Chapter 47

271 11 0
                                    

"Memangnya rumah ini milik kakak? aku baru tahu kalau orang numpang itu juga pemilik rumah," sindir Chaca dengan penekanan di kata 'orang numpang'. Di sisi lain Meli sudah menahan amarah karena tersindir dengan ucapan Chaca. Chaca pun kembali melanjutkan jalannya, tapi sebelum naik ke tangga ia mengucapkan sesuatu yang membuat Meli terdiam.

"Kalau masih pacar nggak usah sok-sok an seolah jadi majikan rumah ini, bisa aja nanti kalian putus!" setelah mengatakan hal itu Chaca melanjutkan jalannya dan bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

.
.
.

Ini adalah hari keempat Chaca di rumah David artinya besok adalah hari terakhirnya dan sampai sekarang ia masih belum mempunyai celah untuk mendekati David kembali. Chaca sudah hampir putus asa, karena sikap David yang menjadi pendian dan cuek membuatnya terkadang gugup jika didekat David, jauh berbeda saat mereka masih dekat dulu.

Chaca bertambah bosan semenjak Darkan memintanya keluar dari pekerjaan paruh waktunya. Padahal itu hanya untuk mengisi waktu luang, tapi malah dilarang. Jadilah sekarang begini, ia mati kebosanan. "Apa yang harus Chaca lakuin?" gumam bingung Chaca. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamarnya dengan kasar.

"JANGAN MALES-MALESAN, SEKARANG KAMU BERSIHIN KEBUN SEKARANG, PAKAI GUNTING BIASA!" perintah Meli membuat Chaca menahan amarahnya.

Kemudian Chaca turun dengan perasaan dongkol, ia berjalan menuju kebun rumah ini yang ada di samping rumah. Oh tepatnya disetiap bagian rumah rumah, entah itu depan, belakang, samping kanan ataupun kiri. Chaca memulai di samping kanan dekat kolam renang dengan membawa gunting kecil.

Sudah satu jam Chaca membereskan kebuh dan baru selesai mencabut rumput, dengan luas kebun yang tidak bisa dibilang biasa ini apalagi menggunakan gunting biasa bukan gunting rumput. Coba bayangkan?

"Huh, awas aja kalau kedoknya udah ketahuan, bakal Chaca jambak tuh rambutnya, mukanya bakal Chaca acak-acak!" emosi Chaca seraya mengambil sapu lidi.

Setelah menghabiskan waktu dua jam akhirnya Chaca menyelesaikan bebersihnya. "Jangan males-malesan, habis ini bersihin tuh kolam renangnya, saya nggak mau kalau renang nanti malah gatal-gatal," sindir sekaligus nyinyirnya, membuat Chaca harus menahan emosi untuk kesekian kalinya.

"Hmm," dehem Chaca.

"Dasar tidak sopan," sarkas Meli membuat Chaca memutar bola mata malas.

Dasar tidak mengaca, batin kesal Chaca.

Ia pun mulai membersihkan kolam, mulai dari membersihkan dedaunan sampai memberi kaporit lagi pada kolam. Chaca lakukan, menurutnya ini sama seperti saat ia bekerja dulu jadi ia tidak terlalu lelah, sebab dulu jauh lebih melelahkam dari ini.

🍁🍁🍁

"Mas, Chaca bagaimana yah?"

"Kamu tenang mom, aku yakin dia baik-baik aja kok," ucap Darkan mencoba menenangkan istrinya.

"Tapi mas, kamu tahu kan bagaimana sikap Meli dulu," khawatir Ranti.

"Iya, dia adalah wanita egois, malas, suka  memfitnah orang, dan lainnya, aku nggak mungkin lupa lagipula aku akan mengawasi Chaca," angguk lemah Ranti.

"Udah yah, mending sekarang kita istirahat dulu, nanti kita bakal video call dengan Chaca."

"Kenapa nggak sekarang?" bujuk Ranti sambil merebahkan tubuhnya. Walau sekarang masih siang, Darkan sudah berada di rumah karena semenjak Chaca di rumah David, Ranti maupun Darkan tidak ada yang tenang. Jadi Darkan memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah sambil menemani istrinya agar tidak terlalu kepikiran Chaca.

"Nanti yah, mungkin aja Chaca lagi sibuk, sore atau malam nanti baru kita VCan," ucap Darkan yang disetujui oleh Ranti. Mereka pun mulai memejamkan matanya menuju alam mimpi masing-masing.



































Minggu ini sampai 2 minggu kedepan aku nggak janji bisa up, walau tetep aku usahain up, ini untuk semua story yang masih on going yah, karena aku mau PAS doain ya semua.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Innocent Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang