Maaf membuatmu kecewa. Karena hingga pesta ulang tahun berakhir dan kereta kembali ke Stasiun Kota, aku belum bisa foto bareng dengan Nassar.
Jadi, jangankan bertemu BCL, Dian Sastro, atau Najwa Shihab, memasuki gerbong mereka saja aku nggak diizinkan. Gerbong 1-4 adalah gerbong VIP. Aku nggak bisa masuk ke sana berbekal password akinom. Penjagaannya dua kali lipat dan makanannya lebih mewah. Kuhabiskan sisa acara duduk di gerbong tujuh mendengarkan Yuni memberikan tausiah tentang anatomi tubuh pria kepada beberapa cewek di situ.
Pakai bahasa Inggris.
"... and so you touch it. Very soft. And you up and down like this. Qochok qochok. You touch touch here is down, is okay. So if the boys is, 'Ah! Ah! Ah!' The qonthol will be moon-chart."
Untung saja aku sudah mendengar kuliah ini dalam bahasa Indonesia, sewaktu kami makan nasi campur di kantin karyawan. Jadi aku tak perlu mendengar ulang. Lagi pula, kepalaku sedang dipenuhi oleh Raven dan apa yang dia katakan kepadaku di kompartemen gerbong kelima.
Kereta ini bergerak dari Stasiun Kota menuju Sukabumi dalam dua jam, lalu kembali lagi ke Stasiun Kota dengan tempo yang sama. Tamu ditawarkan pemandangan indah alam yang dilewati oleh kereta. Meski akhirnya sebagian besar hiburan justru terjadi di dalam gerbong ketika artis-artis top ini menyanyi atau mempersembahkan stand up comedy.
Selusin kue ulang tahun dibagikan rata ke setiap gerbong. Hidangan utama juga disajikan dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Aku dan Yuni merasa bersalah karena kami menghabiskan semua yang ada di atas piring, sementara cewek-cewek gerbong tujuh ini hanya makan dua sendok, lalu mereka bilang, "Sudah kenyang." Mereka lanjut lagi bergosip membiarkan hidangan utama itu bersisa banyak.
Raven terus-menerus berada di gerbong dua bersama VIP dan performer setelah kupijat selama sepuluh menit. Sebelum kereta mencapai Stasiun Kota, Raven masuk ke setiap gerbong untuk menyapa semua tamu dan memberikan terima kasih atas kehadiran mereka. Nadia membuntutinya di belakang, sehingga Raven pun nggak berani mengambil risiko bicara khusus kepadaku dalam kunjungan singkat itu.
Stasiun Kota kembali ditutup selama satu jam agar proses kepulangan tamu berlangsung lancar. Tempat itu masih dipenuhi wartawan, tetapi mereka langsung menyerbu artis-artis untuk diminta pendapat tentang kasus artis yang lain. Aku dan Yuni sempat menunggu selama sepuluh menit, barangkali ada wartawan lain yang mau mewawancarai kami. Namun mobil jemputan kami sudah keburu tiba, jadi kami terpaksa pulang.
"Maaf ya, saya udah dijemput. Nggak bisa interview. Maaf, ya!" sahut Yuni ke semua wartawan yang berpapasan dengan kami di pintu keluar.
Beberapa wartawan menoleh ke arah kami. Dengan segera kukatakan, "No comment! No comment!"
Aku tiba di apartemen pukul 10 malam setelah jemputanku mengantarkan Yuni ke rumahnya di Cideng. Kulepaskan gaun merah itu dan kugantung dengan rapi di pintu belakang kamar. Aku berbaring di atas tempat tidur, hanya mengenakan pakaian dalam saja karena kelelahan menjalani hari ini. Mungkin aku akan bangun pukul empat saja untuk menggoreng perkedel dan langsung mengirimnya ke rumah.
Bagaimana perasaanku kepada Raven?
Jujur saja, campur aduk.
Ada perasaan bahagia karena seorang Raven menyatakan cinta kepadaku, tetapi ada sedikit rasa curiga bahwa itu hanya akal-akalannya saja. Meski aku berfantasi yang bukan-bukan tentang Raven selama beberapa hari terakhir, ketika Raven betulan menyatakan cinta, akal sehatku tiba-tiba berkunjung.
Seistimewa apakah sih Monika sampai bisa dicintai Raven?
Aku cukup tersanjung mendengar semua alasannya. Dan semua alasan itu masuk akal. Hanya saja aku nggak menyangka orang seperti Raven akan mencintai perempuan hanya karena menjawab seikhlasnya ketika ditawarkan segalanya. Memangnya aku harus jawab apa lagi? Minta rumah, mobil, pesawat pribadi, umroh, atau jalan-jalan ke luar negeri? Kalau kamu benar-benar ada di posisiku, tinggal di rumah kontrakan satu kamar dan susah payah menyambung nyawa, aku nggak punya pengetahuan apa pun tentang hidup mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Man Who Controls Everything
RomanceMonika, nama palsu (please jangan kasih tahu nama aslinya siapa) menganggap dirinya gadis sial yang lahir di keluarga miskin. Sampai umur sembilan belas tahun, pencapaian terbaiknya adalah menjadi Employee of the Month sebuah depstor kenamaan di Jak...