Mundur Alon-Alon

8.4K 514 39
                                    

Vote please, thanks.

Happy reading❤️

∆∆∆

Liat lo bahagia, gue juga ikutan seneng.

∆∆∆

Gea mengulurkan tangannya, menyondorkan air mineral yang sempat ia beli di kantin terdekat sebelum menemui cowok itu.

Cowok yang bernama Fikri itu menoleh lalu menerima air mineral tersebut. Ia melirik name tag Gea. "Makasih ya Gea?" ujarnya seraya memberikan senyum manisnya, memperlihatkan lesung di pipinya.

Gea menatap Fikri lekat. Cewek itu terpana untuk beberapa saat.

"Nih cowok manusia bukan sih? Astaga, jadi pengen gue karungin nih orang." batin Gea.

Cowok itu manis, baik hati, dan juga ramah. Sudah masuk dalam kategori pacar idamannya. Tinggal membuat cowok itu suka pada dirinya saja. Itu hal yang mudah bagi Gea.

Tangan Fikri membuka botol lalu meneguknya sampai habis hanya dalam beberapa kali tegukan.

"Sama-sama, Fikri." balas Gea tak kalah memberikan senyum.

Gea mengeluarkan ponselnya di balik saku, berniat meminta nomor ponsel Fikri untuk berkenalan lebih jauh.

"Fikri kamu ngapain?" tanya seorang cewek sebelum Gea melakukan aksinya.

"Gak ngapa-ngapain kok." balas cowok itu seraya mengulas senyumnya.

Cewek yang bernama Nina itu menganggukkan kepalanya. "Kita kesana yuk!" ujar Nina sembari menggeret lengan Fikri meninggalkan Gea.

Gea termenung. "Fikri udah punya pacar?! Kenapa cowok ganteng selalu udah punya pacar?!" batin Gea kesal.

Gea berjalan kembali ke tempat Aqilla. Cewek itu mengerucutkan bibirnya.

"Masih inget temen, Ge?" tanya Aqilla menyindir.

"Qil." lirih Gea tanpa menjawab pertanyaan Aqilla.

Aqilla mengernyit bingung dengan sikap Gea. Tadi cewek itu terlihat sangat sumringah. Tetapi sekarang malah terlihat kesal.

"Kenapa lo, Ge?" tanya Aqilla dengan raut bertanya-tanya.

"Gue tadi deketin cowok. Ternyata dia udah punya pacar."

Aqilla menggigit bibir bawahnya, menahan tawanya yang hampir meledak. Bahagia sekali ia saat melihat Gea menampilkan wajah seperti itu.

"Jahat banget lo, Qil!"

"Habisnya muka lo lucu, jadi pengen ketawa tau gak?" ujar Aqilla.

"Eh Ge, gue mau curhat."

"Gimana?"

"Tadi kan Putra mau nganterin gue ke sekolah, terus bokap gue sama Putra ketemu."

"Bokap lo udah balik?" tanya Gea memotong pembicaraan.

"Heem."

"Terus? Terus? Putra bonyok? Putra sekarat? Tulangnya Putra ada yang patah? Mukanya masih cakep gak?" tanya Gea beruntun.

"Cuma di bagian muka aja yang bonyok. Lainnya masih sehat, gak kenapa-kenapa."

"Yah, Om Wira gak seru. Masa cuma gitu doang sih? Minimal bikin Putra masuk rumah sakit." keluh Gea.

Gea berujar antusias saat membahas itu. Ia membayangkan bagaimana jika itu terjadi. Bukannya ia jahat, tetapi mengingat Putra telah memutuskan Aqilla seenaknya membuat dirinya dendam dengan cowok itu.

LOVE YOU MY ICE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang