Vote please, thanks.
Happy reading❤️
∆∆∆
Jika dia jodohku, maka dekatkanlah. Jika dia bukan jodohku, maka jodohkanlah aku dengan dirinya.
∆∆∆
Ela lantas terkekeh setelah mendengar ucapan Gea. Dengan senang hati, ia membalas uluran tangan Gea. "Kenalin juga, nama gue Carabela Rivania. Panggil aja Ela, pacar Farrel." balas Ela menekankan kata pacar Farrel.
Gea menatap sengit Ela, begitu pula sebaliknya. Sepertinya perang dunia ketiga segera dimulai.
Gea menurunkan tangannya begitu pula dengan Ela setelah beberapa saat. Ela bersidekap, memandang remeh cewek di hadapannya ini. "Oh. Jadi ini yang namanya Gea Viona Cantika, mantannya Farrel. Ternyata gak salah emang kalo dia mutusin lo. Lo gak ada apa-apanya dibandingin sama gue." Pandangan cewek itu memandang rendah Gea.
Gea mengepalkan kedua tangannya di samping badan, berusaha menahan emosinya yang akan keluar saat mendengar perkataan dari Ela yang menusuknya. Gea merasa tertampar dengan omongan Ela itu. Gea tidak suka orang yang tidak pernah berinstropeksi diri. Orang ini sepertinya tidak punya kaca di rumah. Perlukah Gea membelikannya kaca sebanyak sebuah truk?
Sebelum melihat dan mengkritik orang lain, lihatlah diri sendiri terlebih dahulu. Apakah dirinya sudah benar atau belum? Ciri manusia minta dihujat mah gini, memandang tinggi dirinya sendiri. Pede itu boleh, tapi jangan terlalu pede. Malah jatuhnya terlihat buruk dimata orang lain.
"Ngapain lo masih disini? Mau cari Farrel? Gak terima kalo Farrel lebih milih gue daripada lo? Mau ngerusakin hubungan gue sama Farrel? Dasar pelakor!" ujarnya saat ia tak mendapat balasan dari Gea. Cewek itu mengangkat tangannya, melihat kuku-kukunya yang panjang dan cantik.
Rasanya, Gea ingin melakban mulut Ela yang tidak ada sopan santunnya sama sekali. Atau mungkin menge-lemnya dengan lem korea. Atau bisa juga menjahit mulut itu agar tertutup rapat-rapat. Ide yang sangat bagus bukan?
"Perbanyak instropeksi diri deh lo." kata Gea setelah lama bungkam. Nada bicaranya sangat tenang, membuat sang lawan bicara kesal. Gea masih bisa sabar menghadapi cewek tidak tahu diri di depannya ini untuk sekarang. Tak tahu untuk beberapa menit ke depan.
"MAKSUD LO NGOMONG KAYAK GITU APA HAH?!" Intonasinya naik beberapa oktaf. Hal itu membuat beberapa orang yang ada di kantin memperhatikan mereka, ingin tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi. Ada juga yang memasang tampang terkejut karena teriakan Ela yang menggelegar. Ada nenek-nenek teriak gaesss.
Ela maju selangkah, mendekati Gea. Cewek itu mendongak, karena tubuh Gea lebih tinggi 5 cm darinya. "Udah deh, lo terima aja kalo Farrel mutusin lo. Cowok diluaran sana masih banyak kali."
"Tapi gak tahu deh yang mau sama cewek modelan kayak lo. Kalo ada yang mau mereka gak bisa nilai orang pasti." lanjutnya dalam hati. Jika Gea mengetahui itu, bisa dipastikan detik ini juga ia sudah menjotos bibirnya. Tidak tahu saja kalau Gea ini jago dalam hal bela diri.
Tunggu dulu. Ela menuduhnya bersalah? Lantas mengapa Ela merebut Kak Farrel darinya saat ia sudah tahu kalau Kak Farrel ternyata sudah mempunyai pacar? Cowok diluaran sana masih banyak? Mengapa dari sekian banyak cowok di dunia ini, Ela mendekati pacarnya? Disini yang perlu disalahkan Gea atau Ela?
Tangan Gea semakin mengepal, menandakan kalau amarahnya meningkat. Ia memerlukan samsak tinju untuk melampiaskan emosinya.
"Lo ikut gue!" perintah Gea tak terbantah. Ia tidak peduli kalau dirinya tidak punya tata krama terhadap orang yang lebih tua darinya. Lagian manusia tak tahu diri ini juga tidak menghargainya. Lantas, mengapa Gea juga harus menghargainya? Hellooow, Gea tidak sebaik itu dengan orang yang jahat kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU MY ICE [END]
Teen Fiction[SEBELUM BACA, SILAKAN FOLLOW] Arsenio Agam Mallory atau kerap disapa Arsen. Si kutub dengan berjuta pesonanya yang mampu memikat kaum hawa. Rahang yang tegas, tinggi diatas rata-rata, dan paras yang tampan menjadikan ia dikagumi banyak perempuan. A...