Vote please, thanks.
Happy reading❤️
∆∆∆
Mulutmu terlalu manis, sulit rasanya untuk tidak termakan olehnya.
∆∆∆
Aqilla memandang langit-langit kamarnya. Ia sedang tergeletak di atas kasur empuknya. Pikirannya memikirkan kejadian tak mengenakan tadi. Cewek itu belum ganti baju, masih mengenakan seragam SMA-nya.
Tak jauh dari tempatnya duduk, Gea memandang Aqilla. Ia tahu cewek itu sedang galau. Ia memilih untuk tidak banyak berbicara kepada Aqilla, membiarkan cewek itu waktu untuk berdiam diri sembari berpikir. Seperti itulah Aqilla jika ada masalah, ia tidak mau banyak bicara dan suka merenung.
Dering telepon dari ponselnya membuyarkan lamunan Aqilla. Tangannya bergerak ke sana kemari, mencari ponsel di kasurnya.
Aqilla lantas bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk saat melihat nama yang tertera di sana. Hal itu menarik perhatian Gea karena sempat melihat Aqilla terkejut.
Satu nama yang masih membuat jantung Aqilla berdebar hebat hanya dengan melihat namanya saja. Siapa lagi kalau bukan Arsen?
Gadis itu menghembuskan napasnya pelan sebelum menekan tombol answer di ponselnya.
"Halo?"
"Hai."
"Ada apa, Sen?"
Pertanyaan yang sempat bersarang dibenak Gea pun akhirnya terjawab. Ternyata itu dari Arsen. Pantas saja Aqilla bersikap seperti itu.
"Gue mau bicarain yang tadi, tentang bokap lo."
Aqilla tak menjawab, ia memberinya waktu beberapa detik sebelum Arsen melanjutkan kalimatnya. Ia sudah pasang telinga, siapendengar kelanjutan dari perkataan cowok itu.
"Lo mau nurutin perintah bokap lo?"
"Iya."
"Kenapa?"
Gadis itu terkekeh pelan, merasa sangat lucu dengan pertanyaan yang cowok itu lontarkan kepadanya. Memangnya Arsen menganggap Aqilla apa hingga bermasalah dengan perkataan Wira.
"Kita gak sedekat yang dibayangin bokap gue, Sen. Bokap gue pasti mikirnya kita pacaran. Lagi pula hadirnya gue di dekat lo ataupun enggak, gak bakal buat perubahan apapun."
"Tapi lo kan suka sama gue? Segampang itu berpaling?"
Deg.
Aqilla bungkam, ia tak mampu membalas pertanyaan dari Arsen. Lidahnya terasa sangat kelu.
Kenapa Arsen mengingatkannya?
Kenapa Arsen blak-blakan sekali berbicara seperti itu dengan entengnya?
Kenapa Arsen bisa mengetahuinya?
Apakah terlihat sangat jelas kalau ia menyukai Arsen?
Sepertinya ia harus berterus terang sekarang. Mau mengelak pun ia yakin Arsen tak percaya omongannya dengan begitu mudah. Arsenorang yang tak mudah untuk ditipu.
"Gue emang suka sama lo. Tapi lo sukanya sama orang lain. Lo udah punya pacar, kalian juga udah dijodohin. Gue bisa apa, Sen? Lebih baik gue mundur dari sekarang."
"Kata siapa gue suka sama Luna? Gue sukanya sama lo Aqilla."
"Lo suka sama gue? Jangan bohong lagi sama gue, Sen. Gue tahu lo sukanya sama Luna. Lo bilang kayak gitu karena kasihan sama gue kan?! Berhenti bicara kayak gitu lagi! Lo seolah ngasih gue harapan, Sen. Tapi sayangnya itu cuma harapan palsu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU MY ICE [END]
Teen Fiction[SEBELUM BACA, SILAKAN FOLLOW] Arsenio Agam Mallory atau kerap disapa Arsen. Si kutub dengan berjuta pesonanya yang mampu memikat kaum hawa. Rahang yang tegas, tinggi diatas rata-rata, dan paras yang tampan menjadikan ia dikagumi banyak perempuan. A...