"Saya sudah mendapat info, bahwa Chaca sedang dirawat di rumah sakit**** bahkan hingga detik ini ia masih belum sadarka diri, itu adalah info yang saya dapat,"terang mata-mata itu.
"Bagus, ikuti terus perkembangannya jangan sampai ketinggalan berita walau secuil pun!" titah Reza dan pria itu pamit keluar meninggalkan Reza seorang diri dengan perasaan kacau dan menyesal yang jelas tergambar di raut wajahnya.
.
.
."Gimana mom?" ucap David setelah sampai di rumah sakit.
"Sudah baikkan, tadi juga udah sadar, tapi sekarang lagi istirahat," ucap Ranti. David pun berjalan menuju kursi di samping Chaca, dengan pelan dia menggenggam tangan Chaca.
Entah terganggu atau apa, Chaca tiba-tiba terbangun. "Kenapa bangun Ca, karena abang, ya?" panik David.
"Bukan, Chaca haus, bang." David pun mengambilkan segelas air putih dan pelan-pelan mendekatkan ke mulut Chaca.
"Gimana keadaan kamu?"
"Udah baikkan."
"Maafin abang, ya," sesal David jelas terlihat diraut wajahnya. Akhirnya David mencefitakkan tentang rencananya untuk menjantuhkan Meli. Rencananya yang bermulai semenjak ia tahu bahwa Meli kembali lagi dan berencana untuk bersamanya karena hartanya. Setelah mendengar cerita David Chaca akhirnya mengerti, namun Chaca juga tidak membenarkan tindakan David. Belum lagi ia mengacuhkan keluarganya yang notabenya orang tuanya sendiri.
"Maafin abang, maaf juga atas sikap abang setahun belakangan ini, abang ngerasa bersalah sama kamu, mommy, dan daddy," lirih David.
"Nggak ada gunanya nyesel bang, sekarang yang harus abang lakuin itu minta maaf sama mereka!" titah Chaca dengan nada yang masih lemah.
"Iya."
"Sampai kapan Chaca di sini?"
"Nanti yah, sampai kamu pulih," jawab David sedangkan Chaca mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ihhh abang!" rengek Chaca. Dengan segera David memalingkan wajahnya melihat raut wajah Chaca.
"Pokoknya kamu di sini dulu!!" kekeh David seolah tak melihat wajah Chaca.
"Ihhhh!" rengut Chaca.
"Kenapa ini, putri daddy mukanya gitu?" ucap Darkan tiba-tiba masuk dengan Ranti yang tadi keluar.
"Daddy, Chaca mau pulang!" rengek Chaca.
"Nanti, yah!" ucapan Darkan yang tidak beda jauh dengan David membuat Chaca semakin kesal. Mata Chaca perlahan-lahan memerah membuat David dan Darkan gelagapan.
" Huaaaaaa... Hiks... hiks... hiks...." tangis histeris Chaca membuat David dan Darkan semakin panik karena ini ulang mereka berdua.
"Chaca udah yah." Bukannya diam, tangisannya Chaca semakin menggema. Membuat Ranti memeluk Chaca dan mencoba menenangkannya. Sebab dari tadi ia hanya melihat keduanya yang mencoba menenangkan Chaca namun gagal.
Perlahan tangisan Chaca merada namun masih sesenggukan. Karena lelah Chaca pun mulai terlelap. Membuat David dan Darkan bisa bernapas lega.
"Kalian ini!" peringat Ratih sedangkan David dan Darkan hanya meringis kecil sambil menggaruk leher yang tak gatal.
🍁🍁🍁
"
Papa, mau kemana?" ucapnya melihat Reza yang rapi padahal dia sudah pulang kantor sejak sore tadi.
"Papa, mau ketemu seseorang," ucap Reza dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.
"Siapa?" tanya Nathan penasaran.
Reza menghela napas berat," sepertinya sudah waktunya kamu mengetahui hal ini."
"Kamu tahu seorang gadis yang bersama sahabatmu David?"
"Tahu, Chaca kan?"
"Iya, dia adalah anak papah," ucap Reza membuat Nathan shok.
"APAA!!"
"Bagaimana bisa?"
"Kenapa papah nggak cerita?" tanya runtut Nathan.
"Maaf." Hanya itu yang mampu Reza katakan.
"Apa kita satu ibu?"
"Tidak, dia anak ayah bersama wanita lain. Ini semua bermula...." Reza pun menceritakan semuanya yang ua ketahui pada putra satu-satunya. Reza hanya berharap Nathan dapat menerima saudara tirinya itu. Hanya itu yang Reza harapkan dan putrinya mau tinggal bersamanya. Sedangkan Nathan mendapatkan sebuah fakta yang sangat mengejutkan. Kebenaran yang tidak pernah ia duga selama ini. Ia tak menyangka ayahnya bisa melakukan hal seperti itu.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...