Hipotesis

6.9K 406 15
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Gak ada yang bisa bertahan lama di pertemanan antara laki-laki sama perempuan.

∆∆∆

Aqilla menyeret dua buah kopernya dan meninggalkannya sembarangan. Cewek itu menaruh tas ransel besar yang ia bawa, menaruhnya di sofa kemudian melepas tas ransel mininya disana. Ia merebahkan tubuhnya di sofa yang lain diikuti Gea.

Tak lama kemudian, Gea berpindah tempat. Ia merebahkan tubuhnya yang tadi di sebelah Aqilla menjadi di atas lantai agar lebih leluasa. Cewek itu tidur di atas lantai dengan memeluk bantal fofa yang sempat ia ambil sebelumnya. "Capek ya, Qil? Badan gue rasanya mau remuk aja kayak latihan militer. Mana keringetan gue banyak lagi." ujarnya sembari mencium bau tubuhnya. "Huek, bau banget badan gue."

"Salah sendiri lo tadi gak mandi." balas Aqilla menyalakan Gea. Gadis itu melirik Gea sekilas.

Sebelum Gea ke bandara untuk kembali ke Jakarta, Gea memang belum sempat mandi terlebih dahulu. Alasan pertama karena cewek itu susah dibangunkan, membuat Aqilla perlu tenaga ekstra untuk membangunkan manusia kebo seperti Gea. Hal itu membuat waktu mereka terbuang sia-sia hanya untuk membangunkan Gea. Alasan kedua karena Gea tidak mau mandi. Cewek itu jarang mandi. Jika libur sekolah, biasanya ia hanya mandi sehari sekali. Bahkan, ia pernah mandi dua hari sekali. Seberapa bersih Gea menurut kalian?

"Males, Qil. Lo tau sendiri kan gue mager banget." balas Gea enteng, tak tahu malu sama sekali.

"Lagian kita tuh harus hemat air. Banyak daerah yang kekeringan, jadi kita mesti hemat air, Qil." lanjutnya lagi beralasan.

"Qil, AC-nya nyalain dong." pinta Gea seenak jidat, berasa rumah sendiri.

"Ogah. Kalo dinyalain nanti yang ada malah rumah gue bau keringet lo. Mending lo ke luar aja, nyari angin daripada ngeluh teros."

"Yah." rajuk Gea. "Gerah nih, Qil. Gak kuat gue. Gue udah berusaha kuat liat Kak Farrel sama pacarnya, masa gue harus kuat lagi buat nahan gerah? Gak kasihan apa sama gue Qil?" rayu cewek itu.

"Gak mau."

"Lo mah gitu sama temen sendiri. Panas di dunia aja udah kayak gini, apalagi di neraka ya?" katanya seraya mengipas-ipas tangannya ke wajahnya. "Apalagi pas liat Kak Farrel jalan sama pacarnya."

Gea mengedarkan pandangannya ke sekeliling penjuru rumah Aqilla. "Qil, keknya disini banyak setannya. Habisnya panas banget."

"Setannya lo."

"Aqilla Clarissa Sifabella, kamu ini berdosa sekali ya?"

"Apaan sih solimin."

"Solimin, solimin. Gue ini solehah."

"Solelah gundulmu! Sifat aja masih bar-bar, solehah dari mananya coba?"

"Astagfirullah, mulutnya pedas sekali. Apa yang kau katakan sungguh membuat hatiku terluka tau, Qil. Rasanya tercabik-cabik, tersayat-sayat, tertusuk-tusuk sampai ke hati, Qil." ujar Gea mendramatisir seraya menyentuh dadanya dengan terluka.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang