindungi Chaca.
"Ca, yuk sekarang kita pulang, yah." Hanya dijawab gelengan oleh Chaca membuatku frustasi harus bagaimana lagi membujuknya.
"Ca, kalo kamu seperti ini ibu dan ayah kamu pasti akan sedih liatnya, sekarang kita pulang langsung ke rumah om, ya." Chaca hanya mengangguk pasrah dan diam saat aku menuntunya ke arah mobil. Syukurlah dia kali ini menuruti perkataanku.
Selama perjalanan Chaca masih menangis dalam diam dan David yang setia memeluk Chaca dengan satu tangan dan sebelahnya untuk menyetir. Tak berselang lama mereka berdua telah sampai di kediaman David, ternyata Chaca tertidur dengan sigap David menggendong Chaca dan membawanya kedalam kamar yang telah dirapikan sebelumnya.
Sekarang sudah malam hari dan David sedang berkutat dengan bekerjaannya di ruang kenjanganya sampai.
"ARGHHHHH!! IBU JANGAN TINGGALIN CHACA!! HIKS ... HIKS ...." teriak histeris Chaca.Dengan panik David menuju kamar Chaca yang berada tidak jauh dari ruang kerjanya. Saat membuka pintu kamar Chaca berada di pojok kamar dengan keadaan kasur berantakan dengan perlahan David mendekati Chaca.
"Ca!!" panggil rendah David dan langsung memeluk tubuh Chaca yang sedang rapuh."Hiks ... hiks ... ibu hiks ... ibu," gumam Chaca dengan isakan yang terdengar jelas.
"Udah Ca tenang oke." Perlahan David mengangkat Chaca kembali ke kasur dan ia ikut berbaring sambil tetap memeluk Chaca. Sampai tak sadar keduanya tertidur dalam posisi berpelukan.
Jangan lupa Vote N Komen dana baca cerita Arissa yang lain.
Order novel Arissa yuk, judulnya "Where Is My daddy, mom?"
Tolong dong yang udah baca share juga ke temen, mohon bantuannya.
Gimana?
👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Подростковая литература(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...