Chapter 19

400 47 6
                                    

" ya elah nggak mungkin lah, coba pikirin lagi!!" Ucap Nathan, lalu.

"CHACA!!" seru keduanya. Dengan sigap keduanya berlari menuju perpustakaan dan membuka pintu berdesakkan. Mereka berdua shock melihat keadaan dari Chaca.

.
.
.

" ya ampun Ca, kamu kenapa?" Ucap David saat telah sadar.

" hiks hiks HUAAAAAAA" bukannya menjawab Chaca malah semakin histeris.

" Chaca hey" bentak David sambil menyadarkan Chaca lalu memeluknya sedangkan Nathan masih terdiam di depan pintu.

Kamu kenapa Ca? batin David. Masih memeluk Chaca dengan erat. Serasa sudah tak ada suara David menggendong Chaca keluar dari perpustakaan dan,

" Than ngomongnya kita lanjut nanti aja yah, kalo perlu lo besok datang ke kantor gue aja" ucap David lalu pergi meninggalakan Nathan.

" iya" ucap lirih Nathan yang mungkin tak didengar oleh David. Nathan pun keluar dari sana dan pulang ke rumahnya.

🍁🍁🍁

" kamu kenapa lagi sih ca? " gumam David dengan tangan masih setia mengelus kepala Chaca. Saat akan keluar dari kamar Chaca, David menyenggol sebuah buku.

" buku apa ini?" Gumam David. Karena penasaran ia membuka isinya, ternyata diary dari ibu Chaca. David merasa ia perlu membacanya jadi ia membawa buku itu kekamarnya untuk dibaca nanti, setelah semua pekerjaan selesai.

🍁🍁🍁

" Nathan pulang " seru Nathan saat sudah sampai depan rumah.

" oh, selamat datang sayang" balas Tiana.

" hai mah "

" kamu dari mana sayang?" Tanya Tiana.

" Dari rumah David tadinya mau pamit sama mamah tapi mamah nggak ada jadi sama papah emang dia nggak bilang?" Nathan ini tipe orang yang kalau sedang dirumah sangat terbuka dan sedikit manja untuk pria seusianya.

" ya sudah sekarang kamu mandi gih, lalu siap-siap kita mau makan oke" yang diangguki Nathan.

" malem mah pah" sapa Nathan"

" Malam boy"

"Malam sayang" ucap kedua orang tua Nathan kompak.

" kamu mau makan apa?, biar mama ambilkan" tawar Tiana.

" em ikan sama sayur aja deh ma" lalu Tiana mengambilkan makanan itu untuk putranya.

Suasana makan di keluarga ini hening hanya ada dentingan sendok dan garpu. Memang di keluarga ini diterapkan untuk tidak bicara saat makan dan bicara setelah acara makan selesai jika memang ada yang mau dibicarakan.

" Than!!" Panggil Reza.

" kenapa pah?"

" setelah ini ikut ke ruangan papah" titah Reza dan hanya ada anggukan kecil dari Nathan.

" ya sudah papah tunggu" setelah mengucapkan itu Reza pergi dari ruang makan meninggalkan Tiana dan Nathan berdua dengan raut kebingungan.

" mah aku keruangan papah dulu" ucap Nathan.

" iya" jawab Tiana.

Nathan pun berjalan ke ruangan Reza dengan pikiran yang bercabang, memikirkan apa yang akan dibicarakan oleh ayahnya. ' Apa ini tentang yang waktu itu ku dengar atau papah menyadari aku ada disana. Bagaimana ini?' pikir Nathan.

Tok tok tok

" masuk!!" Ucap Reza dari dalam.

" jadi apa yang mau papah bicarain?" Tanya Nathan setelah duduk di sofa ruangan itu.

" sebelum bicara papah mohon kamu tidak terkejut dengan apa yang akan papa bicarakan dan papa mohon kamu jangan ngomong dulu sama mamah setelah ini" ucap misterius Reza.

apa papah bener mau ngomong itu, batin Nathan.

" begini Nat sebenarnya itu..."

Tok tok tok

Ucapan Reza terpotong oelh ketukan pintu, " silahkan masuk!" Ucap Reza.

" pak Steven!" Ucap Reza.

" Than pembicaraan kita dilanjut besok yah, ada klien papah" bisik Reza lalu Nathan keluar dari sana.

" kalau begitu saya permisi" pamit Nathan.

" apaan sih yang mau dibicaraain sama papah, arghhh gue kepo akut" kesal Nathan saat sudah sampai di kamar. Masih dengan perasaan kesal Nathan akhirnya memejamkan matanya karena besok ia akan kerja.




























Up lagi, sekarang upnya lebih cepet nih, karena Arissa sekarang tinggal 2 story sama 1 story yang masih di draft.
Jangan lupa vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Gimana?
👇👇👇👇👇

Innocent Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang