Kapan?

7.9K 413 7
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Kapan gue bisa kayak lo, dicintai sama orang yang gue suka?

∆∆∆

Aqilla mengaduk milkshake miliknya yang sudah tinggal sedikit menggunakan sedotan dengan pelan. Cewek itu melirik jam tangan yang telah menunjukkan pukul empat lewat sepuluh menit. Sudah setengah jam ia berdiam disana, tetapi tak ada hal lain yang ia lakukan selain duduk dan minum milkshake.

Gadis cantik bermata monoloid itu memandang Vano yang duduk didepannya dengan sikap tenang. Cowok itu masih belum mengatakan sepatah kata pun kepadanya sejak tadi, membuat Aqilla sedikit merasa kesal. Vano yang mengajaknya kesini untuk berbicara, lantas mengapa cowok itu hanya diam saja?

Aqilla sudah berkali-kali bertanya kepada Vano dan cowok itu hanya mengatakan satu kata saja yaitu sebentar. Lebih dari lima kali Aqilla menanyakannya.

Cewek berambut hitam sepinggang itu hanyut dalam pikirannnya sendiri. Dalam hati, ia penasaran dengan maksud Vano. Vano tak pernah berbasa-basi. Jika ia mempunyai maksud, pasti ia akan berkata langsung tanpa membuang-buang waktu.

Tak lama kemudian seseorang datang menghampiri mereka dengan sedikit tergesa-gesa. Kedua orang yang ada disana pun lantas menoleh.

"Hai, sori ya lama." ucap orang itu menatap Vano kemudian menatap Aqilla. Napasnya ngos-ngosan karena sehabis berlari.

Vano pun tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya satu kali. Cowok itu menggeser tubuhnya, memberikan tempat duduk untuk perempuan itu. Kemudian perempuan itu menempati tempat duduk yang Vano tempati tadi sehingga posisinya menjadi berhadapan dengan Aqilla.

Aqilla sejak tadi memperhatikan cewek itu, mulai dari ujung rambut hingga ujung sepatu yang cewek itu kenakan. Aqilla bisa menyimpulkan bahwa usia mereka seumuran karena menangkap bahwa perempuan itu masih mengenakan seragam putih abu-abu, sama seperti dirinya dan Vano. Yang membedakan hanyalah perempuan itu bukanlah murid dari SMA Bhakti Nusantara.

Vano menyondorkan secangkir iced americano kepada cewek disebelahnya yang sudah ia pesan sebelumnya dan langsung diterima oleh cewek itu. "Udah gue pesenin." ujarnya.

"Makasih ya, Vano." balasnya seraya melemparkan senyumnya. Cewek itu mengaduk minumannnya dengan sedotan lalu meminumnya pelan-pelan. Setelah itu, ia kembali memandang Aqilla.

"Hai kenalin nama gue Farah Safarah, biasa dipanggil Farah." ucap cewek itu memperkenalkan dirinya. Ia mengulurkan tangan kanannya sembari tersenyum manis.

Aqilla lantas menerima uluran tangan Farah dan membalas senyumnya. "Gue Aqilla Clarissa Sifabella, panggil aja Aqilla."

Kemudian Farah melepaskan uluran tersebut. "Lo pasti bingung ya, kenapa gue ada disini?" tanya Farah menyadari kebingungan Aqilla sejak ia datang.

Aqilla hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus menjawab seperti apa. Aqilla tak membalas perkataan dari Farah. Ia menunggu cewek itu melanjutkan ucapannya.

Sebelum Farah kembali berbicara, Vano membuka suaranya yang sejak tadi membisu. "Aqilla, kenalin ini Farah pacar gue."

Aqilla membelalakkan matanya. Ia terkejut mendengar penuturan dari Vano. Belum sampai sebulan cowok itu memutuskan untuk mundur darinya dan dengan cepatnya Vano telah mendapatkan pengganti yang baru. Ini sangatlah tiba-tiba. Terlalu cepat bagi Vano mendapatkan pacar dalam waktu sesingkat itu. Aqilla sama sekali tidak bisa mempercayainya meskipun ini memang benar adanya.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang