"Owh itu dulu Chaca pernah hampir ke tabrak sama bang David, terus Chaca tinggal sama bang David karena waktu kematian ibu ada bang David dan dia nawarin Chaca buat tinggal bareng gitu," jelas Chaca dengan nada polos.
"Kenapa bang David bisa ada di sana?" Chaca hanya mengedikkan bahunya tidak tahu karena ia memang tidak tahu tentang itu. Akhirnya mereka memakan makanan yang dipesan dengan tenang.
.
.
."Kamu hari ini di jemput siapa Ca?" Tanya Dian.
"Nggak tau mungkin supir."
"Aku duluan!" Seru Bila, lalu berjalan ke arah motornya.
"Aku udah di jemput aku duluan Ca, maaf yah kamu jadi sendirian," sesal Dian.
"Iya nggak papa mungkin sebentar lagi," ucap lembut Chaca.
"Kamu hati-hati yah," yang diangguki kecil oleh Chaca. Akhirnya Chaca berjalan ke arah kursi panjang yang ada disitu.
Tak lama datang Gevan dengan tatapan khasnya yang dingin, "belum pulang lo?"
"Kan aku masih di sini," jawab polos Chaca.
"Huftt," dengus Gevan.
"Mau gue anterin?"
"Nggak usah kok," tolak halus Chaca. Di tengah perbincangan ada sebuah mobil berhenti dan keluarlah Nathan.
"Loh bang ngapain lo disini?"
"Abang?" Bingung Chaca.
"Iya dia itu abang sepupu gue," jawab dingin Gevan.
"Gue duluan," ujar Gevan lalu meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa kak Nathan di sini?" Tanya Chaca.
"Itu tadi tante Ranti telpon suruh jemput Chaca karena nggak ada yang bisa jemput," jelas Nathan.
"Gitu yah," lirih Chaca.
"Ya udah yuk masuk! Gimana kalau kita mampir beli eskrim?" Bujuk Nathan.
"Nggak ngerepotin?" Tanya Chaca menatap Nathan dengan tatapan polos.
"Nggak kok," gemas Nathan dengan mengacak rambut Chaca.
"Ihhh jadi berantakan kak," rengek Chaca.
"Udah ayo masuk," ucap Nathan lalu menarik lembut tangan Chaca untuk masuk ke dalam mobilnya.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan kilat akan kemarahan, tangan yang terkepal dengan kuat sayangnya ia tidak dapat melakukan apapun selain memperhatikan mereka karena dirinya sendiri sedang di mata-matai.
🍁🍁🍁
"Kita mau mampir ke kedai atau mall kak?"
"Chaca maunya kemana?" Tanya Nathan dengan mata fokus ke jalanan.
"Ke mall sekalian main ke time zone udah lama nggak kesana," binar mata jelas tampak pada kedua mata Chaca membuat Nathan menurutinya.
"Mau langsung beli eskrimnya?"
"Iya nanti baru ke time zone, kak pulangnya boleh mampir sebentar ke toko buku?" Tanya Chaca meminta persetujuan.
"Boleh dong, apasih yang enggak buat Chaca yang imut ini," gemasnya mencubit pipi Chaca yang mulai tembam menambah keimutan di mata Nathan.
Entah kenapa Nathan seperti tidak asing dengan wajah Chaca. Ia merasa Chaca mirip dengan seseorang yang sering ia lihat tetapi ia tidak tahu siapa.
"Ayo kita cuss!!" Semangat Chaca membuat Nathan terkekeh.
Hari itu mereka habiskan dengan bersenang-senang terutama Nathan yang sudah lama tidak pernah merasa sebahagia ini. Ia merasa sudah sangat dekat dengan Chaca walau nyatanya baru beberapa bulan belakang ia mengenal Chaca itu pun dari David sahabatnya.
🍁🍁🍁
"Jadi apa yang mommy dapet dari pembicaraan semalam?" Ucap serius Darkan kepada Ranti istrinya. Sekarang mereka berada di ruangan kantor milik Darkan.
"David bilang ini semua adalah keinginanya dia juga mengatakan bahwa semua ini demi kebaikan kita terutama Chaca, hanya itu yang ia ceritakan,"jelas Ranti.
"Jadi dia berusaha menyembunyikan masalah yang sebenarnya yah," duga Darkan.
"Dengan David begini malah menambah masalah, belum lagi mengenai teror Chaca yang menyangkut pautkan keluarga Regantara, ini akan membuat semuanya semakin rumit," keluh Darkan.
"Sabar mas pasti ini akan ada jalannya," ucap menenangkan Ranti dengan mengelus punggung suaminya.
"Iya, sebaiknya kamu pulang aku takut Chaca nanti pulang malah rumah sepi," titah Darkan yang diangguki setuju oleh Ranti.
"Aku pulang mas kamu jangan cape-cape, jangan maksain yah nanti yang ada sakit," omel panjang Ranti.
"Iya istriku yang bawel," goda Darkan.
"MAS!" Sentak Ranti membuat Darkan tertawa lepas.
"Sudah sana, nanti nggak pulang-pulang," dengan sesekali tertawa.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Terima kasih yang udah mau baca😊.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...