Berpaling?

7.7K 405 12
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Tidak segampang itu berpaling dari orang yang kita suka. Jika memang benar-benar suka, maka hal itu mustahil untuk dilakukan.

∆∆∆

Saat ini, Aqilla sedang berada di ruang tamu bersama Wira. Pria paruh baya itu sedang duduk di sofa single, tepat berhadapan dengan anak satu-satunya itu. Sedangkan Aqilla sedang menundukkan kepalanya sembari menautkan jemarinya satu sama lain. Kadang ia juga mencubit jemarinya dengan pelan, melampiasakan rasa gugup dan takutnya.

Cewek berambut sepinggang itu tengah dimarahi oleh Wira. Aqilla ketahuan karena masih berdekatan dengan Arsen. Entah bagaimana Wira bisa sampai mengetahuinya. Mungkin saja pria paruh baya itu mengirim mata-mata untuknya. Benar-benar sangat protektif.

"Aqilla, Papah udah bilang berkali-kali sama kamu. Jangan dekat-dekat dengan cowok yang gak benar seperti Arsen. Papah gak mau nanti kamu jadi ketularan sama sifat buruknya. Harus Paaph bilang berapa kali supaya kamu nurut?" ucap Wira menasihati Aqilla berulang kali. Mungkin sudah lebih dari sepuluh kali Wira mengatakannya. Tetapi Nita hanya menganggap angin lalu saja.

"Papah bukannya mau ngekang kamu, tapi ini demi kebaikan kamu sendiri. Arsen itu bukan laki-laki yang baik. Sebaiknya kamu segera tinggalkan laki-laki itu."

Aqilla memandang Wira setelah sang Ayah selesai menasihatinya. "Tapi Pah, aku sama Arsen gak ada hubungan apa-apa kok. Hubungan Aqilla sama Arsen juga gak sedekat yang Papah kira. Arsen sebenarnya baik, Pah. Penampilannya aja yang memberi kesan kalo dia bukan cowok baik-baik." Aqilla membantah perkataan sang Ayah. Ia tetap kekeh dengan tindakannya.

Wira memijit pelipisnya yang semakin nyeri, bingung harus bagaimana lagi supaya Aqilla menuruti kemauannya. Dalu, ketika ia meminta Aqilla menjauhi laki-laki lain, maka Aqilla dengan mudah menurutinya. Tetapi kali ini tidak. Anak perempuannya itu menjadi keras kepala.

"Dengarkan perkataan Ayah baik-baik, Aqilla! Papah cuma mau kamu jadi anak baik-baik. Papah cuma minta satu hal sama kamu, jauhi teman kamu yang namanya Arsen itu. Gak susah kan?"

Menjauhi Arsen? Aqilla tak mungkin melakukan hal itu. Ia sudah jatuh cinta kepada Arsen. Tak mungkin baginya untuk menjauhi cowok itu dengan mudahnya. Mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dilakukan.

"Susah lah Pah, gak semudah yang Papah pikir." batin gadis itu tak sependapat.

Tidak segampang itu berpaling dari orang yang kita suka. Jika memang benar-benar suka, maka hal itu sangat mustahil untuk dilakukan.

∆∆∆

Arsen memandang Samuel yang ada didepannya dengan malas. Setelah kejadian tak menyenangkan tempo hari bersama Samuel, membuatnya tak betah berlama-lama berdekataan dengan pria paruh baya itu. Rasanya sedikit canggung dan tak nyaman.

Arsen memilih kembali menyantap makan malamnya dalam diam, menyendok makanan tersebut dengan perlahan. Sebenarnya ia tak lapar. Mood-nya memburuk hanya karena melihat Samuel. Ia ingin kembali ke kamarnya untuk menyendiri. Tetapi ia urungkan. Arsen tak mau menciptakan masalah lagi dan membuat hubungan antara dirinya dan Samuel semakin jauh. Arsen tak mau Samuel marah lagi kepadanya karena masalah sepele.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang