Kesal

10.2K 658 28
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

You want her. You need her. And I'll never be her.

∆∆∆

Tok.

Tok.

Tok.

Seseorang mengetuk pintu kamar dengan keras membuat Aqilla yang bergelung di atas kasur merasa terusik. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya susah payah. Netranya menjelajah sekelilingnya, mencari jam dinding yang menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. Cewek itu menyibak selimutnya, beranjak dari tempat tidur. Ia berjalan ke arah pintu, membuka pintu perlahan dan mendapati Rissa yang sedang bersedekap.

"Kamu tuh ya! Jadi cewek tuh harusnya bangun pagi! Bantuin Mamah buatin sarapan! Anak gadis gak boleh jadi kebo! Malu sama anak tetangga! Kamu lihat tuh Yumna, tetangga sebelah! Dia rajin bantuin ibunya, cantik, baik hati, murah senyum, pintar, ramah, dan yang paling penting kalau bangun gak kebluk kayak kamu!" celoteh Rissa panjang-lebar.

"Bandingin teros sama anak tetangga! Mau aku bandingin Mamah sama orang tua temen aku? Gak mau kan? Makannya jangan suka banding-bandingin anak sendiri sama anak orang lain! Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan masing-masing." ucap Aqilla keki yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati. Bisa-bisa ia dicoret dari KK jika mengutarakannya.

Aqilla menguap seraya mengucek-ucek matanya yang memerah karena masih mengantuk. Bayangkan saja, ia baru selesai menonton drathai jam empat pagi!

"Ini hari Sabtu, Mah! Aqilla masih ngantuk, mau tidur lagi. Bangun agak siang juga gak bakal bikin orang bego. Albert Einstein aja sehari tidur bisa sampai sebelas jam, tapi masih jenius."

Kedua tangan Rissa ia taruh di pinggang. Matanya memberikan tatapan horor kepada Aqilla.

"Kamu berani membantah, Mamah?! Mulai jadi anak durhaka kamu, ya?! Mau Mamah kutuk jadi batu kayak Malin Kundang?!"

Aqilla menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Ia menjadi serba salah. Mau tak mau ia harus mengalah agar perdebatan ini cepat berakhir.

"Enggak, Mah. Iya. Aqilla yang salah, Mamah bener."

"Bagus kalau kamu sadar diri."

Aqilla menghela napas. "Mamah kenapa ketok-ketok pintu kamar Aqilla?"

Rissa seketika teringat akan tujuannya kemari. "Oh itu, di bawah ada yang mau ketemu kamu."

"Siapa?" tanya Aqilla dengan dahi mengkerut.

"Nanti juga kamu tahu. Cuci muka sana! Muka kamu buluk, kayak gembel. Gak enak dilihat." balas Rissa sambil mendorong tubuh Aqilla masuk ke kamarnya lagi.

Cewek itu hanya bisa pasrah. "Iya-iya." ujar Aqilla seraya menutup pintu.

Aqilla berjalan gontai masuk ke dalam kamar, melangkah menuju kamar mandi. Ia membasuh muka bantalnya dengan sabun muka, menggosok gigi, dan menyisir rambut. Setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, Aqilla keluar kamar lalu berjalan menuruni anak tangga menuju ruang tamu.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang