" Chaca mau turun?" Tanya David.
" emm" David pun menggendong Chaca dibelakang dan membawanya ke ruang game tadi.
.
.
." sorry ya Than nunggu lama" ucap David dengan Chaca yang masih digendongannya.
" iya santai aja, lanjut yuk" ajak Nathan.
David pun kembali duduk dengan Chaca yang berada di pangkuannya yang masih memejamkan matanya.Tak terasa sudah 3 jam mereka berada diruangan itu dengan Chaca yang sudah terbangun dan sedang duduk di sofa dan beberapa cemilan berceceran snack dan minuman.
" Vid gue kesini tuh sebenernya mau cerita sama lo!" Celetuk Nathan.
" cerita?" Yang diangguki Nathan.
" Cha temen abang kan mau ngomong penting nih Chaca bisa nggak nunggu diperpus dulu" kata David.
" disini ada perpus bang?" Ucap polosnya.
" iya tuh disana keliatankan jadi Chaca bakal liat abang masih disini" Chaca pun menurut dan berjalan ke perpus tersebut yang pintunya memang didalam ruangan ini.
Ceklek
Ketika membuka kesan pertama Chaca adalah nyaman. Ruangan ini didesain sedemikian rupa agar membuat orang yang berada diruangan itu betah bagaimana tidak. Ada sofa panjang dan meja, lalu ada seperti meja belajar ditambah rak rak bertumpuk hingga lantai 2.
Chaca pov
Kalau tau ada perpus dari sebelum sebelumnya pasti udah kesini. Ah Chaca seneng banget dan benar saja bahwa Chaca bisa loat kegiatan bang David dan temannya walaupun sebenarnya Chaca kepo sih apa yang mereka bicarain.
Oh iya besok kan weekend berarti Chaca kerja dong. Ahhh Chaca bisa ketemu lagi sama Syifa. Chaca itu paling seneng ketemu temen baru loh. Tapi gara gara teror itu minggu lalu Chaca jadi izin deh belum lagi mengenai kebenaran itu. Chaca rasanya pengin banget teriak ngeluarin semua yang ada di dalam benak Chaca. Chaca ingin cerita tetapi ragu, Chaca ingin menangis sepuasnya tapi takut nanti banh David khawatir. Chaca ingin sekali mengeluarkan unek unek yang selama ini Chaca pendam. Chaca senyum bukan berarti sedang bahagia. Chaca tertawa bukan berarti hati Chaca ikut tertawa. Hati Chaca menangis sangat rasanya sesak sekali.
" hiks hiks hiks hiks hiks" Chaca menangis ditahan karena takut mengganggu bang David dan temannya. Mungkin saat ini menangis membuat hati Chaca sedikit lega walau hanya sedikit. Chaca ingin sekali cerita ke abang Chaca takut menambah pikiran bang David belum lagi mengenai teror yang belum lama ini sampai sekarang belum mengetahui siapa dalangnya. Chaca dilanda ketakutan belum lagi diary ibu yang menuliskan bahwa ia dikekar oleh istri sah ayahnya. Bukan tidak mungkin ia juga mengejarku seperti ia mengejar ibu.
Pasti dia mengira bahwa ibu pelakor jadinya ia meneror ibu atau jangan jangan yang membuat ibu kecelakaan adalah istri sah ayahnya?. Ayahnya? Apa masih pantas dipanggil ayah? Ia saja tak mencari Chaca dan ibu selama ini. Malah ia membiarkan istrinya berbuat semena mena kepada ibu Chaca.
Apa ia kira karena Chaca miskin ia bisa berbuat begitu. Chaca akan berusaha keras agar sukses dan menunjukkan kepadanya bahwa Chaca pantas hidup walau Chaca anak yang tidak diinginkan.
" hiks hiks hiks hiks hiks hiks hiks" tangis yang Chaca tahan sedari tadi akhirnya pecah begitu saja.
Chaca pov end
🍁🍁🍁
David pov
"Jadi apa yang mau lo bicarain Than?" Tanyaku. Setelah melihat Chaca memasuki ruang perpustakaan itu. Walau begitu aku masih memperhatikan apa yang Chaca lakukan didalam sana karena aku sengaja menggunakan kaca dengan korden di ruangan ini dan juga ruangan itu.
(FYI: kalau aku bicara sana temen ya pake lo-gue)" em begini ini tentang bonyok gue Vid" sahut Nathan.
" orang tua lo?"
" iya jadi sebelum gue kesini gue sempet denger pembicaraan antara bokap dan nyokap gue di ruang keluarga"
Flasback on
Nathan hari ini berniat berkunjung di rumah temannya lagian inu sudah sore dan aku sudah pulang kerja karena hari ini nggak ada meeting, jadi bebas ia bisa pulang kapan saja belum lagi ia adalag CEOnya.
Setelah bersiap Nathan pun jalan kebawah hendak pamit kepada orang tuanya. Walaupun sudah dewasa ia harus tetap pamit apalagi ia masih satu rumah dengan kedua orang tuannya.
" MAH!!" seru Nathan memanggil ibunya.
Saat melewati ruang keluarga ia melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar. Yang ia tahu keduanya Jarang bertengkar dan baru sekali ini ia melihat kedua nya bertengkar seperti itu. Nathan pun mencoba mendengar pembicaraan mereka.
Akhirnya up lagi, siapa nih yang nungguin?
Jangan lupa Vote N komen dan baca cerita aku yang lain yah.
Thanks yang udah baca part ini.
Gimana?
👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...