Menurut Chaca ini adalah tempat bekerja yang paling enak dari tempat bekerja yang lain karena semua teman kerjanya mudah diajak berbicara dan bersahabat dari pada tempat kerjanya sebelumnya.
"Ca!!" Panggil koki di belakang Chaca.
"Ya, ada apa?"
"Ini antarkan ke meja no 7, ya!!" suruhnya.
"Baik." Tanpa banyak bicara ia mengantarkan pesanan pelanggan, tapi saat akan mengantarkannya seorang wanita menyenggolnya alhasil pesanan yang ia bawa tumpah dan sedikit mengenai pakaian wanita tadi.
"BAGAIMANA SIH!! BAWA GITU AJA TUMPAH. KAMU TAU NGGAK INI BAJU MAHAL GAJI KAMU SETAHUN AJA BELUM TENTU BISA BELI BAJU SAYA, NGERTI KAMU!!" bentaknya, Chaca yang tidak bisa dibentak matanya sudah memerah tetapi ia tahan sekuat mungkin.
"Ma-maaf bu saya ti-tidak sengaja," ucapnya sambil mencoba membersihkan tapi langsung ditepis oleh wanita itu.
"MAAF, MAAF. MEMANGNYA MAAF KAMU BISA BALIKIN BAJU SAYA INI APA HAH!!" sentaknya.
Semua pelanggan sudah memperhatikan keduanya sedangkan Manajer disini sedamg berusaha dihubungi karena memang ia sedang tidak ada di Cafe, pegawai yang lain tidak berani melawan karena tidak mau membuat masalah dan Chaca mengerti hal itu jadi tidak mempermasalahkannya. Chaca tidak sadar bahwa sebuah tangan mengayun siapa melayangkan ke pipi Chaca. Chaca sudah menutup matanya karena takut, tetapi ada yang menahannya sebuah tangan dengan tatapan dinginnya.
"Maaf saja, tetapi saya tidak suka kekerasan jika memang baju itu berharga saya akan ganti. Tapi saya heran jika tidak mau baju itu kotor kenapa masih dipakai?" kata pria itu dengan nada tajam dan menusuk."Ba-baiklah," kata wanita itu dengan nada takutnya setelah si pria memberikan sejumlah uang.
"Terima kasih tuan," ucap Chaca sambil menunduk.
"Tidak usah percaya diri nona saya hanya tidak suka kekerasan bukan membela dirimu," ucapnya dengan nada dingin dan wajah datar, setelahnya berlalu begitu saja dan meninggalkan uang di mejanya tadi.
Bersamaan keluarnya pria itu manajer datang dan membubarkan pelanggan yang bergerombol. "Shasa ikut keruangan saya!!" Chaca pun mengikuti langkah bosnya itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" mengalirlah cerita pada kejadian tadi dan bosnya mengangguk-ngangguk.
"Kali ini kamu saya maafkan. Jika hal ini terulang kamu tahu apa yang akan terjadi, kamu boleh keluar!" Chaca hanya mengangguk dan keluar dari ruangan bosnya.
"Gimana Cha?" tanya Syifa.
"Chaca diberi kesempatan tapi jika terulang Chaca dipecat." Dengan mata berkaca-kaca Chaca mengatakannya sampai air matanya keluar dengan sigap Syifa memeluknya dan menenangkan teman barunya yang baru saja ia ketahui sedikit kekanakan atau memang iya?
Nathan pov
Hai perkenalkan namaku NATHANIEL REGANTARA, aku biasa dipanggil Nathan. Aku memiliki sifat dingin dan datar dengan orang, jika di keluarga dan sahabat aku bersikap hangat. Aku adalah anak tunggal, jadi aku tidak punya saudara kecuali adik/kakak sepupuku. Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke Cafe langgananku CAFE AMERICAN. Aku suka Cafe itu karena makanan yang enak dan tempatnya yang nyaman tapi tidak hari ini sepertinya.
Seorang pegawai yang tidak pernah aku liat yang sepertinya ia baru saja menumpahkan sebuah pesanan. "BAGAIMANA SIH!! BAWA GITU AJA TUMPAH. KAMU TAU NGGAK INI BAJU MAHAL GAJI KAMU SETAHUN AJA BELUM TENTU BISA BELI BAJU SAYA, NGERTI KAMU!!!" bentaknya, pada seorang pegawai gadis itu, ia hanya menunduk dengan mata yang sudah merah. Aku yang tidak suka kekerasan apalagi pada perempuan walaupun yang memulai perempuan aku tidak perduli yang pasti aku tidak suka ada kekerasan.
"Ma-maaf bu saya ti-tidak sengaja," ucap gadis tadi sambil mencoba membersihkan tapi langsung ditepis oleh wanita itu dengan kasar.
"MAAF!! MAAF!! MEMANGNYA MAAF KAMU BISA BALIKIN BAJU SAYA INI APA HAH!!" sentak wanita itu, gadis itu tidak sadar bahwa sebuah tangan mengayun siapa melayangkan ke pipi gadis itu. Ia sudah menutup matanya karena takut, karena sudah tidak tahan aku menahannya tangan wanita tadi.
"Maaf saja, tetapi saya tidak suka kekerasan jika memang baju itu berharga saya akan ganti. Tapi saya heran jika tidak mau baju itu kotor kenapa masih dipakai?" kata pria itu dengan nada tajam dan menusuk.
"Ba-baiklah," kata wanita itu dengan nada takutnya setelah aku memberikan sejumlah uang.
"Terima kasih tuan," ucap gadis tadi sambil memunduk, tapi aku masih bisa melihat wajahnya. Wajahnya serasa familiar untuk diriku tapi aku tidak tau siapa. Tapi, ya sudahlah untuk apa aku memikirkannya.
"Tidak usah percaya diri nona saya hanya tidak suka kekerasan bukan membela dirimu," ucapku dengan nada dingin dan wajah datar, setelahnya berlalu begitu saja setelah meninggalkan uang di mejaku tadi.
Saat ini sudah pukul 13.00 yang artinya shift Chaca sudah berakhir, dia sudah berganti pakaian dan hendak menelfon David.
"Halo?"
"Bang, Chaca udah selesai shiftnya."
"Iya sudah, tunggu abang ke sana 15 menit lagi ok."
"Iya sudah Chaca tutup dulu."
"Iya."
Tut tut
Setelah 15 menit menunggu mobil David datang dan dengan segera Chaca masuk. Setelahnya mobil David melaju meninggalkan tempat kerja Chaca. Hanya keheningan menemani mereka sampai.
"Sudah makan, Ca?" tanya David sambil terus fokus pada jalan.
"Belum sempet bang, kalo abang?" jawab Chaca.
"Abang juga belum, ya sudah kita mampir makan dulu, ya." Dengan segera David melajukan mobilnya menuju sebuah restoran untuk mereka makan. Mereka mampir disebuah restoran yang cukup terkenal.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Kalau masih ada typo atau kesalahan lain silahkan komen oke!!
Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :
Form pemesanan
•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :Kirim ke no +62 857-3351-8064
Yuk buruan diorder!!😇
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Novela Juvenil(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...