Chapter 44

273 12 0
                                    

Darkan bergegas membayar dan membawa Chaca keluar dari sana. Tapi ia tidak langsung membawa ke rumah, bisa-bisa istrinya akan heboh jadi ia memutuskan untuk pergi ke taman.

"Hiks... hiks... kenapa bang David hiks... sekarang hiks... tega sama Chaca hiks..." tangisnya. Yang bisa Darkan lakukan sekarang hanya memeluk Chaca dan mendengarkan setiap keluh kesah putrinya.

.
.
.

"Kamu yakin Ca?" ini sudah kesekian kalinya Darkan menanyakan hal itu kepada Chaca.

"Dad Chaca udah bilang mau tetap ke sana," jawabnya yang masih sibuk membereskan barang yang akan dibawa.

"Tapi kamu lihat kan Ca, bagaimana sikap David kemaren?"

"Lihat dad dan Chaca bakal bawa sikap bang David yang dulu," tegas Chaca.

"Tapi...

"Stss daddy tenang aja," Chaca pun menangkup wajah Darkan dan mengecup pipinya.

"Okey sekarang kita ke bawah pasti mommy udah nungguin," kata Chaca dan menarik lembut pergelangan tangan Darkan.

"Gimana udah beres-beresnya?" tanya Ranti.

"Udah mom."

"Yuk makan dulu, nanti kalau Chaca ada apa-apa telpon mommy atau daddy yah," ingat Ranti.

"Iya mom." Mereka pun makan dengan tenang. Setelah selesai Darkan mengantar Chaca ke kediaman David.

"Sudah sampai, kamu janji yah kalau ada apa-apa telpon daddy segera," ingat Darkan lagi.

"Iya, bye dad," Chaca pun keluar dan masuk ke dalam rumah.

"Eh orang numpang udah sampe," sindir Meli yang melihat Chaca masuk. Tapi itu ia tak hiraukan langsung menuju kamarnya dan beristirahat.

🍁🍁🍁

Waktu hampir menjelang siang, tiba-tiba ada orang yang menggedor pintu dengan kencang.

"CEPET BANGUN!!" Chaca langsung menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa?" tanpa menjawab pertanyaannya ia langsung ditarik ke bawah dan diberikan pel-an.

"Kamu di sini harus kerja jangan numpang aja, pel semua lantai sendirian jangan makan kalau belum selesai!" titah Meli. Setelah mengatakan itu ia langsung kelur dari rumah.

Chaca langsung melakukan pekerjaan, syukurnya ia bisa melakukannya tapi apa ia sanggup mengepel seluruh lantai yabg berjumlah 3 dan dengan luas perlantai sangat luas. Waktu sudah menjelang makan siang tapi Chaca baru mengepel di lantai 2 dan sekarang ia sudah lemas minta ampun.

Maid yang melihat itu segera menghampiri Chaca. "Non baik-baik aja kan?" yang melihat Chaca duduk di lantai dengan wajah pucat.

"Nggak papa kok bik," ucap lemas Chaca.

"Sini biar bibik yang pel," pinta maid itu.

"Nggak udah bik."

"HEY PEMBANTU JANGAN BANTUIN DIA!" teriak Meli yang tidak jauh dari mereka. Melihat itu maid itu langsung pergi sambil menggumamkan 'maaf' pada Chaca.

"CEPET TERUSAN ATAU NGGAK DAPET MAKAN SIANG!" bentaknya. Chaca pun memaksa terus mengepel.

Waktu terus berjalan dan sekarang sudah sore, Chaca baru saja selesai mengepel rumah yang besar ini. Chaca berjalan ke arah Meli dan mengatakan ke inginnannya.

"Kak Chaca mau makan," ucapnya.

"Kamu nggak dapet makan siang, nanti malam aja," ketusnya sedangkan Chaca yang sudah lemas mendengar itu langsung lemas karena makan malam masih beberapa jam lagi.

Ia pun berjalan ke arah kamarnya dengan langkah perlahan karena badannya belum di beri makan semenjak sarapan tadi di rumah daddynya. Setelah sampai di kamarnya ia langsung mengistirahatkan badannya karena lemas.

🍁🍁🍁

Sedangkan di bawah David sudah pulang dari kantor, "dia sudah sampai?"

"Ia tadi pagi."

"Dan sekarang ada dimana?"

"Mungkin lagi ada di kamarnya, dia emang gitu enak-enakan tiduran dari pagi," ucap tipu Meli. Maid yang tadi melihat Chaca mengepel sebenarnya ingin mengatakan apa yang terjadi tapi semua maid di sini sudah di ancam akan di pecat jika mengatakan hal itu pada David.














































Makasih yang udah mau baca.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Innocent Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang