Chapter 45

300 14 1
                                    

Sedangkan di bawah David sudah pulang dari kantor, "dia sudah sampai?"

"Iya tadi pagi."

"Dan sekarang ada dimana?"

"Mungkin lagi ada di kamarnya, dia emang gitu enak-enakan tiduran dari pagi," ucap tipu Meli. Maid yang tadi melihat Chaca mengepel sebenarnya ingin mengatakan apa yang terjadi tapi semua maid di sini sudah di ancam akan di pecat jika mengatakan hal itu pada David.

.
.
.

Paginya Chaca sudah bangun dan sudah berada di dapur untuk memasak. "Bik sini Chaca bantu," tawarnya.

"Nggak usah non," paniknya. Pasalnya ia takut di marahi oleh David. Tapi, apa sekarang itu mungkin? mengingat sikap David sekarang membuat Chaca tak khawatir lagi, tanpa memerdulikan maid itu Chaca tetap melanjutkan memasaknya hingga selesai.

"Bagus deh, ternyata sadar diri," sindir Meli tiba-tiba bersama dengan David di sampingnya yang menampilkan raut wajah datar.

Chaca hanya diam sebagai tanggapannya dan mulai menaruh lauk di piring tapi tidak semua dan menatanya di meja makan setelahnya ia kembali ke dapur untuk menata sisa lauk tadi ke piring.

Setelah selesai ia menata di meja yang berada di dapur dan memakannya dengan tenang, "ayo bik, makan bareng Chaca!" ajaknya. Maid itu pun menurut dan makan dengan Chaca.

"Bik!"

"Iya non?"

"Kayanya aku baru lihat bibik deh," ucap Chaca. Pasalnya saat Chaca tinggal dengan David maid hanya ada 3 di dalam rumah 2 untuk bebersih dan 1 untuk memasak lalu didepan juga ada 3. 2 sebagai satpam dan satu sebagai pembersih kebun. Tapi sekarang Chaca lihat lebih dari 10 orang yang bekerja.

"Oh, bibik memang baru bekerja selama 1 tahun kurang di sini," jawabnya.

"Gitu yah, menurut bibik sikap Meli seperti apa?"

"Gimana yah, bibik takut nyonya denger non," lirih maid.

"Nggak papa bik mereka udah pergi kok," ucap penasaran Chaca.

"Kata bibik nyonya itu suka semena-mena  non, suka ingin menang sendiri, dan nggak mau disalahin," sahut maid itu pelan.

"Maksudnya nggak mau disalahin?"

"Waktu itu ada pembantu yang melihat nyonya mengambil barang milik tuan David dan dia melapor ke tuan, tapi nyonya malah membalikkan fakta dan lagi tuan percaya ke nyonya," ceritanya dengan nada pelan.

"Gitu, ya udah yuk bik bebersih!" ajak Chaca sebelum keduanya menyadari mereka.

Sekarang Chaca sedang menyapu di dekat ruang keluarga, dapat ia lihat David dan Meli sedang menonton TV dengan mesra. Jarak Chaca dan keduanya tidak jauh hanya berjarak satu meja di belakang sofa yang diduduki David dan Meli.

"Chaca kangen abang," lirihnya yang ternyata masih didengar oleh David, tapi ia hanya diam seolah tidak mendengar perkataan Chaca tadi dan yang kedua.

"Semoga bang David sikapnya berubah seperti dulu," doanya lirih dan kembali melanjutkan menyapu lantainya.

🍁🍁🍁

Matahari mulai tenggelam dan Chaca sedang menikmati suasana sore hari di balkon kamar. Rasanya sudah lama ia tidak menikmati suasana seperti ini.

Chaca harus bagaimana agar David bisa berubah sedangkan waktunya hanya tersisa 4 hari lagi. Chaca harus memikirkan cara yang membuat David perduli dan kembali pada sifatnya yang dulu lagi.

"Siapa yang telpon?" Chaca mengambil handphonennya. Setelah melihat ternyata mommynya.

"Hallo mom?"

"Gimana kabar kamu sayang?"

"Alhamdulilah baik mom."

"Syukur deh, mommy khawatir sama keadaan kamu, gimana kalau kamu besoj aja pulangnya?"

"Mom, kita udah sepakat."

"Hahahahaha iya, mommy bercanda."

"Udah dulu ya mom."

"Iya sayang, kalau ada apa-apa telpon mommy atau daddy."

Tut tut.

Sambungan pun terputus Chaca memutuskan menyalakan laptopnya, tanpa menyadari ada yang mengawasinya sejak tadi.

























Udah cepet belum upnya?
Maaf karena Arissa masih ada kesibukan di realnya.
Makasih yang udah mau baca.
Jangan lupa vote n komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Innocent Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang