CHAPTER 4 : Bagian 3

463 68 0
                                    

Lagi-lagi Jungkook hanya bisa duduk diam di samping kakaknya yang sibuk dengan berbagai dokumen rumit. Ini jelas bukan bagian dari rencana. Seharusnya Seokjin beristirahat sekarang, bukan berkutat dengan semua ini. Tapi tiba-tiba banyak yang terjadi dan mau tidak mau ini harus dilakukan. Setidaknya Jungkook bersyukur karena dirinya bisa menyeret sang kakak segera setelah semua dokumen ini diperiksa. Setidaknya begitu rencananya sebelum Jungkook melihat sekelebat bayangan di balik pintu yang tertutup. Karena penasaran, anak itu langsung berdiri dari duduknya untuk memeriksa.

"Kookie, kemana?"

Jungkook menoleh kembali ke arah sang kakak. Dia buru-buru mengucap toilet sebagai alasan lalu berjalan keluar dengan agak tergesa, sama sekali tidak mendengar nasihat sang kakak untuk berhati-hati karena lukanya belum benar-benar sembuh.

"Jihoon..."

Nah benar, kan? Dia tidak salah melihat ternyata. Itu hantu anak kecil yang kemarin sempat memperingatkannya. Ada untungnya juga Jungkook ikut ke rumah sakit. Apa Jihoon memang mengikutinya atau dia tinggal di sini sekarang?

Sosok bocah itu hanya berbalik lalu memandangnya, tapi sama sekali tidak bersuara. Entah mengapa Jungkook merasa terintimidasi oleh tatapan tajam yang tidak bersahabat itu. Aneh. Padahal kemarin masih bisa bersikap sedikit ramah, tapi sekarang menjadi garang begini.

"Kau... masih akan berkeliaran di sini?" entah apa gunanya berbasa-basi dengan hantu, tapi faktanya Jungkook melakukan itu. Dia bahkan lupa jika di sekelilingnya ada banyak manusia yang pasti akan menganggapnya tidak waras karena berbicara dengan makhluk tak terlihat.

"Sepertinya kakakmu tidak takut sama sekali."

Ternyata saat ini memang lebih baik untuk tidak basa-basi. Jungkook meneguk ludah dengan gugup, entah karena apa. Lantas sedetik kemudian ia melangkah sembari berusaha menyambar tangan Jihoon. Berbeda dengan yang ia pikirkan, Jungkook hanya bisa meraba udara. Dia bukannya lupa jika sosok di hadapannya itu adalah hantu. Tapi jika Daehyun bisa menyentuhnya, kenapa dia tidak bisa melakukan itu kepada Jihoon.

Jungkook merasa ditertawakan saat menyadari helaan nafas Jihoon. Sorot matanya melunak, tapi masih tidak bisa mencairkan ketegangan. "Kau lupa jika aku adalah arwah?"

"Tapi..." Jungkook menghentikan ucapannya saat tiba-tiba menyadari tatapan aneh dari beberapa orang yang lewat. Dia memberi isyarat kepada sosok bocah itu lalu berbalik dengan canggung dan melangkah keluar dari bangunan rumah sakit.

Sebenarnya dia tidak berharap banyak mengingat Jihoon bisa saja mengabaikannya. Beberapa makhluk sejenisnya memang sulit diajak bekerjasama. Terutama karena terkadang Jungkook sendiri terlalu takut saat menyadari presensi mereka. Menyesuaikan diri dengan semua itu tidak mudah.

"Jadi apa rencanamu sekarang?"

Jungkook terlonjak kaget karena suara Jihoon terdengar tiba-tiba. Tapi karena tak ingin mengambil pusing masalah itu, dia kembali berjalan lalu duduk di kursi taman rumah sakit. Jihoon juga langsung mengikuti anak itu tanpa disuruh.

"Aku bingung harus melakukan apa. Kenapa orangtuamu ingin melakukan ini kepada kakakku?" Jungkook mengatakan itu tanpa menatap sosok di sebelahnya.

"Karena kakakmu terlalu payah sehingga tidak bisa menyelamatkanku."

"Kubilang..."

"Rasanya aku memang masih ingin hidup seperti kalian."

Jungkook terdiam, rasanya bisa sedikit memahami apa yang dirasakan Jihoon saat ini. Lagi pula siapa yang ingin mati secepat ini? Jungkook sendiri berpikir untuk melakukan banyak hal selama hidupnya. Sayang sekali jika anak seumurannya harus meninggal begitu saja.

Why I Can See You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang