"Em- belum pasti Ran, tapi aku juga curiga mengenai hal itu," sahut Darkan.
"Kita doakan saja kedua anak kita baik-baik saja, aku yakin pasti ada jalan dari masalah ini, sekarang kita tidur dulu," harap Darkan dan menggiring tubuh istrinya ke kasur dan mulai memejamkan matanya. Biarlah orang yang berada di kediaman ini istirahat menenangkan batin dan pikiran mereka.
.
.
."Jadi daddy udah bilangkah sama abang?"
"Udah sayang," jawab Darkan seraya mengelus lembut kepala Chaca. Sekarang Chaca sedang bermanja dengan Darkan karena Ranti tadi pamit untuk arisan. Sebenarnya Chaca sudah di ajak tapi ia menolak karena ia tahu akan membosankan jika ikut dengan mommynya.
"Apa daddy nggak papa nggak kerja?"
"Iya lagipula daddy yang punya, jadi nggak ada yang berani marahin daddy, Chaca tenang aja," jawab Darkan.
"Gimana kalau kita pergi ke dufan?"
"Iya ayok dad," sahut semangat Chaca dan langsung berlari ke arah kamarnya.
"Jangan lari Ca!" peringat Darkan.
Chaca sudah siap sejak 10 menit lalu dan Darkan sampai sekarang belum keluar dari kamarnya entah apa yang ia lakukan.
"DADDY!!" teriak Chaca.
"Iya sebentar Ca," seperti itulah jawaban Darkan sejak 10 menit lalu. Rasanya Chaca ingin bilang ia saja yang perempuan tidak selama daddynya kenapa Darkan yang laki-laki malah sangat lama.
Tak lama Darkan keluar dengan menggunakan kemeja dengan santai sebab ia gulung, persis seperti anak muda saja.
"Lama banget sih dad," sindir Chaca.
"Iya maaf, daddy bingung pilih baju," cengir Darkan.
"Ya ampun daddyku sayang, daddy pake baju apa aja pasti ganteng jadi nggak usah khawatir," sahut Chaca dan menarik lengan Darkan lembut.
"Ayok dad nanti tambah panas," rengek Chaca, segera Darkan menarik tangan Chaca dan membawanya ke mobil.
"Chaca udah lama nggak liburan sama daddy," antusias Chaca.
"Iya daddy juga seneng bisa jalan sama anak daddy tersayang ini," gemas Darkan melihat tingkah Chaca yang sperti anak kecil.
🍁🍁🍁
"YUHU! sudah sampe!" seru Chaca.
Mereka menuju loket dan membeli tiket masuk.
"Dad mau naik itu!" tunjuk Chaca. Darkan menuruti ucapan Chaca seharian itu Darkan habiskan bersama Chaca.
Sekarang mereka sedang berada di restoran untuk makan malam. "Mau pesan apa Ca?"
"Pesan pasta aja dad sama....
"Milkshake strawberry?" potong Darkan.
"Hehehehe iya," sepertinya Darkan sangat hafal bahwa Chaca selalu memesan minuman yang berhubungan dengan strawberry.
"Silahkan menikmati!" makanan mereka sudah datang dan keduanya menikmati makanan dengan tenang. Sampai mata Darkan tak sengaja melihat sesuatu yang membuatnya terkejut.
"Dad bukannya itu bang David?"
"Emmm
"Bang David!" seru Chaca membuat sang empu menengok. Kedua mata itu sempat saling menatap sampai David memutuskan mengalihkan pandangannya.
"Ayo dad kita ke sana!" keduanya menghampiri David bersamaan dengan Meli mengatakan sesuatu.
"Kamu jangan percaya gitu aja sama dia sayang, aku kan udah bilang jangan pikirin apapun selain aku," goda Meli.
"Ihh jangan deketin bang David!" sentak Chaca menyingkirkan tangan Meli dan wajah David.
"DIEM, KAMU JANGAN BERANI NGELAKUIN HAL TADI!" bentak David pada Chaca.
Chaca yang merasa shok pun mulai meneteskan air matanya sedangkan David dan Meli sudah pergi meninggalkan restoran tersebut.
Darkan bergegas membayar dan membawa Chaca keluar dari sana. Tapi ia tidak langsung membawa ke rumah, bisa-bisa istrinya akan heboh jadi ia memutuskan untuk pergi ke taman.
"Hiks... hiks... kenapa bang David hiks... sekarang hiks... tega sama Chaca hiks..." tangisnya. Yang bisa Darkan lakukan sekarang hanya memeluk Chaca dan mendengarkan setiap keluh kesah putrinya.
Arissa bakal up lagi besok okey.
Makasih yang udah mau baca.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...