Prolog

3K 183 14
                                    

Pernah meragukan presensi makhluk tak kasat mata yang sering disebut hantu? Banyak hal yang dapat menjadi bukti keberadaannya, tapi ego manusia memilih untuk ragu demi menenangkan hati yang bergemuruh ngeri. Setidaknya makhluk itu tidak dapat dilihat begitu saja, jadi tidak perlu khawatir dan berpura-puralah tidak mengerti.

Tapi bagaimana jika suatu hari kau bisa melihatnya? Apa yang terjadi jika presensinya begitu nyata dan dapat kau rasakan? Bisakah kau mengacuhkannya seolah semuanya hanya pandangan semu belaka?

Dulunya aku berpikir jika makhluk semacam itu tidak ada di dunia nyata. Aku juga pernah takut untuk mengakui presensinya. Tapi ternyata takdir memilih untuk tidak memihakku. Kini mereka terasa begitu nyata. Berkeliaran tak kenal tempat dan dengan mudahnya mengganggu satu atau kumpulan manusia.

Aku pun ingin diam seolah-olah tidak menyadari apapun. Tapi apa menurutmu aku bisa melakukannya? Terlebih saat aku pun tidak bisa membedakan manusia atau 'mereka' yang kulihat. Atau bagaimana jika aku menjadi saksi bagaimana 'mereka' ingin mengganggu makhluk sejenisku? Aku tidak mungkin diam saja dan membuat semuanya menjadi buruk padahal bisa dicegah, kan?

Terkadang aku kesal kepada sifatku sendiri. Aku bisa saja diam dan pura-pura tidak menyadari apapun, tapi tidak bisa. Karena itu akhirnya akulah yang mendapat masalah. Hidupku tidak bisa tenang.

Bahkan di manapun aku berada tidak ada tempat yang benar-benar nyaman untuk aku kunjungi. Seperti saat ini, di dalam kelas ada tiga puluh lima siswa. Tapi apa yang harus aku jadikan reaksi saat ada seorang perempuan berseragam dengan rambut panjang terurai dan bercak darah di pakaiannya sedang duduk dengan siswa yang duduk di meja pojok belakang? Entahlah, aku juga bingung. Dan aku juga sudah cukup terbiasa dengan pemandangan semacam itu hingga tidak bisa takut lagi. Kecuali jika yang muncul adalah wanita yang membawa kepalanya sendiri di tangan seperti yang kulihat di ruangan kesehatan tempo hari. Aku sudah berusaha untuk tidak menjerit dan akhirnya aku malah hampir pingsan ketika melihatnya.

Entahlah. Ini sudah terjadi sejak dua tahun yang lalu, tapi aku masih tidak bisa terbiasa. Ah, aku bahkan tidak yakin bisa terbiasa. Dunia ini penuh dengan makhluk mengerikan. Aku kesal karena hanya aku yang bisa melihatnya.

Apa aku boleh merasa takut?

Why I Can See You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang