"Cari tahu segera saya tidak mau tahu!" pria tadi pun keluar meninggalkan Reza dengan raut wajah menyesal.
"Maaf... maaf," ya hanya kata itu yang bisa Reza katakan sekarang. Entah dia sanggup atau tidak bertemu dengan putrinya dan menceritakan semua yang ia tahu. Ia takkan sanggup melihat raut sedih di wajah putri satu-satunya yang bahkan ia belum tahu bagaimana wajahnya. Ia menyesal tidak pernah melihat bagaimana tumbuh kembang putrinya seperti saat Nathan. Ah Nathan, semoga ia dapat menerima kehadiran adiknya.
.
.
."Mom, aku mau pergi sebentar, kalau Chaca sadar hubungi aku," yang diangguki kecil oleh Ranti. David berjalan menjauh dari ibunya, menuju keluar rumah sakit.
"Mari kita mulai!" gumam David, sambil memasuki mobilnya.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di kediaman David seorang perempuan dengan panik memasukkan bajunya ke dalam koper miliknya. "Aku harus cepat!" paniknya. Jika kalian menebak Meli maka jawabannya benar.
Sekarang dirinya sedang panik memikirkan apa yang akan David lakukan pada dirinya mengenai kelakuannya tadi. Setelah selesai ia bergegas keluar kamar, namun saat menuju pintu utama ia dihadang oleh pria yang sedang ia hindari saat ini.
"Da-David," gugup Meli.
"Kenapa? kamu mau kemana?" ucap santai David dengan alis terangkat sebelah.
"Aku mau ke...."
"Mau kabur?" tebak David dengan tepat. Membuat badan Meli seketika kaku, bahkan mulutnya menjadi kelu, tidak ada lagi kata elakkan yang keluar dari mulutnya.
"Sekarang ikut!" seret kasar David pada Meli menuju ruang bawah tanah di rumahnya.
"Kalian siksa dia, tapi ingat jangan sampai mati!" perintah David dan segera keluar dari tempat itu.
David segera keluar rumah, namun sebelum itu ia mengambil perlengkapan Chaca, mommy, dan dirinya untuk dinawa ke rumah sakit. "BIK!!"
"Iya tuan?"
"Tolong tata ini yah!" maid itu segera melakukan tugas dari David. Sedangkan dirinya keluar menunggu di dalam mobil.
"Hallo, ada apa mom?"
"David, cepat ke sini!"
"Ada apa, mom?"
"...."
"APAA! oke David segera ke sana!"
Tut tut
David segera mematikam sambungan telpon, bertepatan dengan selesainya maid membereskan keperluannya. Ia segera melajukan kendaraannya menuju ke rumah sakit dengan tergesa-gesa. Ada sebuah perasaan yang membuatnya ingin cepat sampai di rumah sakit dan bertemu dengan mereka.
🍁🍁🍁
"Bagaimana ada informasi lain?"
"Ada tuan, saya harap tuan membacanya tidak dengan emosi," ia menyerahkan sebuah map yang cukup tebal kepada tuannya.
Benar saja tak berselang wajah tuannya memerah, menahan amarah. "Apa-apaan ini!"
"Ini sudah falid tuan, saya sudah mengeceknya beberapa kali, saat pertama kali saya juga tidak menyangka, namun inilah kenyataannya," jelasnya membuat Reza tak habis pikir. Bagaimana orang yang selama ini dipercaya malah melakukan hal seperti ini.
Istrinyalah penyebab ia tidak bisa melihat dan menjelaskan kepada ibu Chaca. Membuatnya tidak pernah melihat bagaimana tumbuh kembang putrinya sampai sekarang.
Orang yang selalu ada dengannya menkadi penyebab hal ini. Bahkan kecelakaan itu terjadi sebab istrinya mengejar ibu Chaca, membuatnya tidak fokus dan akhirnya tertabrak. Ia sungguh tak habis pikir dengan kelakuan istrinya selama ini. Selama ini ia seolah tidak tahu akan apa yang ia perbuat.
"Bagus, lalu dengan keberadaan Chaca?"
"Saya sudah mendapat info, bahwa Chaca sedang dirawat di rumah sakit**** bahkan hingga detik ini ia masih belum sadarka diri, itu adalah info yang saya dapat,"terang mata-mata itu.
"Bagus, ikuti terus perkembangannya jangan sampai ketinggalan berita walau secuil pun!" titah Reza dan pria itu pamit keluar meninggalkan Reza seorang diri dengan perasaan kacau dan menyesal yang jelas tergambar di raut wajahnya.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...