"Mom aku mau ijin biar Meli tinggal sama kita sementara waktu," ucap David membuat Ranti dan Chaca terkejut.
"APA!!" ucap berbarengan Ranti dan Chaca.
"APA-APA INI!!"
.
.
.Darkan baru saja pulang dari kantor dan apa yang ia dengar sekarang, David ingin memasukkan ular itu ke dalam rumah. Sungguh rasanya Darkan ingin mengamuk jika tidak ada Chaca dan Ranyi di sini.
"Apa daddy tak salah mendengar?" ucap tegas Darkan.
"Tidak dad," ucap lugas David.
"Apa-apaan ini David, kenapa kamu kembali lagi ke orang yang sudah mempermainkan kamu ini!" sentak Darkan sedangkan Ranti dengan setia mengelus punggung suaminya akan menahan diri.
"Kenapa dad? Meli ini lagi sakit dad," sahut David membuat Darkan tak percaya.
"Dia itu punya rumah kenapa juga harus numpang di rumah orang!" sinis Darkan dengan menekankan kata 'numpang'.
"Udahlah dad."
"Jika kamu memang ingin tinggal bersamanya jangan disini David!" bentak Darkan.
"Tapi ini rumahku dad!" sahut David dengan membentak juga.
"Baiklah jika kamu bilang begitu daddy dan mommy akan pulang ke rumah dengan membawa Chaca," jawaban dari Darkan membuat Davis terdiam seketika.
"Jadi David siapa yanh akan kamu pilih?" seringaian pun tercetak jelas di wajah Darkan.
"Meli aku pilih Meli dad," jawaban David membuat Ranti dan Darkan terkejut.
"Baiklah jika memang itu pilihanmu, kami akan berkemas semoga kamu nggak menyesal," setelah mengatakan itu Darkan menggiring Ranti dan Chaca.
"Dad memangnya kenapa harus keluar, pasti ada cara lain dad," ucap Chaca yang sedari tadi diam. Hatinya sejak tadi sakit apalagi mendengar jawaban David yang lebih memilih mantan kekasihnya itu.
"Sebaiknya untuk sekarang tinggak di masion daddy dulu, nanti masalah ini daddy yang urus Chaca tenang aja," yang dijawab anggukan pasrah oleh Chaca.
Sekarang Chaca sudah sampai di dalam kamarnya. Ia memikirkan apa yang membuat David begitu drastis berubah. Chaca ingat David berubah setelah keluar saat itu. Apa yang membuat David bersikap begitu pada Chaca? belum lagi Nathan mengatakan bahwa David tidak akan melalukan sesuatu jika ada maksud.
"Semoga bang David bahagia," gumam Chaca. Lalu segera membereskan baju dan peralatan sekolah.
"Loh kok diary ibu nggak ada," panik Chaca.
"Chaca inget waktu itu Chaca bawa ke sini kok," gumam Chaca sambil mencoba mencari.
"Karena tidak kunjung ketemu akhirnya ia membawa barangnya kekuar dan hendak bertanya ke mommy atau daddy ternyata mereka sudah berada di luar mobil.
"Ayok sayang kita masuk!" titah Ranti sedangkan Darkan sudah masuk dulu.
Saat di dalam mobil hanya ada kesunyian sampai Chaca menanyakan suatu hal, "dad apa daddy liat diary Chaca? bukunya udah agak lusuh dan rusak," tanya Chaca dengan menyebutkan ciri bukunya.
"Nggak kok Ca," kikuk Darkan.
"Jadi daddy nggak liat?" Darkan menggeleng sambil mencoba menormalkan raut wajahnya.
🍁🍁🍁
Setelah menempuh sekitar tiga puluh menit mereka sampai di kediaman Darkan.
"Sekarang sudah sampai sayang," ucap Ranti.
"Ayok turun!!" Ajak Darkan.
"Tasnya ditinggal aja nanti ada yang bawa kok," lanjut Darkan ketika melihat Chaca yang akan mengambil tasnya.
"Okey dad."
"Nah di sini adalah kamar Chaca, sekarang Chaca istirahat yah, nanti kalau makan malamnya udah siap mommy panggil yah!" titah Ranti yang dipatuhi oleh Chaca.
"Iya mom lagian Chaca juga udah capek banget, oke aku tidur yah dad, mom," pamit Chaca.
"Iya selamat tidur yah," yang dijawab anggukan oleh Chaca.
Di dalam kamar tanpa melepas sepatu Chaca langsung memejamkan matanya. Chaca sekarang sedang sangat lelah entah itu dari fisik atau batinnya. Sekarang Chaca hanya berharap bahwa sikap David akan berubah lagi nantinya. Setelah beberapa menit akhirnya Chaca sudah dalam alam bawah sadarnya.
Kalian ada di pihak yang mana nih?
David-Chaca
Atau
David-Meli
Yuhuuuuuu aku up cepet.
Makasih yang udah mau baca dan nungguin ceritaku ini😊
Jangan lupa Vote N Komen dan baca ceritaku yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Novela Juvenil(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...