Vote please, thanks.
Happy reading❤️
∆∆∆
Gue bener-bener udah jatuh.
∆∆∆
Arsen dan Luna berjalan menyusuri sebuah mall. Arsen tampak lelah berjalan, tetapi Luna masih bersemangat. Bayangkan saja, mereka sudah berkeliling mall sejak dua jam yang lalu, tetapi Luna belum juga membeli satu gaun pun. Ingin rasanya Arsen mengumpat cewek itu habis-habisan. Tetapi ia tidak melakukannya.
Arsen saja sudah membeli jas hanya dalam waktu lima menit. Tetapi Luna? Dua jam! Hei, waktunya terbuang sia-sia.
Apakah semua cewek seperti itu jika ke mall?
Apakah mereka tidak capek?
Luna menarik lengan cowok di sebelahnya saat cewek itu melihat suatu tempat yang menarik perhatiannya. Arsen hanya bisa mendesah pasrah, berharap ia segera keluar dari sini dan penderitaannya bisa berakhir. Mereka memasuki toko tersebut yang menjual berbagai jenis gaun cantik. Luna melihat-lihat sekeliling, mencari gaun yang sesuai dengan seleranya.
Luna mengambil sebuah gaun dari gantungan lalu menempatkannya di depan tubuhnya. Cewek itu sibuk memeriksa gaun tersebut lalu beralih menatap Arsen, meminta pendapatnya.
"Arsen, ini bagus gak?" tanya Luna.
"Bagus." komentar Arsen tanpa melihat Luna.
"Ih, Arsen! Liat aku dong!" gerutu Luna.
"Bagus." balas Arsen malas.
"Tapi, gue gak suka warna merah. Warna merah itu terlalu mencolok buat gue." ujar Luna sembari menaruh gaun tersebut ke tempat semula.
"Serah lu dah! Lama-lama gue buang lo ke rawa-rawa." batin Arsen kesal.
"Kalo gak suka, yaudah jangan dibeli." ucap Arsen menyarankan.
"Tapi gue suka sama modelnya, Arsen!"
"Kalo suka tinggal beli."
"Tapi gue gak suka warnanya! Gimana sih! Dibilangin dari tadi" ucap Luna malah marah-marah.
"Sabar Arsen! Sabar! Orang ganteng gak boleh marah-marah." batin Arsen. Tangannya mengepal, berusaha agar tidak emosi.
"Gimana kalo yang ini!" kata Luna seraya mengangkat sebuah gaun yang terletak disampinh gaun merah tadi.
"Bagus."
"Tapi ini warna hijau. Gue gak suka. Entar gue dikira lumutan lagi." balas Luna kembali menaruh gaun tersebut ke tempatnya.
Sepertinya Arsen harus membeli seluruh gaun yang ada di mall ini. Luna membuatnya hampir gila. Luna benar-benar pandai memancing emosi, sedangkan Arsen yang mudah terpancing emosi. Sangat cocok jikalau diantara mereka terjadi aksi baku hantam.
"Arsen! Kayaknya gue beli gaun yang ini aja deh." ujar Luna seraya menenteng gaun bewarna merah tadi.
"Luna, untung lo cewek." batin Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU MY ICE [END]
Teen Fiction[SEBELUM BACA, SILAKAN FOLLOW] Arsenio Agam Mallory atau kerap disapa Arsen. Si kutub dengan berjuta pesonanya yang mampu memikat kaum hawa. Rahang yang tegas, tinggi diatas rata-rata, dan paras yang tampan menjadikan ia dikagumi banyak perempuan. A...