Bimbang

14.8K 974 46
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Perempuan lebih emosional daripada laki-laki. Jangan sampai membuat mereka kecewa.

∆∆∆

Suasana bising di kantin membuat kepala Arsen semakin nyeri. Berulang kali ia mengerang pelan. Tangan Arsen memijat pelipisnya perlahan untuk menetralisir rasa pusing. Berbeda halnya dengan Arsen, Ardan malah tampak sangat senang sekali bak mendapatkan nilai seratus dalam mata pelajaran ekonomi. Jangankan seratus, nilai tuntas KKM saja ia tidak pernah! Pintar sekali bukan?

Ardan memanfaatkan situasi kantin yang ramai untuk menggoda para cewek. Korbannya saat ini adalah cewek cantik kelas XII MIPA 5. Kakak kelas pun masih sempat-sempatnya ia goda. Benar-benar fuckboy with high level.

"Kakak tau gak bedanya Kakak sama semangka?" tanya Ardan sembari mengeluarkan smirk andalannya.

"Gak tahu." balas cewek yang bernama Sera itu menggelengkan kepala.

"Kalau semangka itu manis di lidah kalau kamu manis dipandang." ujar Ardan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Senyum Sera terbit saat itu juga. Perlahan pipinya memerah seperti tomat.

"Kak Sera pakai blush on ya? Kok pipinya merah gitu?" tanya Ardan menggodanya lagi.

"Enggak kok. Aku ke kelas dulu ya? Ada yang perlu aku urus." pamit Sera cepat-cepat supaya ia tidak terjebak kondisi memalukan di depan adik kelasnya ini.

"Kili siminyki iti minis di lidih kilii kimi minis dipinding." gumam Hendra berlagak mual.

"Iri bilang, Bos." balas Ardan sambil memakan bakso pentolnya dengan rakus.

Ardan si buaya darat pernah berkata, "Menggombal tuh gak gampang, butuh tenaga ekstra buat bikin para cewek klepek-klepek sampai mampus terus ditinggal deh."

"Iri? Ngapain gue iri sama lo? Denger nih ya, gue tuh orangnya susah jatuh cinta. Tapi, sekalinya jatuh cinta bakal setia." ujar Hendra mengejek.

"Setia sampai cewek yang lo suka memilih orang lain. Menyedihkan sekali kisah cinta Anda!" ejek Ardan terkekeh.

"Daripada jadi fuckboy edan macam lo. Pertama kenalan, merayu, nembak, terus ditinggal. Cewek juga punya perasaan, Bro! Bayangin aja kalau lo ada di posisi mereka! Apa lo terima? Gak kan?" ceramah Hendra layaknya seorang ustaz.

"Dengerin ya Babang Hendra yang gantengnya gak bisa ngalahin gue, jadi fuckboy tuh enak! Coba deh lo sesekali jadi fuckboy dijamin ketagihan." ajak Ardan sambil menambahkan sambal ke bakso pentolnya.

Hendra memilih untuk tidak meladeni omongan ngawur Ardan yang kini malah asyik menggombal cewek lagi. Pandangannya terpaku pada Arsen yang duduk di hadapannya. Cowok itu dari tadi hanya bengong saja dengan tatapan yang tidak seperti biasannya. Ia terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Lo kenapa Sen?" tanya Hendra.

Arsen masih terdiam dengan pandangan yang lurus ke depan, tidak menyadari Hendra yang sedang bertanya kepadanya.

"Sen?!" tanya Hendra dengan intonasi lebih keras sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Arsen.

Arsen pun tersadar dari lamunannya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sebentar lalu melihat ke arah Hendra. Cowok itu menaikkan sebelah alisnya saat Hendra menatapnya intens.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang