Vote please, thanks.
Happy reading❤️
∆∆∆
Jika semua adil dalam perang dan cinta, apakah jadi pelakor itu halal?
∆∆∆
Ponsel Aqilla di atas nakas berbunyi. Dahinya mengernyit melihat nama yang tertera.
Vano mengiriminya pesan. Biasanya jika cowok itu mengiriminya pesan duluan, pasti ada hal penting yang harus segera ia sampaikan. Aqilla pun membuka chat tersebut.
Vano Irawan
Aqilla, besok Minggu lo ada waktu luang?
Gue mau ketemu sama lo, ada yang mau gue bicarain.Tanpa berlama-lama, Aqilla pun membalas chat tersebut.
Aqilla Clarissa
Besok Minggu gue free.
Boleh, ketemuan dimana?Vano Irawan
Di Kelola Cinta Cafe jam sebelas.
See you tomorrow.Aqilla Clarissa
Okay.Aqilla meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Ia menghela napas kasar. Kepalanya menunduk, mengeluarkan kalung pemberian Arsen dibalik kaos bewarna merah muda yang ia kenakan. Mata monoloidnya memandang kalung tersebut yang masih tergantung manis di leher jenjangnya. Jari-jari Aqilla menyentuh benda tersebut perlahan.
Aqilla pandai dalam pelajaran, tetapi ia bodoh dalam masalah percintaan. Ia selalu gagal dalam hal itu.
Aqilla mengakui kalau cinta pertama memang tidak mudah dilupakan. Bukan kenangan indah yang tersimpan di memorinya, tetapi peristiwa pahit bersama orang itu. Ia masih mengingat sosok itu. Sosok yang membuatnya mengenal dunia percintaan untuk pertama kali dan juga membuatnya merasakan patah hati.
Arsen, orang kedua yang mampu membuatnya jatuh cinta lagi. Berawal saat Arsen melempar bola basket mengenai kepalanya yang membuatnya kesal setengah mati. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, rasa benci itu berubah menjadi rasa penasaran.
Sikap dingin nan cuek yang sudah mendarah daging dalam diri Arsen membuat Aqilla penasaran. Ia penasaran dengan kehidupan cowok itu hingga membuatnya sedingin es dan dijuluki manusia kutub di sekolah.
Aqilla kagum pada Arsen setelah mengetahui fakta tentang keluarganya yang kelam. Arsen menghadapi masalah itu sendirian tanpa berkeluh kesah kepada teman-temannya. Ia sangat pandai menutupi hal tersebut dengan wajah datarnya. Aqilla senang karena ia menjadi orang pertama yang mengetahui privacy tersebut.
Rasa kagum pun berubah menjadi rasa suka. Berbagai tindakan dari Arsen yang membuatnya baper diantaranya mengantarkan Aqilla pulang dari sekolah saat hari menjelang gelap, mengajaknya ke pasar malam, membelikannya permen kapas, memakaikan jaket kesayangan Arsen di tubuhnya, dan memberinya kalung liontin.
Bukan hanya itu saja, ia menyukai sifat-sifat Arsen. Mulai dari sulit memulai pembicaraan, gugup ketika ia meminta maaf, dan dapat memberinya kenyamanan hanya dengan genggaman tangan.
Belum lagi parasnya yang tampan membuatnya digandrungi kaum hawa. Sungguh, ciptaan Tuhan yang menurutnya sempurna walaupun nyatanya manusia tidak ada yang sempurna dan kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta.
"Gue kalah sebelum berbuat apa-apa." gumam Aqilla terkekeh.
Layaknya bumi yang selalu berputar pada porosnya, berlaku juga untuk masalah percintaannya. Menyedihkan sekali nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU MY ICE [END]
Teen Fiction[SEBELUM BACA, SILAKAN FOLLOW] Arsenio Agam Mallory atau kerap disapa Arsen. Si kutub dengan berjuta pesonanya yang mampu memikat kaum hawa. Rahang yang tegas, tinggi diatas rata-rata, dan paras yang tampan menjadikan ia dikagumi banyak perempuan. A...