"Kak Nathan kenapa?" bingung Chaca melihat wajah Nathan yang keliatannya seperti orang yang kaget.
Ia pun mengikuti arah pandang Nathan dan ikut membulatkan matanya melihatnya,"bang David," lirih Chaca. Chaca tak percaya melihat David bersama seorang wanita dan mereka tertawa bersama.
.
.
."Kak Nathan kenal orang yang sama bang David?" tanya Chaca dengan suara parau.
"Kenal, dia adalah mantan pacar David dulu," jawab ragu Nathan.
"Mantan pacar?"
"Iya namanya adalah MELISYA INDRIYANI. itulah namanya dia biasa dipanggil Meli," lanjut Nathan.
"Gitu yah," sahut lemas Chaca.
"Kamu kenapa Ca?" khawatir Nathan.
"Aku nggak papa kok, apa kita bisa langsung pulang kak?"
"Iya bisa kok, ayok kita kekasir," ajak Nathan dan membawa tubuh Chaca menjauh dari David dan Meli.
Tanpa disadari ada yang menatap punggung Chaca yang mulai menjauh.
"Maaf," lirihnya.
"Vid gimana apa aku boleh?" tanya Meli dengan wajah penuh harap.
"Iya dengan senang aku menerima," jawab David dengan senyum manisnya, membuat siapa saja terpesona.
"Ya udah ayok kita langsung pulang aja!"
"Iya ayok!" merekapun bangun dan berjalan menuju tempat parkir setelah membayar.
"Apa kamu sudah membicarakannya dengan orang tua kamu?" sekarang mereka sedang berada di mobil.
"Belum tapi pasti mereka akan sependapat denganku," yakin David.
"Kalau tidak sesuai dengan bayanganmu bagaimana?"
"Aku akan tetap memaksa, jadi kamu tidak perlu khawatir,"ucap tegas David tanpa ada keraguan. Tetapi matanya tetap mengarah ke jalanan dan fokus menyetir.
🍁🍁🍁
"Kamu kenapa Cha?" tanya Nathan karena melihat wajah Chaca yang sedari tadi murunh setelah melihat David.
"Nggak papa, Chaca cuma lagi nggak mood kok kak," elak Chaca.
"Biasanya kalau perempuan bilang nggak papa pasti ada apa-apa, hayo jujur ada apa?"
"Nggak cuma heran aja sama tingkah laku bang David," jujur Chaca.
"Heran?"
"Iya udah dua hari ini sikap bang David beda sama Chaca," ucap Chaca.
"Beda gimana?" tanya Nathan yang masih belum paham.
"Iya bang David jadi cuek dan kasar sama Chaca," lanjut Chaca dibarengi hembusan napas berat.
"Beneran David kaya gitu sikapnya?" ucap tak percaya Nathan. Karena selama kenal dengan David, ia taunya David tidak pernah kasar dengan kepada perempuan walaupun cuek memang sudah dari dulu.
"Memangnya kenapa kak?"
"Setahu kakak David bukan orang yang begitu, pasti ada yang membuat David menjadi seperti ini," ucap mantap Nathan.
"Maksudnya ada orang yang membuat bang David begitu?" yang diangguki oleh Nathan.
"Okey sudah sampai."
"Makasih ya kak," ucap Chaca lalu keluar dari mobil Nathan dan masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum Chaca pulang!" seru Chaca.
"Waalaikumsalam," jawab Ranti.
"Eh anak mommy udah pulang, ayok langsung bebersih, sholat terus istirahat yah," titah Ranti.
"Okey mom, aku ke atas yah," pamit Chaca dan berjalan ke arah kamarnya.
"Siapa yah orang yang membuat bang David begitu?" bingung Chaca. Ia sekarang sedang santai di kasurnya setelah melakukan apa yang di perintahkan oleh Ranti tadi.
Chaca hanya berharap bahwa David kembali seperti dulu, menjadi David yang perhatian kepadanya, David yang sayang kepadanya, David yang selalu memanjakkan, dan David yany selalu ada untuk Chaca. Yang Chaca lakukan sekarang hanya berdoa bahwa akan ada keajaiban yang membuat sikap David kembali seperti dulu lagi
"Semoga saja," gumam Chaca. Tak lama Chaca mendengar bunyi klakson yang sangat ia kenal. Bergegas ia keluar kamar lalu berjalan menuju ruang depan. Di sana ia melihat David menggandeng perempuan yang berada di mall tadi. Ucapan David membuat Chaca seperti tersambar petir.
"Mom aku mau ijin biar Meli tinggal sama kita sementara waktu," ucap David membuat Ranti dan Chaca terkejut.
"APA!!" ucap berbarengan Ranti dan Chaca.
"APA-APA INI!!"
Makasih yang udah mau baca.
Aku akan up setiap ada ide dan waktu ulang. Kalau banyak sempetnya pasti aku akan up cepat.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl (COMPLETED)
Teen Fiction(Masih belum rapi) "Kenapa dia bisa kenal aku?"gumamku. "Ayo sebaiknya kamu tinggal sama aku, lagian kamu kan sendirian disini!" ajak pria itu dan entah kenapa aku hanya menurutinya saja. ****** "Ihhhh udah deh kamu ngikutin aku terus, huftt!" dengu...