Vote please, thanks.
Happy reading❤️
∆∆∆
Lidah saja punya mertua, masa kalian enggak?
∆∆∆
Aqilla merebahkan tubuhnya di atas sofa. Mereka sudah sampai ke rumah Wira yang berada di Solo. Rasa pegal menyertainya. Kakinya terasa sangat capek layaknya berjalan ratusan kilometer. Maklum, ia tidak pernah berpergian sehingga saat ia pergi sesekali, tubuhnya menjadi lelah. Fisiknya pun masih tergolong lemah. Aqilla jarang olahraga, olahraga pun hanya saat mata pelajaran penjaskes. Ia lebih suka rebahan di atas kasurnya yang empuk.
Cewek itu membuka tas ransel kecilnya, mengeluarkan kipas angin elektrik mini bergambar hello kitty dari sana. Kemudian menyalakan benda tersebut dengan kecepatan tinggi dan mengarahkannya ke wajahnya yang dipenuhi peluh.
Gea yang melihat kipas angin mini elektrik itu pun sontak mengambil benda itu dari tangan Aqilla. Tetapi Aqilla dengan sigap menyembunyikannya.
"Apaan sih Ge?!" tanya Aqilla kesal. Sudah tahu ia sedang capek, cewek itu malah membuatnya kesal. Itu namanya membangunkan singa yang sedang tertidur.
"Pinjem bentar Qil, pelit amat sama temen sendiri. Gue kan juga keringetan." balas Gea mengerucutkan bibirnya.
Aqilla melemparkan tasnya ke Gea. Gea menangkapnya lalu memasang wajah bertanya-tanya.
"Di tas ada lagi." ucap cewek itu menyadari kebingungan Gea.
Gea dengan cepat membukanya tas itu, mencari barang yang sedari tadi ia inginkan. Dapat. Cewek itu menyalakan kipas angin elektrik bergambar doraemon dan mengarahkannya ke wajahnya. Gea memejamkan matanya, menikmati angin yang menerpa wajahnya.
"Makasih Aqilla jodohnya Cameron Dallas yang tidak sombong, cantik, dan suka memberi jawaban kepada sahabatnya ini saat ulangan." ujar Gea kepada Aqilla. Aqilla adalah malaikat penolong baginya saat sedang kesusahan.
Gea menoleh ke arah Vano. "Lo mau pake kipas juga gak Van?"
Vano yang sedang bermain ponsel sontak menoleh. "Gak usah, pakai aja." balasnya sembari tersenyum. Gea terpana beberapa saat. Senyum Vano sangat manis di matanya, melebihi madu, gula, tebu, dan pemanis lainnya.
Ganteng, kaya, tinggi, ramah, baik hati pula. Idaman sekali bukan?
Tetapi sayangnya, Vano bukanlah tipenya. Cowok itu juga sebelas dua belas dengan Arsen. Ia terlalu kaku. Kasihan Vano nanti saat menghadapi tingkahnya yang absurd. Belum sampai seminggu pasti cowok itu sudah kabur dan meminta putus.
"Aqilla juga bawa kipas lagi. Nih!" Gea menyondorkan kipas angin elektrik mini bergambar keropi tersebut ke arah Vano, tetapi dibalas gelengan oleh cowok itu.
"Gak usah, Ge." tolaknya masih dengan senyuman. Ini cowok manusia bukan sih? Dari tadi senyum mulu. Mana tambah ganteng lagi.
Gea memasukkan kembali kipas angin tersebut ke dalam tas Aqilla. "Yaudah kalo gitu."
"Qil, tas ransel lo yang satunya mana?" tanya Gea mencari tas ransel Aqilla yang berisi makanan ringan.
"Noh!" tunjuk Aqilla ke samping.
Gea beranjak dari sana menghampiri tas itu. "Minta jajanan lagi ya?" Tanpa menunggu balasan dari sang pemilik, Gea sudah membuka tas itu, mengambil satu bungkus kuaci lalu membukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU MY ICE [END]
Teen Fiction[SEBELUM BACA, SILAKAN FOLLOW] Arsenio Agam Mallory atau kerap disapa Arsen. Si kutub dengan berjuta pesonanya yang mampu memikat kaum hawa. Rahang yang tegas, tinggi diatas rata-rata, dan paras yang tampan menjadikan ia dikagumi banyak perempuan. A...