" halo bos apa rencananya bisa dilaksanakan besok?"
" iya lakukan rencana pertama besok, pastikan rencana itu akan berhasil, jika tidak kau tau apa akibatnya"
" baik saya mengerti"
" bagus"
Tut tut
Sambungan telefon itu terputus dan si pria menampilkan ekspresi yang sulit diartikan.
.
.
.Seorang lelaki menaruh sebuah kotak didepan gerbang seseorang lalu mengetuk pagarnya dan langsung berlari menjauhi pagar itu,
" siapa yang menaruh ini? Loh kok buat mba Chaca toh tapi nggak ada nama pengirimnya sebaiknya saya bawa masuk sajalah" satpam tersebut masuk kedalam rumah tanpa disadari orang yang menaruh kotak itu menyeringai dengan tatapan sulit diartikan.
" mari kita mulai permainannya" setelahnya ia berlalu dari sana.
Sedangkan didalam satpam tadi hendak masuk rumah untuk memberikan ini pada bibi karena Chaca masih sekolah dan David berada dikantor,
Tok tok
" kenapa pak?"
" ini loh bi ada paket buat mba Chaca"
" oh gitu, sini saya bawa masuk kedalam nanti saya sampaikan, ngomong ngoming ini dari siapa?" Tanya bibi itu,
" saya nggak tau" kata satpam itu,
" ya sudahlah barangkali ini dari temannya mba Chaca, terima kasih ya" yang diangguki satpam itu dan ia kembali ke posnya, jangan salah dipos nya ini cukup luas loh ada kamar mandi dan tempat tidur untuk mengistirahatkan sejenak jika benar benar lelah dan mengantuk.
🍁🍁🍁
" Ca!!" Panggil Bila
" iya kenapa Bil?" Tanya Chaca,
" ini tadi ada yang nitipin barang ke aku katanya sih buat kamu jadi aku kasihin nih" ucapnya kemudian menyerahkan sebuah kotak, kalau ingin tau Dian sedang berada dikamar mandi dan Bila tadi baru saja keluar kelas dan kembali masuk karena sekarang sedang Jamkos.
" ayo Ca buka penasaran nih" kata Bila,
" eh ada apa nih" ucap tiba tiba Dian yang baru saja datang dari kamar mandi,
" ini Chaca dapet bingkisan tapi nggak tau dari siapa" jawab Chaca,
" ya udah Ca buka aja" desak Dian,
" sabar Dian" kata Chaca sambil membuka kotak tapi saat sudah terbuka mereka bertiga shock dengan isinya, bagaimana tidak isinya boneka dipenuhi darah dengan sebuah surat diatasnya Chaca mengambil suratnya dengan tangan bergetar dan mata memerah,
" kamu akan mati!!" itu lah yang tertulis didalam surat itu dengan beberapa rentetan kalimat lainnya. Dian dan Bila yang masih tidak percayapun mengambil kertas itu dari tangan dan benar saja apa yang diucapkan Chaca,
________________________________
KAMU AKAN MATI!!
TUNGGU TANGGAL MAINNYA
SEPERTI IBUMU!!!😈😈TUNGGU SAJA AJALMU
From secretC
________________________________
" apa ini dari secretC, siapa itu?" Kata Dian saat membaca sebuah tulisan didipojok kanan bawah, sedangkan Chaca sudah menangis ketakukan karena sebuah bingkisan yang didapatkannya itu.
" Ca kamu dapet dari siapa ini?" Tanya Dian,
" aku hiks dapet hiks dari Bila hiks kata Bila hiks hiks ini dapet titipan hiks dari seseorang hiks" ucap Chaca dengan sesenggukan. Dian menatap Bila seakan meminta penjelasan,
" iya tadi ada siswi yang nitip ke gue bilangnya buat Chaca dia malu buat ngasihin langsung ke Chaca nah tadi pas kebeneran ketemu gue jadi dia nitip deh ya gue nggak tau kalo isinya begituan" terang Bila sedangkan Chaca masih menangis ditambah sekarang bibirnya pucat membuat keduanya khawatir,
" Ca sebaiknya kamu izin pulang aja yah kita berdua takut kamu kenapa napa kalo masih maksain" dan Chaca hanya bisa mengangguk lemah, sekarang ia berada dalam dekapan Dian karena Chaca merasa sudah tidak punya tenaga.
" Ca sekarang kamu telfon abang kamu atau aku aja yang telfon ya, mana sini handphonenya?" Kata Dian lalu Chaca menyerahkan Telefon genggam miliknya dan memilih memejamkan matanya karena lelah menangis.
" halo"
" ini siapa ya Chaca mana?"
" Chacanya tidur om dia cape nangis"
" nangis? Kenapa Chaca bisa nangis?"
" Chaca dapet teror om dari orang dan saya nelfon om buat jemput Chaca biar istirahat di rumah soalnya dia masih takut om"
" ok saya kesana, sebaiknya kamu beresin tasnya Chaca yah saya yang akan kekelasnya"
" baik om, om tau kelasnya Chaca ?"
" iya Chaca sudah pernah bilang kok telfonnya saya tutup dulu"
Tut tut
Tanpa menunggu jawaban dari teman Chaca, David mematikan telfonnya bukan apa sekarang ia sedang panik mendengar Chaca mendapat teror, dengan bergegas ia keluar dari ruang kerjanya sambil menyambar kunci mobilnya setelh sampai diparkiran ia segera memasuki mobil menuju sekolah Chaca dalam perjalanan ia dipenuhi banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Chaca tapi sepertinya ia akan tanyakan saat Chaca sudah temang saja nanti dengan pikiran sedikit kacau ia terus melajukan mobilnya sampai berada di parkiran sekolah Chaca dengan cepat ia keluar mobil dan menuju kelas Chaca walaupun hanya tau nama kelasnya ia sudah hafal letaknya, hey dia pemilik sekolah ini bahkan ia yang mendesainnya sendiri.
Brak
Ia membuka pintu dengan tergesa gesa dapat ia lihat bahwa Chaca sedang tidur dibahu temannya dengan mata sembab tanpa pikir panjang ia mengahmpiri ketiganya dan mengambil tas Chaca lalu menggendong Chaca ala bridal stlye tidak peduli teriakan murid siswi karena tidak menyangka pemilik sekolah mempunyai hubungan dengan anak baru itu.
" terima kasih" setelah ucapan itu ia langsung membawa Chaca keluar kelas tanpa memerdulikan sekeliling yang heboh sedangkan Chaca yang merasa berisik hanya menggeliat dan menyusupkan mukanya di dada bidang David membuat David tersenyum tipis. Membuat murid yang berada di koridor lebih histeris lagi.
Setelah di parkiran ia menaruh Chaca di jok samping kemudi lalu menaruh kepala Chaca kesamping kemudian ia masuk mobil dan memindahkan kepala Chaca di bahunya dengan satu tangan berada di bahu Chaca lalu satu tangannya lagi untuk mengemudi.
Hai Arissa Up lagi nih, gimana ceritanya menurut kalian sejauh ini kasih komentarnya ya? Kalo ada typo atau kalimat yang kurang pas komen aja ok.
Jangan lupa Vote juga yah dan baca cerita aku yang lainnya.
Arissa mau ngucapin makasih buat yang udah mau ngeluangin waktu buat baca cerita karangan Arissa ini.
Gimana?
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...