Baperin

6.3K 407 16
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Hey, buat kalian para cowok! Jangan suka baperin cewek sedangkan kalian sendiri gak mau tanggung jawab! Mau disantet, hm?!

∆∆∆

Aqilla duduk di halte, menunggu jemputan dari sang Ayah. Kakinya ia goyang-goyangkan ke depan-belakang untuk mengatasi rasa bosan yang melandanya. Ia baru saja selesai mengikuti ekstrakurikuler KIR. Penginnya sih, bolos ekskul tetapi itu berpengaruh ke nilai rapotnya. Mau tak mau cewek itu mengikuti ekskul dengan terpaksa. Susah-susah ia belajar supaya mendapatkan nilai mata pelajaran yang bagus masa tidak jadi gara-gara ia bolos ekskul?

Hanya ada Aqilla yang duduk di halte tersebut. Cewek itu memandang ke kanan-kiri, masih belum ada tanda-tanda Wira akan datang. Inilah yang tidak ia sukai jika diantar-jemput ke sekolah, MENUNGGU. Tetapi tak apalah, ini tidak ada apa-apanya. Menunggu Arsen putus dengan pacarnya saja ia bisa, masa menunggu jemputan tidak bisa?

Memikirkan Arsen lagi dan lagi membuat hatinya kembali sakit. Ia teringat bagaimana ia dengan gampangnya dibodohi oleh cowok itu. Segoblok itukah dirinya?

Dret.

Aqilla sontak merogoh saku rok abu-abunya, mengeluarkan ponsel berlogo apel gigit dari sana dan membuka layar ponselnya, membuka pesan yang baru saja masuk. Ternyata itu dari Wira.

Papah
Aqilla, Papah gak bisa jemput kamu, ada urusan mendadak.
Kamu naik taksi aja ya? Maaf Papah baru ngabarin kamu.

Aqilla Clarissa
Ya, Pah gak papa.
Yaudah, Aqilla naik taxi aja.

Papah
Ya, hati-hati.

Aqilla memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku rok setelah menerima balasan dari Wira. Cewek itu memandang sekitar, memperhatikan kendaraan-kendaraan yang ada di sekelilingnya. Nasib baik datang kepadanya karena ada taxi di depan sana. Aqilla hanya perlu menyebrangi jalan untuk sampai ke sana.

Tetapi, Aqilla tidak jadi ke sana karena ada suara klakson motor besar yang terdengar. Aqilla menoleh saat motor tersebut terhenti tepat di depannya. Gadis itu merasa sangat familiar dengan motor sport hitam tersebut. Ia pernah melihatnya berulang kali.

Jika kalian berharap itu Arsen, dugaan kalian tepat sekali. Itu memang Arsen. Cowok itu baru saja keluar dari gerbang sekolah beberapa menit yang lalu dan langsung menghampiri Aqilla yang ada di halte.

Aqilla pun menoleh ke arah belakang Arsen. Disana, ada Ardan yang sedang memboncengi Hendra karena tak memungkinkan jika Hendra naik motor sendiri. Yang ada bukannya tangannya sembuh malah tambah parah lukanya.

Arsen menoleh ke belakang. Matanya mengisyaratkan kepada Ardan untuk pergi terlebih dahulu dan langsung diikuti olehnya.

"Belum pulang?" Arsen bertanya seraya membuka kaca helm full face-nya yang sebelumnya tertutup.

"Duh ditanyain kaya gitu aja kok malah baper sih gue?" batin Aqilla bertanya sendiri. Sudah tahu ia gampang baper malah dibaperin.

Hey, buat kalian para cowok! Jangan suka baperin cewek sedangkan kalian sendiri gak mau tanggung jawab! Mau disantet, hm?! Definisi cowok luknut mah gini.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang