"Kenapa nggak sekarang?" bujuk Ranti sambil merebahkan tubuhnya. Walau sekarang masih siang, Darkan sudah berada di rumah karena semenjak Chaca di rumah David, Ranti maupun Darkan tidak ada yang tenang. Jadi Darkan memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah sambil menemani istrinya agar tidak terlalu kepikiran Chaca.
"Nanti yah, mungkin aja Chaca lagi sibuk, sore atau malam nanti baru kita VCan," ucap Darkan yang disetujui oleh Ranti. Mereka pun mulai memejamkan matanya menuju alam mimpi masing-masing.
.
.
.David pov
"Bagaimana?"
"Dia sedang disuruh untuk membersihkan kolam sendirian tuan," lapornya.
"Ini sudah keterlaluan, jadi apa semuanya sudah siap?"
"Sudah tuan, tinggal menunggu perintah anda," ucapnya.
"Bagus, aku akan melakukannya selepas pulang dari kantor," bawahanku yang mendengarnya pun langsung pamit keluar.
Dari pembicaraan sudah jelas aku berada dipihak siapa kan?
Aku mendekati Meli karena untuk mencari informasi dengan mudah, jadi jangan salah paham. Jika aku masih berperilaku baik padanya yang ada Meli akan curiga. Jadi aku mengambil resiko agar rencana ini sempuran dan lihatlah semua bukti sudah berada ditanganku tinggal menunggu waktunya maka mereka akan hancur.
Jahat? itulah aku jika sudah menyangkut dirinya. Apalagi setelah mengetahui bahwa Meli ada hubungannya dengan teror itu membuatku semakin gencar untuk mencari tahu. Aku tidak menyangka pelakunya berada di dekatku, walau pada awalnya aku sudah curiga, tetapi aku belum ada bukti saat itu. Namun, sekarang sudah berbeda aku dapat menjerat semua yang bersangkutan karena aku sudah memiliki buktinya.
Apalagi sikap Meli yang semakin ke sini membuatku harus menahan emosi agar tidak meledak. Kalian tanya apakah mommy dan daddy tahu? jawabannya tidak. menurutku semakin sedikit yang mengetahui semakin pancar pula suatu rencana. Walau aku terus melancarkan rencana aku tidak akam ketinggalan bagaimana kabar dan keadannya.
Aku selalu merindukannya, bagaimana tingkahnya yang polos membuat perasaan ini terus tumbuh. Tentu aku sedikit gila karena menyukai gadis berusia 16 tahun sedangkan usiaku sudah 27 tahun. Walau memang belum tua tapi jarak umur kami jauh, namun itu tak akan membuatku untuk mundur. Aku akan terus maju untuk segera memilikinya, menjadikannya milikku seutuhnya. Tapi apa dia juga begitu?
Bagaimana denganmu...
Chaca?
🍁🍁🍁
"Ihhhhh jahat sebel sama dia!! enak banget cuma bisanya nyuruh bilang jangan malas padahal sendirinya gitu!" dengus Chaca sambil membersihkan kolam dengan kasar.
"Sini non saya aja barangkali non lelah gantian sama saya," tawar maid.
"Nggak usah bik, ini juga mau selesai," tolak Chaca.
"Janga bantu dia!" sentak Meli yang tiba-tiba muncul dari belakang keduanya. Hal itu membuat Chaca mendengus kesal bagaimana tidak, perempuan ini memang tidak sadar diri, dia saja sedari tadi hanya duduk bilang jangan malas apa dia tidak ingat dengan kelakukannya.
"Memang kenapa?" alis Chaca terangkat sebelah.
"Biar kamu nggak cuma numpang di sini!" tekannya pada kata "numpang" .
"Hello, situ nggak sadar yah," sinis Chaca.
"Apa maksudnya!" nyolotnya.
"Nggak usah nyolot mbaknya, situ juga cuma numpang di sini, apalagi situ kerjaan cuma shopping dan tidur nggak ada terima kasihnya banget, itu namanya nggak tau diri!" balas sinis Chaca. Itu membuat emosi Meli memuncak.
"APA MAKSUD LO HAH NGOMONG GITU!" teriak Meli yang sudah dirudung oleh kemarahan.
"Loh kok marah, bukannya memang bener?" ucap Chaca polos membuat emosi Meli semakin mendidih, dengan sengaja ia menjeburkan Chaca ke kolam renang yang dalamnya sekitar 4 meter, Chaa yabg tidak terlalu pandai berenang pun mencoba menghirup oksigen. Ternyata di saat yang bersaan David sudah kembali.
"To-tolong!" sebelum dirinya tenggelam sepenuhnya.
"CHACA!!" teriak David.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇
![](https://img.wattpad.com/cover/220712096-288-k14539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...