Ulangan

9.4K 567 30
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Kalo udah ditakdirkan goblok mah goblok aja. Gak usah repot-repot belajar.

∆∆∆

Ardan merobek buku tulis ekonomi milik Vivi, teman sekelas yang duduk di depannya. Cowok itu menulis sesuatu di kertas tersebut secepat kilat. Hendra juga melakukan hal sama. Manik mata keduanya bergerak cepat layaknya berlari menghindari bendahara yang menagih uang kas.

Sret.

Sret.

Sret.

Bunyi lembaran buku lks ekonomi pun terdengar. Semakin lama, mereka semakin cepat menulis dengan tulisan tak jelas seperti cekeran pitik.

Bukan hanya Hendra dan Ardan saja yang melakukan hal itu, melainkan juga seluruh murid kelas XI IPS 2. Sembilan puluh delapan persen dari mereka melakukan hal yang sama dengan Hendra dan Ardan yaitu membuat contekan. Mereka yakin seratus persen mendapatkan nilai sembilan puluh ke atas dengan mengandalkan contekan yang mereka buat.

Belajar?

Tidak ada kata belajar di dalam kamus hidup mereka. Untuk apa belajar susah payah jika pada akhirnya tak paham juga. Sia-sia bukan?

Kalo udah ditakdirkan goblok mah goblok aja. Gak usah repot-repot belajar. Toh, sekolah hanya mementingkan nilai. Sebagian besar guru tidak melihat usaha yang dilakukan murid untuk mendapatkan nilai maksimal, melainkan hasilnya saja.

Maka dari itu, kebanyakan murid lebih memilih untuk menyontek daripada belajar. Kadang, orang pintar pun kalah dengan orang yang menyontek. Miris sekali bukan?

Itulah prinsip hidup yang selalu tertanam di benak mereka. Tetapi, itu tidak berlaku bagi Vano. Walaupun masuk ke kelas IPS, tetapi Vano tergolong murid yang pandai dan rajin. Ia tidak membuat contekan, membawa dua buah ponsel, ataupun mem-fotocopy lks yang sudah diperkecil.

Nilai Vano pun dapat bersaing dengan kelas IPA. Sebenarnya ia bisa masuk kelas IPA, tetapi cowok itu lebih memilih masuk kelas IPS. Vano sangat menyukai pengetahuan sosial, terutama ekonomi. Ia sangat suka mata pelajaran tersebut. Baginya mata pelajaran ekonomi sangatlah menyenangkan karena terdapat beberapa teori disertai sedikit hitungan. Bukan sesuatu yang aneh lagi ia ingin meneruskan jejak ayahnya.

Kelas XI IPS 2 menjadi kelas terakhir yang akan melakukan ulangan harian ekonomi. Bu Sri, guru yang mengampu pelajaran ekonomi biasanya memberikan soal ulangan harian yang sama persis antara kelas satu dengan kelas lain. Perlu digaris bawahi, sama persis yang berarti semua nomor soal dalam soal tersebut tidak diacak. Sangat memudahkan murid dalam menyontek. Benar-benar guru terfavorit di SMA Bhakti Nusantara.

"Hen, gue udah selesai. Lo udah selesai belom?" ujar Ardan sembari memasukkan selembar kertas contekan tersebut ke dalam saku seragam.

"Udah." balas Hendra seraya melipat hasil mahakaryanya lalu memasukkannya ke dalam saku celana. "Nomer satu sampe empat udah kan, Dan?"

"Udah. Nomer lima sampe delapan udah lo tulis semua kan? Jangan sampe ada yang kelewatan!"

"Beres." balas Hendra seraya mengacungkan jempolnya.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang