Murid Baru

11.9K 772 62
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Bukankah suka gak butuh alasan? Rasa suka tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Kita gak bisa kontrol itu.

∆∆∆

"Aqilla."

Aqilla menoleh saat namanya dipanggil. "Apa?"

"Gue mau ngomong sesuatu."

Deg.

Jantung Aqilla berpacu lebih cepat. Jemari tangannya menggenggam erat jaket Arsen di tubuhnya untuk menetralisir rasa gugup yang melanda. Ia merasa kalau Arsen akan menembaknya. Jujur saja, Aqilla benar-benar belum siap akan hal itu.

Tangan kanan Arsen mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana jeansnya. Sebuah kotak beludru bewarna merah ia buka. Di dalamnya terdapat sebuah kalung liontin cantik berbentuk hati dengan warna merah muda serta pernak-pernik di sekelilingnya.

 Di dalamnya terdapat sebuah kalung liontin cantik berbentuk hati dengan warna merah muda serta pernak-pernik di sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen bangkit dari posisi duduknya, berdiri di belakang Aqilla. Cowok itu memakaikan kalung tersebut di leher jenjang Aqilla. Setelah itu ia kembali duduk di samping Aqilla sambil tersenyum tipis, sangat tipis sehingga Aqilla tidak dapat melihatnya. Tangan kanan Arsen menarik jemari Aqilla dari jaketnya lalu menggenggam erat jari-jari itu disertai dengan elusan lembut.

"Mamah, tolong Aqilla! Arsen baperin Aqilla! Aqilla gak kuat dibaperin kayak gini!" batin Aqilla berteriak meminta tolong kepada Rissa.

"Gue suka sama lo, Aqilla. Gue pengen jadi pacar lo, pengen kenal lo lebih dalam lagi, dan pengen buat lo bahagia."

Aqilla meneguk ludahnya kasar, tenggorokannya terasa kering seperti telah berlari dalam jarak ratusan kilometer. Ia berdeham sebelum berbicara. "Kenapa lo bisa suka sama gue?"

"Gue juga gak tau kenapa gue bisa suka sama lo, hati gue milih lo. Dari sekian banyak perempuan yang ngejar-ngejar gue, gue cuma nyaman sama lo. Bukanlah rasa suka gak butuh alasan? Rasa suka tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Kita gak bisa kontrol itu. "

Aqilla tersenyum manis, tangannya menggenggam tangan Arsen balik.

∆∆∆

Saat ini Aqilla sedang duduk di bangku kelasnya. Bayang-bayang tentang kejadian kemarin malam masih tersimpan jelas di memorinya, tentang kebersamaan mereka dan tentang Arsen yang menyatakan cintanya. Cewek itu menunduk ke arah leher seraya mengeluarkan kalung pemberian Arsen di balik seragamnya. Ia tersenyum melihat kalung tersebut. Tangannya menyentuh benda itu dan mengelusnya pelan-pelan layaknya benda antik bernilai tinggi.

Tak lama kemudian, Gea datang dan menarik kursi di samping Aqilla lalu mendudukinya. Menyadari Aqilla yang tidak sadar akan kehadirannya, ide untuk mengagetkan teman sebangkunya terbesit di dalam otaknya.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang