Who is Aqilla?

19.2K 1.3K 73
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Sahabatan dengan lawan jenis tanpa ada rasa suka, it's impossible. Gue gak mungkin gak jatuh cinta sama lo. Apalagi lo tumbuh menjadi individu yang menawan.

∆∆∆

"Ceritain ke kita apa yang lo tau tentang Aqilla!"

"Aqilla?" ucap Vano tertegun.

Vano menghela napas pelan. Pikirannya berkelana kepada seorang gadis dengan paras cantik bak bidadari dari kahyangan. Belum lagi kulit putih seperti susu kedelai. Tak lupa juga dengan rambut beach waves-nya yang bewarna coklat-kehitaman. Membayangkan sosoknya saja bisa membuat Vano tersenyum.

"Sesuai yang gue bilang waktu itu, gue sama Aqilla itu sahabatan. Gue kenal dia waktu kita umur delapan tahun. Kita deket banget, berangkat-pulang sekolah bareng sampai kemana-mana pun berdua terus. Dua tahun kemudian, Aqilla pindah ke Bandung karena ngikut bokapnya yang pindah kerja. Sampai akhirnya kita lost contact dan kita dipertemukan lagi waktu SMA."

"Andai gue kenal Aqilla dari dulu, udah gue nikahin dia." ceplos Ardan asal.

"Mimpi lo ketinggian. Emang dia mau sama syaiton nirojim kek lu?" ejek Hendra.

"Sialan lo anak Dajjal." balas Ardan tak terima.

Keadaan hening sejenak, sampai Ardan bersuara.

"Eh Van, lo kok gak pernah cerita sama gue sih, kalo lo kenal sama Aqilla udah dari SD? Bahkan sampai satu SMA, gue baru tau kemarin kalo kalian berdua saling kenal." tanya Ardan kepo.

"Lo gak penting." ucap Vano tanpa beban.

"Heh Vano anaknya Babe Irawan, luknut sekali Anda jadi teman."

"Emang lo teman gue?"

Hendra tertawa keras mendengar penuturan menusuk Vano terhadap Ardan.

"Rasain lo, emang enak gak dianggep teman?"

"Lo juga. Emang lo siapa gue?" tanya Vano nyelekit.

"Whahaha. Denger sendiri kan. Lo juga kagak dianggep, sok-sokan suombong. Ingat! Sombong adalah perbuatan yang tidak baik. Perbuatan yang tidak baik itu menimbulkan dosa. Dosa bisa menyebabkan masuk neraka. Maka dari itu, jangan sesekali sombong jika tidak mau masuk neraka." ceramah ustad Ardan sok bijak.

Hendra hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, pura-pura mendengarkan.

Setelah itu, terjadi keheningan hingga Arsen membuka mulutnya untuk pertama kali setelah terdiam cukup lama.

"Lo gak ada perasaan ke Aqilla? Secara kan kalian cukup dekat?"

Vano menoleh ke arah Arsen dengan menaikkan sebelah alisnya. Matanya menyipit berusaha membaca pikiran Arsen. Karena tampang Arsen yang sudah kelewat datar, Vano jadi tidak bisa menebak maksud Arsen bertanya seperti itu. Akhirnya, cowok itu malah balik bertanya.

"Tumben lo kepo tentang seseorang?"

"Gue cuma tanya, tinggal jawab apa susahnya?"

"Gue gak suka sama Aqilla." bohong Vano.

"Sahabatan dengan lawan jenis tanpa ada rasa suka, it's impossible. Gue gak mungkin gak jatuh cinta sama lo. Apalagi lo tumbuh menjadi individu yang menawan." batin seseorang.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang