(49) Breakable

9.8K 1.4K 317
                                    


Mirna lebih pendek dari bayanganku. Giginya juga besar-besar dan alisnya tebal, nyaris bersambung menjadi satu. Namun Mirna ramah sekali. Dia tersenyum dengan lebar ketika menyapaku. (Di situlah aku tahu giginya besar-besar.) Keramahannya meluap-luap, nyaris seperti Revalina, dan mungkin dia sudah nggak sabar untuk bicara bahasa Indonesia setelah sehari-hari berbicara bahasa Polandia.

Mirna mengenakan jaket army dengan tulisan Class of 2018 di bagian punggungnya. Ada bendera Indonesia terbalik di sana, dibordir cukup besar di bagian tengah, aku gatal sekali ingin bilang kepadanya bahwa bendera itu terbalik. Namun Mirna bicara terus, jadi aku lupa untuk mengingatkannya.

Dari segi penampilan, Mirna meruntuhkan kepercayaanku bahwa pemerkosaan terjadi karena aurat. Dia mengenakan kerudung dengan benar, kaus longgar, dan rok lebar panjang hingga mata kaki.

"Jadi kapan sih lulusnya?" tanya Boon sambil menyesap teh.

"Aku graduate sekitaran April atau Mei 2020, Boon. Mungkin pas puasa. Rencananya mau nerbangin keluarga ke Warsaw biar bisa lihat langsung ceremony-nya. Aku udah beliin tiket buat Ibu, dua adekku, sama sepupuku. Tinggal terbang aja mereka. Semoga lancar, nggak ada halangan Mei entar. Alhamdulillah ada sisa uang LPDP buat bikin visa sama beli tiket."

"Wow. Ngasih berapa sih LPDP? Banyak banget emangnya, ya?"

"Lumayan, lah. Lagian sebenernya akunya yang emang ngirit. PPI di sana oke banget. Terus kami punya satu orang Indonesia yang jadi basecamp nyaris semua mahasiswa Indo di Poland. Namanya Mbak Silvy. Buaiiik banget orangnya. Kalau lapar, terus datang ke sana, aku dimasakin makanan."

Aku memutar bola mata diam-diam karena nggak memahami percakapan mereka. Apa juga itu LPDP? Mengapa yang nyangkut di otakku adalah unit kepolisian seperti yang ada di film-film Hollywood? Kan, kalau polisinya menyerang preman, dia bakal menunjukkan lencana sambil berteriak, "Don't move! LPDP!"

Kami bertiga sekarang berada di sebuah restoran mungil yang tampak nyaman dekat Hagia Sofia. Ada sebuah jalan setapak lebar terbuat dari batu yang di kanan kirinya berjejer berbagai jenis toko. Nama jalannya Divan Yolu, dengan satu jalur trem berada di tengah-tengah jalan. Setiap toko nyaris memiliki kanopi yang menaungi bagian depan toko mereka. Meski toko mereka tampak sempit, tetapi turis ramai mengunjungi satu per satu toko yang ada. Bangunannya sekitar tiga atau empat lantai seperti ruko, tetapi lebih mirip Diagon Alley yang ada di film Harry Potter. Mulai dari toko karpet, kafe, kebab, pernak-pernik, hingga McDonalds ada di sana. Lokasi kami berada beberapa meter dari Stasiun Sultanahmet ke arah Çemberlitaş. (Boon yang menerangkannya kepadaku, tanpa kuminta.)

Meja yang kami tempati kecil. Sudah kecil, restoran ngotot menyajikan beberapa potong roti dan tiga mangkuk yoghurt hambar. Kami memilih ini karena mereka punya nasi. (Beberapa hari terakhir aku makan daging terus tanpa ditemani nasi. Mungkin ini salah satu faktor depresiku selain pemerkosaan.) Sayangnya, setelah nasi disajikan ... kurasa ini ketan, bukan nasi.

"So ... this is Monika," kata Boon sambil menunjukku dengan telapak tangannya. "The one I've been telling you about."

"Kamu beruntung banget, Mon," kata Mirna tulus. "Beruntung bisa ketemu Ifun dan langsung diselamatkan ke sini. Nggak semua orang bisa seberuntung itu."

Iya, aku tahu. Yuni sudah bilang kepadaku soal keberuntungan itu. Bahkan Yuni lebih canggih, karena dia pakai birth chart. Ada Jupiter dan bla bla bla, yang nggak aku pahami. Jadi statement Yuni lebih ... apa, ya ... ilmiah. Mirna harusnya bertemu ibunya Boon, misal pengin tahu orang paling beruntung sedunia.

"Boleh aku peluk?" tanya Mirna.

Aku kebingungan. Mengapa harus minta izin segala? Orang lain biasanya ujug-ujug meluk tanpa minta izin. Laki-laki bajingan malah langsung mencengkram tangan dan membuka celana, lalu ... ck! Sudahlah, Monika, jangan dipikirkan lagi. Jangan terus-terusan mengaitkan apa pun dengan perlakuan Jaka kepadamu!

Crazy Rich Man Who Controls EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang