Chapter 32

273 20 0
                                    

Suasana makan disitu hening hanta ada suara sendok bersentuhan dengan piring tetapi ada yang berneda disana tidak ada David. Entah kemana David pergi, janjinya hanya sebentar tetapi sampai malam belum pulang ke rumah.

Kamu dimana sih Vid?, batin Ranti cemas.

.
.
.

"Mom, bang David kok nggak ada?" Tanya Chaca setelah mereka berada di ruang keluarga.

"Mommy juga kurang tau katanya tadi keluar cuma seb-

"Assalamualaikum!!" Tiba-tiba suara yang amat dikenali Chaca terdengar membuat Chaca keluar menghampiri David.

"Abang dari mana?" Tanya Chaca tetapi hanya di tanggapi dengan tatapan dingin oleh David.

"Abang kenapa?" Chaca mencoba meraih tangan David tetapi sebelum itu David menyentakkannya terlebih dulu.

"Ada apa sama abang," gumam Chaca diiringi dengan isakkan sambil melihat punnggung David yang menjauh.

"Kamu kenapa sayang!!" Panik Ranti.

"Hiks.. hiks.. hiks.. hiks," bukannya menjawab tangisan Chaca semakin keras.

"Ayo sini sama daddy!" Titah Darkan dengan mudahnya ia menggendong Chaca ala koala.

Ada apa sama kamu Vid?, cemas Ranti.

"Dad aku ke kamar David dulu," yang hanya diangguki paham oleh Darkan sedangkan dirinya fokus menenangkan Chaca.

"Kenapa Chaca nangis?" Darkan memutuskan membawa Chaca ke taman belakang.

"Bang David kasar sama Chaca," cicitnya.

"Kasar?" Beo Darkan.

"Iya masa tadi bang David nyentak tangan Chaca sama natap Chaca pake tatapan serem sih," raut muka Chaca berubah ingin menangis lagi.

Mendengar itu membuat Darkan cukup kaget, ia kenal betul pada putranya jika sudah jatuh cinta maka tak akan diingkari. Walau David belum yakin tetapi ia yakin bahwa David mencintai Chaca.

"Mungkin bang David lagi capek, jadi Chaca maklumin yah," sebenarnya Darkan cukuo sulit untuk mencari kata yang agar Chaca tidak sedih.

"Gitu yah."

"Sekarang Chaca tidur yuk, besok jadi kan sekolah? Mau tidur sama daddy?" Tawar Darkan.

"Iya, lagi pula Chaca belum pernah tidur sama ayah Chaca jadi daddy yang gantiin," perkataan Chaca tanpa sadar membuat hati Darkan teriris. Di umur segini Chaca belum pernah merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Mulai sekarang daddy adalah ayah Chaca dan mommy adalah ibu Chaca yah."

"Berarti ibu Chaca ada 2," Ucap Chaca polos sambil menunjukkan kedua jarinya.

"Iya hebatkan," Chaca hanya tersenyum girang seperti anak yang di hadiahkan mainan kesukaanya.

"Ayo tidur," dengan mudahnya Darkan kembali mengangkat Chaca dan menbawanya ke kamar Chaca. Tanpa sadar Chaca sudah memejamkan matanya membuat Darkan tersenyum melihatnya.

"Bagaimana Mom?" Saat melihat istrinya keluar.

"Nanti kita bicarakan di kamar."

"Tetapi aku udah janji tidur sama Chaca."

"Kalau begitu kita bertiga tidur sama Chaca, nanti besok kita bicarakan, akhirnya Ranti mengikuti langkah suaminya dan membukakan pintu kamar Chaca.

Mereka tidur bertiga dengan Chaca yang berada di tengah, "selamat malam sayang," sebelum terpejam Darkan menyempatkan mencium kening Chaca dan Ranti. Lalu menyusul mereka ke dalam mimpi.

🍁🍁🍁

"Aku datang kembali sayang," seringaian tercetak jelas di wajah wanita itu.

"Sampai kapan ini akan berlangsung?" Tanya seorang pria.

"Sampai aku bisa menghancurkan ala yang ia miliki dan merebut harta yang ada pada dirinya," ucapan wanita itu sungguh percaya diri.

"Apa yang mendasari kamu kembali ke sini?"

"Aku melakukannya karena dia telah melakukan sebuah kesalahan yang sangat ku benci," tatapan marah dan benci terlihat jelas  pada raut wajahnya.

"Dan kamu bertugas agar ini berjalan senatural mungkin tidak ada yang lecet!" Ucap tak terbantahkannya, setelah itu ia berjalan meninggalkan pria itu.























Apa yang akan terjadi?
Ada apa dengan David?
Siapa dia?
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇

Innocent Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang